📅 01 Agustus 2023
Grüner Baum Residence 78Setelah membersihkan dan mengganti pakaian Leo, aku memutuskan untuk mengecek John dan Gwen di halaman belakang. Lagipula sedari tadi Leo merengek ingin bertemu John.
Langkah kakiku terhenti saat menatap pemandangan di pojok kiri halaman belakang. John sedang mengusap dengan telaten punggung Gwen yang sedang kontraksi.
"Menyebalkan!", gerutuku sambil melanjutkan langkah kaki mendekati keduanya.
"Ehem..", aku sengaja bersuara karena mereka berdua sama sekali tidak menyadari kehadiranku. Seolah benar-benar fokus satu sama lain.
"Leo mencarimu.", ucapku ketus lalu menyerahkan Leo ke dalam gendongan John. Leo berhenti merengek.
Kulihat Gwen juga beranjak dari tempat duduk dengan wajah yang masih kesakitan. Tadinya aku ingin membantunya, tapi rasa kesalku masih ada. Justru John yang membantunya, kini dia memapah Gwen sambil tetap menggendong Leo.
"Sayang, biar kutemani kakak di kamar dulu ya. Leo biar sama aku dulu. Acaranya masih satu jam lagi kan? Kalau butuh sesuatu panggil saja aku.", ucap John sambil menoleh ke arahku.
Aku terlalu kesal untuk menjawab. Hanya anggukan kepala dengan wajah cemberut. Aku yakin John menyadarinya. Tapi, dia memilih terus berjalan karena memang hanya John satu-satunya lelaki dewasa di rumah ini.
Aku mulai menata kotak es cream yang baru saja diantar oleh penyedia. Tidak butuh waktu lama. Saat ini sudah tinggal 10 menit menuju jam 4 dan beberapa teman Leo dan rekan kerja John juga sudah berdatangan.
Beberapa diantaranya membawa bingkisan dan menanyakan keberadaan Leo. Akhirnya, aku pergi ke kamar dimana tadi Luisa tidur dan John mengantarkan Gwen.
Pemandangan lebih luar biasa kali ini. John sedang memilin puting payudara Gwen dan membiarkan Leo di dalam ranjang bayinya. Aku tahu mereka kakak adik kandung, tapi apa perlu John melakukan hal sejauh ini.
"Bear?"
"Sayang?"
"Senna?"Kami bertiga saling memanggil. Gwen langsung segera menarik turun gaun yang dikenakan dan John langsung beranjak dari ranjang. Sesaat kemudian suara tangisan Leo terdengar, dia terbangun mungkin karena ucapan kami bertiga yang cukup keras.
Aku segera menghampiri Leo dan menggendongnya. John masih membantu Gwen untuk duduk dan memapahnya berdiri. Tanganku mengusap usap punggung Leo yang masih menangis.
"Maaf Senna, aku hanya meminta John membantuku menstimulus kontraksiku, karena sudah cukup lama kontraksinya menghilang. Sementara tadi ketubanku sudah pecah.",ucap Gwen dengan wajah tidak nyamannya. Aku tahu dia juga pasti tidak menyangka aku akan datang ke kamar ini.
"Sebaiknya kau antar kakak ke rumah sakit saja. Aku akan bersiap untuk acara Leo.", nada bicaraku cukup datar sebelum akhirnya aku meninggalkan mereka bertiga di kamar.
Aku membawa Leo ke area kebun yang kami jadikan tempat melaksanakan pesta ulang tahunnya. Kulihat John mengikutiku dari belakang dan mulai menyapa tamu yang datang.
Sebenarnya aku ingin bertanya mengapa dia tidak memilih mengantarkan kakaknya saja ke rumah sakit, tapi aku masih terlalu kesal padanya. Bagaimana bisa dia melakukan hal yang mengarah pada hubungan seksual dengan kakaknya sendiri di rumah kami.
"Aku akan mengecek kakak sebentar. Maaf ya kutinggal dahulu, sayang.", ucap John saat acara inti pesta ulang tahun ini sudah terlaksana.
Leo sudah memotong kue dan mengabadikan momen, hanya tinggal sesi menikmati sajian saja. Padahal John menemaniku selama acara berlangsung, tapi aku rasa fokusnya tidak padaku dan Leo. Dia terus menatap ponselnya. Siapa lagi yang dia hubungi kalau bukan Gwen, kakak kesayangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Hamil (Baby L)
Roman d'amourWARNING 🔞⚠️ Follow dan Vote sebelum membaca. Beberapa bab dengan rate dewasa akan diprivate setelah bab 13. Selamat membaca Aku Hamil (Baby L). [DILARANG COPAS] [NO PLAGIARISM] Senna baru saja putus dari Liam, lalu bertemu John saat pesta tahun...