Happy reading n enjoy! 💗
>>>
"Nea, kemana jualan kamu?"Nea tersenyum kikuk. Bukan satu atau dua kali orang bertanya demikian. Rasanya aura-aura pembisnis masih melekat dalam diri Nea.
"Udah enggak jualan, Bu. Kalau ibu mau, bisa pesan sekarang nanti Nea anterin ke rumah Ibu."
"Enggak, Ibu hanya bertanya. Baiklah, jangan lupa dikerjakan pekerjaan rumahnya besok Ibu periksa." Guru bahasa Indonesia itu bergegas keluar.
"Lo mau jajan apa hari ini?" tanya Fanasya seraya berjalan beriringan.
"Mie kocok kayanya enak tuh," balas Nea sumringah.
Setelah mendapat pesanan. Nea menuju tempat yang dimana Reigan dan teman-temannya berada.
"Kak Rei!" sapa Nea begitu antusias.
"Sini sini, pinggir gue. Sya lo depan Nea aja." titah Reigan.
Melihat kedekatan mereka, Fathir yang ada disana mengendus curiga. "Tunggu, sejak kapan kalian dekat?"
"Kemarin," ucap Nea dan Reigan kompak.
Fathir menutup mulutnya. Kaget.
Fikri yang sibuk dengan makanannya acuh tak acuh. Tidak ingin tahu sejak kapan keduanya begitu dekat.
"Mau sambel, Kak." pinta Nea bak anak kecil.
"Sambalnya habis, si Fikri dihabisin lagi nih sambal." ketus Reigan.
Brak!
Fikri beranjak seraya menggebrak meja. Semuanya kaget saat cowok itu pergi begitu saja tanpa sepatah kata.
Fathir yang tahu itu hanya tersenyum diam.
***
"Kenapa gue enggak suka ya dia dekat sama Reigan?" Fikri menyandar pada kursi kelas. Tangannya sibuk memutar-mutar bolpoin.
"Gila lo Fik. Bukannya tuh cewek murahan. Wajarlah hinggap sana-sini," Fikri membatin.
"Kenapa dia enggak ngejar-ngejar gue lagi si?" merasa frustasi Fikri melempar bolpoin milik Fathir.
"Dia juga manusia Fik." Fathir datang menemui setelah Fikri pergi meninggalkan. "Disaat dia ngejar sesuatu yang gak bisa dimilikinya dia juga pasti capek."
Fathir mengambil duduk di kursi milik Reigan. Tepatnya di sebelah Fikri.
"Terus sekarang gue harus gimana?" Fikri menatap Fathir serius.
"Kejar balik lah tolol!" Fathir menempeleng kepala Fikri pelan. Sempat melamun, pasalnya Fathir pertama kalinya berbuat tidak sopan pada Fikri.
Sebagai rasa bersalahnya Fathir siap akan membantu temannya.
Fikri mengerang pelan, ingin marah namun urung. "Dih, lo pikir dia maling. Ogah banget."
Fathir mengela napas pelan. "Ya emang maling nyet, buktinya hati lo sekarang lagi di paling sama dia," ucap Fathir bernada nyolot.
"Lo enggak marah soal Lovysa?"
"Gue tahu Lovysa udah punya cowok. Dan gue tahu lo enggak nyakitin dia. Jadi, mulai sekarang gue harap lo gak ngulang kesalahan yang sama lagi."
***
Sudah menjadi rutinitas di malam hari untuk selalu melakukan maskeran wajah. Nea dengan nyaman bersandar di bantal. Membaca novel. Tak lama fokusnya teralihkan. Nea teringat seseorang. Ia melihat room chatnya yang sepi.
Nea membaca pesan yang singkat itu. Dahulu ia sangat tergila-gila pada orang seperti Fikri. Ambisinya yang penuh semangat untuk mendapatkan cinta dari Fikri. Bahkan Nea rela menjadi perempuan yang tidak memiliki urat malu. Itu semua dibutakan oleh cinta.
Entah sejak kapan.
Hingga pada akhirnya seberusaha apapun yang Nea keluarkan. Dia tidak bisa mengendalikan perasaan orang untuk kembali suka. Sakit? Memang. Tapi tidak ada cara lain selain menyukainya secara diam-diam.
Ting!
Pesan dari nomor tidak dikenalinya masuk.
+62 ××××
hi, ini reiganBagaimana jika Nea mengakhiri itu semua? Bukankah jauh lebih baik dia tidak mengganggu kehidupan Fikri lagi?
Dengan begitu Nea akan berusaha membuka hati untuk orang yang mendekatinya secara terang-terangan. Tidak seperti Fikri. Ugh! Mengingatnya saja sudah membuat Nea kesal. Sebelum membalas chat dari Reigan Nea mem-blokir nomor Fikri.
"Maaf, untuk segala usaha yang memang terasa sia-sia," monolog Nea.
- To be continued -
Terimakasih sudah membaca dan meluangkan waktunya 💗
Minalaidzin walfaidzin mohon maaf lahir & batin, teman-teman ❤❤❤
baju lebarannya pada pake shimmer ga nih???
Jangan lupa vote yaaa sebagai tanda thr buat akuuu, hahahah☝
° Rabu 10 April 2024.°
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm not romantic
Novela Juvenil[1] Sorry, I'm not romantic a story by : risfaazzahra Nea adalah seorang gadis yang tergila-gila dengan karakter tokoh fiksi. Setelah dirinya mengenal sebuah novel romantis. Hobinya yang terus menerus ia lakukan menjadi memiliki keinginan untuk mem...