Kasyaf pov (2)

27 4 0
                                    




"Tuan, anda mendapat titah dari Yang Mulia Raja. Baginda mahu bertemu Tuanku sekarang juga." Ujar Ariz, dia menghadap Kasyaf selepas kepergian nenda Dahlia.

        
Ariz, orang kepercayaan sekaligus orang kanan keluarga Adiwira yang telah di lantik secara turun temurun, semua keturunan terdahulunya juga bekerja sebagai orang kanan keluarga Adiwira, dan kesemuanya setia dan boleh di percaya.

Dia memiliki nasib yang sama dengan Kasyaf, orang tua mereka mati saat mereka masih remaja. Meskipun begitu Ariz dapat menjalankan tugas dan kerjanya dengan sempurna, dia tak pernah mengecewakan tuannya.

"Baiklah, mari kita temui Yang Mulia Raja."  Ujar Kasyaf dengan tatapan tajam yang di hadapkan pada gambar lukisan arwah ayahnya yang tergantung pada dinding bilik kerjanya. Senyumnya sinis, seperti ada makna tersembunyi.

Keduanya kemudian pergi menghadap baginda Raja dengan menaiki kereta lambang helang Adiwira.

*******

"Hormat patik Kasyaf jauhar kepala keluarga Adiwira datang menghadap Baginda Raja." Ujar Kasyaf sambil membungkuk di hadapan singgasana Raja Dzamar Hariri.

Kerajaan barat di perintah oleh Raja Dzamar Hariri yang baru naik takhta dua tahun lepas, dan saat ini berumur tiga puluh delapan tahun. Baginda Raja ialah seorang yang berambisi dan gila kuasa, menurut khabar angin yang selama ini tersebar antara rakyat jelata bahwa dia sendiri yang membunuh ayahandanya. Namun khabar itu tak pernah di tanggapi belah istana, kononnya itu hanyalah skandal murahan yang di buat oleh orang yang dengki.

Baginda Raja mempunyai seorang saudara lelaki Dzakka Hariri yang berusia tiga puluh empat tahun. Rakyat lebih mencintai Dzakka Hariri, sebab dia lebih peduli dengan rakyat jelata, rakyat percaya bahwa kerajaan barat akan sejahtera berada di bawah pemerintahan Dzakka. Tapi takdir tak memihak padanya, Dzakka Hariri ialah anak kedua, dia berada dalam posisi ketiga penerus takhta selepas Putera Mahkota, yaitu anak kepada Raja Dzamar Hariri yang saat ini berumur dua belas tahun, kononnya Putera Mahkota akan segera di tunangkan kemudian dikawinkan pada umur tujuh belas tahun, dan bila ia mendapat keturunan dari hasil perkawinannya itu, maka akan menempatan kan Dzakka sebagai penerus takhta pada posisi ke empat.

"Kerajaan timur akan mengadakan majelis pesta rakyat sempena hari jadi Sultan Iskandar. Pergilah sebagai utusan dari kerajaan barat, cermati selok belok setiap pertahanannya kelak kau akan bawa takhta kerajaan timur di bawah kaki beta!" ujar Yang Mulia Raja.

  "Baik! Saya bersedia Yang Mulia."

Ucapan Yang Mulia tadi tidak terdengar sebagai gurauan, melainkan suatu perintah. Dia semamangnya telah lama mengingin kan takhta kerajaan timur untuk memperluas lagi wilayah pemerintahannya. Meski kekuatan kerajaan timur tak sebanding dengan kerajaan barat, tapi wilayahnya sangat luas, hampir sama besarnya dengan kerajaan barat.

"Kalau tak ada apa-apa lagi, patik minta diri."

"Pergilah!" titah baginda Raja sambil mengangkat tangannya. Dia yakin Kasyaf akan memenangkan perang perebutan wilayah timur, dia ialah keturunan Adiwira, hal itu bukan sukar untuknya.

Namun sepertinya Baginda Raja terlihat seakan sedang mengatur agenda rahasia, dan itu dapat di rasakan oleh Kasyaf.

LOVE AND REVENGEWhere stories live. Discover now