Kasyaf pov (4)

26 5 0
                                    




Mendengar itu Tun Hassan memperlahankan langkahnya. Dia ingat hanya Kasyaf dan pendampingnya yang datang, hanya dia yang terlihat. Mana perginya wakil keluarga Melur?

Kemudian terdengar suara yang menyeru Tun Hassan.

"Ah, saya minta diri sekejap Tuan. Hendak menyambut kedatangan utusan Melur pula, saya ingatkan hanya anda yang datang kemari." Ujarnya kemudian pergi menyambut kedatangan keluarga Melur.

Kasyaf hanya angguk kemudian meneruskan langkahnya.

"Selamat datang di kerajaan timur Tuan." Ujar salah seorang wanita berkebaya hijau yang kini telah pun berada di hadapannya. Membuat langkahnya terhenti seketika.

Kasyaf mengganguk, dia menatap wanita itu. Benar kata Ariz, wanita ini memiliki paras rupa yang cantik menawan, merah bibirnya bagai warna mawar.

"Ah! Enough ride or die!" Ujar wanita itu pada dirinya sendiri, tapi boleh di dengar oleh telinga tajam Kasyaf.

Kasyaf sedikit terkejut mendengarnya bukan sebab arti dari ucapan dia, melainkan bahasa yang dia guna! Jarang dia temui gadis pandai bertutur bahasa asing dari negara kekasairan luar.

"Sudikah Tuanku pergi majelis Pesta rakyat bersama dengan saya?" Hampir terlopong mulut Kasyaf mendengarnya, dia seakan tak percaya dengan yang baru sahaja dia dengar. Wanita ini begitu berani dan tak tahu malu mengajak pria yang tak di kenal pergi bersama.

Dia perhati wajah wanita itu, riaknya menunjuk kan kesungguhan. Kasyaf pula rasa tertantang dengan sorot mata dari gadis itu. Selalunya bila ada wanita yang berhadapan dengannya, mereka akan tersipu ketika Kasyaf balas melihatnya. Tapi wanita di hadapannya ini tak dapat dia teka, riaknya menunjuk kan seolah tak tertarik dengan Kasyaf.

"Baik!" ujar Kasyaf menerima ajakan itu, dia ingin tahu apa yang sebenarnya sedang di rancang wanita ini.

Dilihatnya wanita itu tersenyum. "Baiklah, kalau macam itu sampai jumpa nanti Tuan." Itu sahaja yang di ucapnya kemudian berlalu pergi, meninggalkan rasa tak puas hati dalam diri Kasyaf. Apa wanita itu akan pergi sahaja tanpa tahu nama kepada lelaki yang hendak di ajaknya?

Lagi-lagi Kasyaf merasa tertantang dengan tingkah wanita yang tidak sopan ini, dia kemudian menarik tangan gadis itu, membuatnya berbalik menghadapnya.

"Kasyaf jauhar!" Alih-alih menanyakan nama wanita itu, Kasyaf memberitahu sendiri namanya tanpa di tanya.

"Ah, maaf kan saya. Saya lupa memperkenalkan diri... nama saya Arum Mestika."

Kasyaf rasa namanya terdengar lebih indah saat di sebut sendiri oleh tuan punya badan dari pada terdengar dari orang lain.

"It's all right Cik puan, see you when I see you."

Mata Kasyaf tajam memerhati Arum yang sedang melangkah pergi dari hadapannya. Dirinya rasa terusik dengan gadis rupawan itu.

"Cari tahu hal mengenai Cik Arum mestika." Ujarnya pada Ariz.

"Baik Tuan." Jawab Ariz, bertambahlah kerjanya malam ini.

Kemudian utusan kerajaan barat itu menaiki kereta yang telah di siapkan Baginda Sultan, kemudian pergi menuju Istana, di sana telah ada bilik yang di siapkan khas untuk mereka semasa berada di kerajaan timur.

LOVE AND REVENGEWhere stories live. Discover now