Chapter 8

43 6 2
                                    

⸙͎。˚⋆ 𓋼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⸙͎。˚⋆ 𓋼

Matahari telah menampakkan dirinya dari ufuk timur, burung-burung pun kini kembali terdengar bangkit dari tidurnya.

Begitupun Forest, ia membuka matanya yang sembab itu, termenung di sana seraya menatap sekelilingnya.

"Apa itu hanya mimpi..?" Gumamnya dengan tatapan yang tertuju ke arah jendela, dimana ia bisa melihat seekor burung kenari yang bertengger di sana.

"Nghh.. mataku sakit.." kini ia pun terbangun dari posisinya.

Burung kenari yang sedari tadi bertengger di jendela, kini mulai terbang kearahnya tanpa rasa takut.

"Apa aku lupa menutup jendela lagi..?" Gumamnya seraya menatap burung kecil tersebut.

Perlahan ia pun mengulurkan tangannya membiarkan burung itu bertengger di jarinya, namun tiba-tiba tanaman mulai melilit kaki kenari itu kala mereka bersentuhan.

Jika saja Forest terlambat menarik tangannya, mungkin saja tubuh burung tersebut akan dililit habis.

Belum sempat Forest mencoba untuk melepas tanaman yang melilit kakinya, burung kenari tersebut langsung terbang terburu-buru meninggalkan tempat itu.

"Huh.. apa burung itu akan baik-baik saja..?" Ucapnya seraya menampakkan diri di jendela.

"Semoga saja tidak membahayakan.."

Ia pun menghela napasnya, kembali melirik ke arah pintu kamar yang masih tertutup.

Jika ia keluar dari sana, apa yang akan terjadi? Apakah kejadian itu hanya mimpi?

Kini hanya ada dua pilihan, keluar dan melihat apa yang terjadi, atau tetap di sini mencari aman.

"Jika aku tetap di sini.. aku pasti akan merasa penasaran.." pikirnya.

"Baiklah.. ku coba keluar.."

Perlahan ia mulai membuka pintu putih tersebut, mengendap-endap agar tidak ada yang mendengarnya.

Tepat ketika dirinya menuruni anak tangga, terdengar suara-suara tawa dari arah ruang keluarga.

Forest terlalu fokus mendengarkan dan tak menghiraukan tangga yang ia pijak, hingga kini kakinya pun malah mendarat ke dua anak tangga selanjutnya.

Hal itu tentunya membuat tubuh mungil itu oleng dan hampir membentur tangga, tetapi kali ini Dewi keberuntungan tengah berpihak padanya.

𝐅𝐎𝐑𝐄𝐒𝐓 ▍"𝘵𝘩𝘦 𝘳𝘢𝘣𝘣𝘪𝘵 𝘢𝘧𝘧𝘳𝘪𝘨𝘩𝘵"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang