— بسم الله الرحمن الرحيم —
Nabi SAW bersabda, "Sungguh manusia yang paling pertama bersamaku di Hari Kiamat adalah yang paling banyak bershalawat atasku."
— اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ
“Janganlah berkecil hati Dengan kekuranganmu, dan janganlah pula kamu sombong dengan kelebihan mu, karena semua itu milik Allah.”
— Habib Umar bin hafidz
🌿🌿🌿
Di dalam sebuah ruangan. Terlihat seorang pemuda yang sedang duduk sambil membaca buku yang berada di tangannya, pemuda itu adalah Gus Alzhar. Dirinya berada di ruang khusus untuk guru. Di temani oleh salah satu temannya.
Gus Alzhar menghela nafas nya lalu menutup bukunya tidak lupa untuk melipat sedikit bukunya, agar nanti tidak bingung ketika ia akan membacanya lagi.
"Saya mau nikah," celetuk Gus Alzhar setelah meletakkan bukunya di atas meja.
Uhuk
Uhuk
Gus Husein yang kebetulan berada di sana untuk menemani Gus Alzhar pun, tersedak karena ucapan gus nya itu. Dirinya berjalan ke arah Gus Alzhar untuk meminta penjelasan.
"Astaghfirullah Gus! Saya tau kalo kita ini memang udah lama jomblo, nggak pernah pacaran. Tapi saya mohon Gus jangan halu, nggak boleh Gus nggak baik! Dosa gus dosa. Zina pikiran, astaghfirullah Gus! Yok bisa yok Asyhadu," ucap Gue Husein dengan nada dramatis nya yang membuat Gus Alzhar menatapnya tajam.
"Jangan soudzon, saya benaran mau nikah,"
"Gus ya Allah, yang benar? Sama siapa? Sama ning pesantren mana? Sholehah nggak? Sama anak kiyai yang mana? Pesantren mana? Cantik nggak? Eh yang penting mah Sholehah, masalah cantik itu mah bonus urusan belakangan," ucap Gus Husein dengan beruntun yang membuat Gus Alzhar memutar bola matanya malas.
Memang selama ini banyak kiyai yang melamar dirinya untuk anaknya, tetapi entah mengapa dirinya selalu menolak. Hatinya enggan untuk itu. Kecuali, untuk gadis mungil itu yang membuat hatinya berdebar hanya karena melihatnya.
'astaghfirullah,' batin Gus Alzhar ketika mengingat itu, ia sadar bahwa itu adalah dosa.
"Dia wanita biasa, wanita mungil yang kehilangan arah hidup. Dia bukan anak kiyai ataupun ning dari pesantren lain. Urusan dia Sholehah atau nggak nya itu biar jadi urusan saya, karena saya masih mampu untuk membimbing nya kembali kepada jalan Allah. Perempuan yang tidak paham agama masih bisa dibimbing dan diajarkan agama. Tetapi jika lelaki tidak paham agama maka rusaklah kurikulum rumah tangga, karena sama saja salah memilih pemimpin, salah memilih nahkoda menuju surga,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Untaian Tasbih [Terbit]
Short Story"Maaf, telah menyentuh mu tanpa izin, sesuai dengan janji yang pernah saya ucapkan dulu. Maka, izinkanlah saya untuk menikahi dirimu." "Ha?!" ******* Hanya seorang laki-laki biasa yang menjaga dirinya karena Allah dan untuk istrinya kelak. Berjanji...