Chapter 16

14 3 0
                                    

。𖦹 ° 𔓘 ⋆。

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

。𖦹 ° 𔓘 ⋆。

Suasana di dalam ruangan tersebut semakin tak karuan seiring berjalannya waktu, lama mereka mencari anggota keluarganya yang menghilang itu dan sampai sekarang keberadaannya masih nihil.

Hingga kini mereka mulai semakin kehilangan harapan, namun mereka tak menyerah, mereka akan tetap mencari Forest apapun caranya.

"Kemana lagi kita harus mencarinya sekarang?!" Gerutu Anne seraya meraupi wajahnya berkali-kali dengan kasar.

Sudah cukup dirinya tak bisa merasa tenang setelah kehilangan putranya itu.

"Seharusnya dia tidak dibiarkan berkeliaran sendiri.. kau tahu dia kan memiliki trauma.." tukas Hugo yang langsung membuat amarah Anne membara seketika.

"Oh, jadi maksudnya kau menyalahkan ku?!" Seru wanita itu sembari bangkit dari posisinya dan menarik kerah baju suaminya itu.

"Ti.. tidak.."

"Hei..!" Sergah Katara yang semakin tak sabar dengan sikap keduanya.

"Bisakah kalian diam?!" Sekarang ini kesopanan tak ada lagi artinya bagi gadis itu, dirinya muak.

"Ya! Ada anak kecil disini..!" Sambung Anastasia yang sama-sama tak sabar.

"Sstt.. sudah, jangan menambah masalah.." relai Keliott agar pertengkaran tidak bertambah serius.

Dengan wajah kesalnya Katara kembali sibuk menulis tugas di bukunya bersama sang adik, sementara itu Keliott masih termenung sampai akhirnya ia pun bergabung bersama kedua saudarinya.

Kembali Anne menatap sosok mungil yang termenung di sebuah sofa seraya memeluk kedua lututnya, menatap bocah itu dengan intens hingga Hugo menyadarkannya dari lamunannya.

"Jangan melamun, nanti kau kerasukan aku tidak bisa menolong.." tutur pria itu karena memang walau dirinya lebih kuat daripada sang istri, ia tak akan mampu menyakiti wanita itu.

"Raisin.." bisiknya yang masih bisa didengar oleh Hugo.

"Akhir-akhir ini dia agak sedikit berbeda.." wanita itu mulai menoleh ke arah suaminya yang masih kebingungan.

"Ah, dia pasti hanya khawatir dengan Forest.." balas Hugo mencoba untuk berpikir positif.

"Tidak, maksudku.. akhir-akhir ini, sikapnya berubah.." sela Anne terburu-buru.

"Apakah kau berpikir.. bahwa Raisin sebenarnya bukanlah anak kecil?" Ungkap Anne membuat Hugo langsung menoleh ke arahnya.

"Sikapnya jadi lebih dewasa.. dan sikap dewasanya itu sedikit tidak wajar.."

𝙵𝙾𝚁𝙴𝚂𝚃 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang