Tak lama setelah Sakti menghubungi Alif, ponselnya kembali berdering. Untungnya tadi selang infusnya telah dicabut dan Dokter yang menanganinya mengatakan kalau ia bisa pulang esok hari.
Sakti mengambil ponselnya dan melihat di layar bahwa yang menelpon adalah Ibunya. Sakti merasa sedikit sungkan, ia tahu pasti Ibunya sudah mendapat kabar dari Deidre mengenai calon istrinya.
"Assalamualaikum, halo Ma." Sakti mengucapkan salam dengan hangat, walau ia sedikit merasa enggan tetapi ia tetap merindukan bayinya.
"Waalaikum salam. Sakti, Mama dengar kamu dirawat ya. Tipes lagi?" Ibunya seketika menodongkan pertanyaan tanpa basa-basi.
"Iya Ma.. biasa." Sakti menjawab malas-malasan, ia sudah menyiapkan diri menghadapi bombardir omelan dari Ibunya.
"Biasa-biasa.. tipes tuh ga bisa dianggap biasa Sakti. Banyak orang yang 'lewat' karena meremehkan penyakit itu. Omong-omong siapa yang merawat kamu di rumah sakit?" Ibunya kembali merepet mendengar nada suaranya yang tak acuh.
Bener kan.. pasti ngomel plus kepo..
"Ada Ma.. tenang aja. Nanti Sakti kenalkan ke Mama kalau Mama udah balik ke Indo, calon istri yang pasti Mama suka." Sakti berpikir sekalian saja ia membuka semuanya, daripada ia dikorek-korek dengan bawel.
"Tuh, bener kata Deidre. Kamu sudah punya calon istri, tapi kok bisa-bisanya selama ini gak ngenalin ke Mama pas kalian masih pacaran." Ibunya terdengar bersungut-sungut di seberang sana.
Sakti terkekeh mendengar Ibunya kembali memprotes tindakannya.
"Ma, masih suka dengerin omongan Deidre ya? Lebih baik mama gak usah denger dia ngomong apa. Sakti yakin dia menjelek-jelekkan Alif pada mama."
"Iya sih.. katanya calon istrimu kampungan. Tapi Mama gak percaya dia seratus persen, wong dia yang ninggalin kamu karena gak mau miskin jadi istri pegawai negeri."
Sakti tertawa geli mendengar Ibunya baru menyadari kesalahannya. Sesunggguhnya Sakti dan Deidre dijodohkan oleh keluarga mereka karena mereka sama-sama dari golongan terpandang dan kaum high-class. Ketika Sakti memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai seorang CEO di sebuah bank asing internasional dan ia beralih ingin mengabdi pada negara dengan mengikuti open biding jabatan eselon tiga di suatu kementerian, Deidre menentang habis-habisan keinginannya itu. setelah ia diterima menjadi salah satu pejabat eselon tiga, Sakti mencoba memperbaiki pernikahannya yang goyah dengan menuruti semua kemauan mewah Deidre. Tetapi apapun yang dilakukan Sakti tetap tak berarti bagi wanita sosialita itu, karena pekerjaan sebagai PNS dipandang sebelah mata dan hina di mata Deidre.
***
Mata Pak Bas mengamati gerak-gerik Alif yang sibuk memasak dan menyiapkan makan pagi untuk mereka berdua. Pak Bas baru menyadari bahwa putrinya yang berumur delapan belas tahun sudah beranjak menjadi gadis dewasa karena dapat membuat seseorang seperti Sakti jatuh cinta sedemikian rupa pada dirinya.
"Sudah selesai masaknya Lif?"
"Udah nih ..Abah udah laper ya?" Alif menuangkan tumis kangkung ke piring dan ikan bumbu kuning ke piring-piring, lalu menyajikannya ke meja makan.
"Yuk makan Bah.." gadis itu menyendok nasi dari dalam rice cooker dan mempersilahkan Ayahnya untuk makan terlebih dahulu.
"Makannya ditunda dulu. Abah ingin bicara dengan kamu Lif." Pak Bas menggeser piring berisi nasi ke samping. Mata laki-laki tua menatap putrinya dengan tajam.
"Serius banget sih Bah.. mo ngomongin apa?" Alif tertawa gugup, gadis itu mempunyai firasat jelek tentang topik yang akan dibicarakan Ayahnya
Alamat nggak enak nih..

KAMU SEDANG MEMBACA
My Young Bride
Romancekau tidak dapat mengatur hati untuk jatuh pada siapa.. PS. Semua part akan sy upload kembali secara bertahap... Happy reading!