Chapter 11

25 4 1
                                    

‧₊˚𓅪𖤓☾⋆ °

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‧₊˚𓅪𖤓☾⋆ °

Waktu..

Waktu terus berputar layaknya roda yang terdorong air..

Semua kebisingan tentang masa lalu yang kelam.

Rasanya terhempas bersama angin yang menerpa rerumputan.

Hingga musim semi pun tiba..

Bunga-bunga kembali mekar dengan indahnya dan menghiasi suasana Hulunbuir.

ִֶָ 𓂃⊹ ִֶָ

"Yang ini.. bunga hibiscus.."
"Coba kau katakan.. hi - bis - cus.."

"I.. bi - cu.."

"Wah! Raisin bisa bicara..!"
"Raisin bisa bicara..!"

"Apa? Sungguh..?!"

"Wahaha..! Akhirnya dia tidak lagi mengatakan 'ba'.."

ִֶָ 𓂃⊹ ִֶָ

Dan seiring berjalannya waktu..

Kini bocah itu tumbuh dewasa.

Baju-baju yang dahulu sering ia kenakan itu mulai semakin mengecil.

Hentakan kakinya yang mungil kini telah berubah menjadi telapak yang siap mengarungi kehidupan.

Layaknya nama yang ia miliki..

Ia masih menyukai hutan.

Jiwanya seolah menyatu dengan hutan..

Bersama suara gesekan dedaunan yang tertiup angin dan kicauan burung.

Ia telah tumbuh..

Menjadi sosok yang mencintai alam.

Hingga suasana musim semi pun kembali menyelimuti Hulunbuir..

Kini ia tak lagi takut berjibaku dengan masyarakat.

Tak lagi khawatir akan tatapan yang membuatnya terintimidasi.

Seringkali ia mengunjungi perpustakaan.

Ia tak sepenuhnya berubah.

Masih cinta membaca seperti dulu..

Juga kali ini..
.

𝙵𝙾𝚁𝙴𝚂𝚃 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang