Part 19: The Other

76.9K 6K 319
                                    

Alif menatap sup sayuran yang akan mendidih dalam beberapa menit, seperti biasa ia bangun terlebih dahulu dari Sakti dan menyiapkan sarapan untuk mereka sebelum ia mandi dan menunaikan sholat subuh bersama suaminya.

Alif memikirkan semua yang terjadi kemarin, semua kejadian yang membuat hatinya masih terasa sakit hingga detik ini. Semua peristiwa yang terjadi dalam hidupnya dalam beberapa bulan terakhir benar-benar mengubah semuanya. Dari perkenalan konyolnya dengan Sakti, berpulangnya Ayahanda tercinta, pernikahan terpaksa mereka, dan kejadian kemarin.. Alif berfikir sebetulnya memang ia tidak mengenal Sakti sama sekali, kemarin ia begitu naif berpendapat bahwa suaminya adalah laki-laki yang terbaik untuknya karena Ayahnya mengatakan hal itu.. tidak memungkiri sebelum kejadian kemarin, tingkah dan tutur bahasa suaminya memang menunjukkan demikian, bahwa laki-laki itu adalah orang yang baik.

Tetapi apa yang dilakukan Sakti dengan mantan istrinya mengikis sedikit rasa percaya Alif pada suaminya dan ia mulai meragukan semuanya..

***

"Sakti, jaga Alif baik-baik ya..." Ibu Sakti menatap putranya tajam, wanita itu seperti mencium sesuatu yang tidak beres antara Sakti dan Alif. Naluri keibuannya merasakan bahwa hubungan antara Sakti dan Alif sedang mendingin, tidak sehangat sebelum pesta resepsi mereka.

Apakah karena kehadiran Deidre kemarin?

"Iya Ma.. wah, Alif sudah menjadi menantu kesayangan Mama. Pasti karena tumis bunga pepaya andalannya.." Sakti terkekeh dan ia mengacak lembut puncak kepala Alif yang berada di sampingnya. Alif yang sedang melamun menatap gelas kopinya hanya tersenyum canggung pada Sakti dan ia kembali menunduk.

Wanita tua itu menyipit menatap tajam Sakti. Ia tahu bahwa putranya bukanlah tipikal playboy yang suka menebar pesona ke semua wanita, Sakti termasuk orang yang teguh memegang janjinya seperti almarhum suaminya, tetapi ia tahu bahwa Sakti adalah tipikal lelaki yang melankolis.. yang mudah terbawa perasaan dan terlalu baik dengan siapa saja yang ia kenal.

Dari kejauhan, Andrea dan Douglas yang telah berhasil menangkap anak-anaknya yang bermain kejar-kejaran di pelataran beranda segera menuju ke kafe tempat mereka duduk menunggu pengumuman boarding pass.

Begitu Andrea telah sampai di kafe, wanita itu segera mencolek Sakti dan meminta adik laki-lakinya menyingkir bersamanya ke sudut ruangan. Dengan pasrah Sakti merelakan dirinya diseret oleh Andrea.

"Sakti, sepertinya kemarin ada sesuatu ya yang terjadi pada Alif?" Andrea berbisik, nada suaranya sedikit tajam menuduh adik laki-lakinya.

Sakti meringis, apakah sejelas itu kondisi hubungan mereka di mata orang lain?

"Iya.. aku tidak ingin menceritakan secara detil, tapi ini karena Deidre." Sakti menjawab pertanyaan Andrea, laki-laki itu mencari aman daripada ia diteriaki dengan sadis oleh kakaknya.

"Ck, aku sudah mengiranya." Andrea bersedekap dan mengelus dagunya. Lalu wanita itu berbisik kembali.

"Sakti, sudah resiko kalau kamu menikahi anak kecil seperti Alif kau akan menghadapi sejuta kelakuan ajaibnya dan sikap ngambek ala ABG yang bisa datang tanpa kamu duga sama sekali penyebab masalahnya. Satu pesanku ya adikku sayang.. sabar-sabar menghadapi istrimu. Perlakukan dia layaknya teman, jangan mendikte.. anak seumur Alif paling nggak suka didikte"

Sakti mengangguk, menatap penuh terima kasih atas nasihat kakaknya.

Tumben, lagi bener nih otaknya..

Andrea nyengir lalu menambahkan kembali."Lalu satu lagi, buat Alif cepat-cepat hamil. Biasanya apabila hamil naluri keibuan dan kedewasaan seorang perempuan akan tumbuh dengan cepat. Dan biar cepat hamil, jangan tiap hari melakukannya ya Sakti.. diendapin dulu biar subur. Pake gaya misionaris dan kalo udah jangan keburu diangkat."

My Young BrideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang