(18). Nonton Film

46 5 0
                                    

Kinara masih diam biar Anggara seperti mengajaknya bercanda, Kinara masih merasa bersalah sampai saat ini. Makanya ia tak berani menatapnya dengan benar, apalagi ingin bicara bersamanya.


Akhirnya mereka sampai di bioskop yang ditunjuk Arga, Anggara menoleh pada Kinara sekilas. Ia hanya menghela napas kasar melihat Kinara tak menyentuh permen atau coklat yang ia suruh, biasanya mantannya itu akan senang dan menghabiskan semuanya.

Anggara tahu bahwa Kinara jadi seperti itu karena masa lalu mereka yang pahit.

Kinara ingin membuka pintu mobil, tampaknya ia kesusahan dan bingung cara membukanya. Ingin membukanya menggunakan kekasaran, takut mobil orang rusak dan malah jadi ganti rugi.

Anggara yang melihatnya, langsung keluar dari mobil. Lalu ia membuka pintu untuk Kinara, Kinara hanya bengong menatapnya lalu setelah sadar, baru ia mengalihkan pandangannya. Selain merasa bersalah, ia juga takut zina lagi.

"Maaf sudah menyusahkan bapak," ucap Kinara menunduk.

"It's okay," singkat Anggara.

Tanpa mereka sadari, mereka berjalan beriringan menuju tempat karyawan Anggara atau teman Kinara.

Arga, Yuna, Wiwit, Kinara dan Anggara mulai antri. Kinara menjadi gugup karena Anggara berada dibelakangnya mana hampir berdempetan lagi.

Tubuh Kinara mulai berkeringat, padahal ada AC di tempat itu. Sepertinya AC tidak berfungsi untuk Kinara.

"Wit.... bisa maju sedikit gak, sesak aku nih," bisik Kinara.

Wiwit menoleh. "Maaf Kinara, gak bisa. Kalau gue maju yang ada Kak Yuna jadi ke dorong dan tambah sesak lagi." Melirik di belakang Kinara. "Lagian tempat lu dibelakang luas kali lebar aja tu! Harusnya lu mundur ke belakang, jangan nyuruh maju yang susah sesak gini," omel Wiwit.

"E-enggak, a-aku gak mau," ucap Kinara takut.

"Hadeh.... elu ni ya! Tenang Pak Anggara itu orangnya baik, jadi dia gak bisa gigit. Memang dari wajah sangar tapi dia baik kok," bisik Wiwit.

"Tapi...."

"Ah.... gak ada tapi-tapian," potong Wiwit kembali menghadap depan dan pura-pura tak mendengar keluhan Kinara.

Kinara jadi murung, Wiwit tak mau mendengarnya. Tiba-tiba ada seseorang yang mendorong kuat pada tubuh Anggara dari belakang, sehingga tubuh Anggara hilang keseimbangan.

"Bruk!"

Tubuhnya jatuh memeluk Kinara, Kinara yang dipeluk sontak jadi patung sambil mata membulat sempurna.

Wiwit yang merasa seperti ada keributan dibelakangnya, ia menoleh dan menemukan Anggara sedang memeluk Kinara. Wiwit yang melihatnya jadi kaget dan syok.

Arga dan Yuna juga yang melihatnya tidak jauh beda dengan Wiwit. Ikut kaget juga.

Anggara yang sudah terciduk cepat-cepat bangkit dari pelukannya pada Kinara, setelah sudah menjauh. Kinara merasa rohnya seperti mau keluar saja.

Tak lama mereka berhasil mendapat tiket nonton bergenre horor, sebenarnya Kinara tidak suka menonton film horor. Takut kebawa mimpi dan pada akhirnya ia susah tidur akibat suka terbayang-bayang film ditontonnya.

Sebelum masuk untuk menonton, tak lupa mereka membeli popcorn dan minuman.

Wiwit, Yuna dan Arga sudah memesan, kini Anggara dan Kinara yang sedang memesan. Kinara merasa sedih dan berat melepas uang merah selembar.

Melihat Kinara kelamaan menatap duit gajiannya.

"Mas, mau pesan apa?" tanya penjual.

"Saya pesan popcorn nya dua dan minumannya juga dua," jawab Anggara.

I Love You Mantan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang