Chapter 24

3 3 0
                                    

₊ ⊹ ⸙ ⊹ ₊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

₊ ⊹ ⸙ ⊹ ₊

"Sekarang.. kita harus membuat rencana.."

Kini atmosfir membisu setengah mati, kala pemuda itu berucap sedemikian seriusnya untuk menghadapi takdir.

Perlu diketahui bahwa tak pernah seumur hidup Keliott bersikap seperti ini, dia sesungguhnya adalah tipe orang yang "apa nanti saja".

"Aku masih tak percaya.." lirihnya tiba-tiba membuat semua mata tertuju padanya.

"Apa kita benar-benar kehilangan anggota keluarga?"

Ditinggal mati oleh orangtua serta harus menerima kenyataan bahwa sang adik merupakan sosok mistis, jiwa manakah yang tak terpuruk menghadapi seluruh kepahitan tersebut?

"Saat itu umurku dua belas.. dan adikku masih berusia delapan tahun.." ditengah belenggu kepedihan gadis itu segera memecah suasana.

"Keluargaku berniat untuk mengunjungi dunia luar, dan berbaur dengan masyarakat.."

Diantara suaranya terdengar sebuah teriakan pilu yang murni berasal dari hati, ia pun tahu, ibunya tak pernah membelanya, namun tanpanya ia bukanlah apa-apa.

Sang adik yang tak sanggup mendengar semuanya kini berpaling sejenak, menutup kedua telinganya yang berdenging seketika.

"Kami berlayar.. dan terjadi badai.."

"Aku terjatuh ke lautan bersama ibuku.. ayahku mencoba menyelamatkan kami dengan mengikat kakinya ke tiang kapal.."

Sekali lagi ia menatap kerumunan di hadapannya, menarik napasnya yang begitu berat akibat beban yang merutuki hidupnya.

"Tapi hanya aku yang selamat.."

Seluruhnya terdiam, menelan dalam-dalam ucapan yang ingin mereka lontarkan.

Apapun jalan hidup mereka, kesimpulannya tetap sama.

Mereka kehilangan.

"Hidup mungkin berat.. kau boleh menggerutu, kau boleh menangis.." ucapnya sembari menahan emosional yang semakin menguasai.

"Tapi ingatlah bahwa dunia tidak akan pernah mengasihani mu.. dunia akan tetap berjalan walau tanpamu.."

Forest yang sedari tadi tak bisa berkata-kata kini melirik kesana-kemari, mulai dari Irriega dan adiknya, lalu pada saudara-saudaranya.

Mengapa setiap jalan yang mereka tempuh bersama, kepedihan seakan membelenggu tak ingin lepas.

Bahkan sekarang, ketika ia pikir semuanya akan berjalan lancar, justru semakin membuat mereka terkurung dalam sangkar tak terlihat ini.

"Jadi.. pertama kita harus mencari buku ketiga?" Setelah menarik napas dalam-dalam, Keliott kembali membuka percakapan.

"Ya.. tapi sayangnya buku itu tersembunyi di antah berantah.." tidak bukan Irriega, tetapi Kye yang menyahutnya.

𝙵𝙾𝚁𝙴𝚂𝚃 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang