Chapter 10

34 4 0
                                    

⋆⭒˚。⋆⚝⊹₊ ⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

⋆⭒˚。⋆⚝⊹₊ ⋆

"Kenapa? Apa yang kau takutkan.." tanya Forest kala Raisin memeluknya erat dengan raut yang hampir menangis.

Ia mencoba menyapu pandangan ke seluruh penjuru untuk mengetahui apakah yang ditakutkan oleh sosok mungil ini, dan akhirnya tatapannya tertuju pada seorang gadis kecil.

Anastasia.

Gadis itu terus saja menatap tajam kearahnya, namun ia tak tahu apakah mata biru tersebut tengah tertuju padanya atau Raisin.

"Ah, apa dia masih tidak terima dengan kehadiran Raisin?" Pikirnya seraya menjauh dari tempat itu.

"Forest, sini ku gendong dia.." tawar sang ibu yang langsung dituruti oleh Forest.

Entah mengapa kali ini Raisin tak merengek ataupun memberontak, ia hanya diam saja ketika berada di genggaman Anne.

Mereka memutuskan berhenti sejenak untuk beristirahat di tempat tersebut, sebenarnya mereka hampir sampai namun Katara merengek minta untuk berhenti disana.

Selain untuk beristirahat alasan mereka menyetujui permintaan gadis itu adalah karena suasananya yang menenangkan.

Hamparan Padang rumput yang begitu luas, pasukan kuda berlarian kesana-kemari dengan bebasnya, bahkan hewan ternak seperti domba pun hanya dibiarkan berkeliaran di Padang rumput tersebut.

Ia pernah mendengar bahwa negara yang sekiranya akan ia tinggali ini memiliki hamparan kosong yang luas, bahkan hampir semua orang di sana memiliki lahan luas milik mereka sendiri.

"Ibu, ini baru mulai musim gugur tapi kenapa begitu dingin?" Tanyanya pada Anne seraya duduk bersamanya di sebuah kursi kayu.

"Kau baru tahu? Negara ini memang dingin.." sahut sang ibu yang baru saja menenggak sebotol jus.

"Saking dinginnya tempat ini, di puncak musim dingin nanti akan ada badai besar.."

"Hah? Sungguh?!"
Kini ia pun mulai membayangkan betapa dinginnya malam itu, udara musim dingin Pertama saja sudah membuatnya meminta ampun sekarang apalagi.

"Aaa..! Ba! Ba! Ba!" Akhirnya bayi tersebut mulai mengoceh kembali.

"Nah.. dia memangilmu baba lagi.." cerca Anne seraya bersandar pada kursi kayu itu.

"Hehehe.. kurasa dia memang hanya bisa mengatakan 'Ba' " Forest pun kini hanya bisa terkekeh karena kelakuan Raisin.

"Ba.." ucapnya mencoba untuk menggoda sosok mungil itu.

"Ba..!" Sahut Raisin dengan lugunya.

"Haha.. ba.." kali ini Anne ikut menggodanya.

"Ba..!"

Mereka berdua akhirnya hanya bisa tertawa geli melihat kelakuan bayi tersebut, ya.. Raisin tak pernah gagal untuk urusan tingkat kelucuan.

"Oh, apa akhirnya dia mau lepas dari Forest..?"
Terlihat Hugo mendatangi mereka bersama Katara.

𝙵𝙾𝚁𝙴𝚂𝚃 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang