CHAPTER 35 : °Undecided°

30 4 5
                                    

Happy reading n enjoy! 💗

>>>

Menonton hingga pukul 7 malam , Fikri menghabiskan waktu dengan Fathir. Kini ia berada di jalan pulang setelah mengantarkan Fathir.

Embusan angin malam itu mampu menenangkan.

Saat melintasi jalanan ramai, hanya beberapa pedagang pinggir jalan Fikri melihat wajah yang tak asing.

Reigan.

Fikri mendadak berhenti hingga menimbulkan kekesalan oleh pengendara lain contohnya membunyikan klakson.

Cowok itu memarkir sembarangan tak peduli, berjalan, memastikan jika cowok itu adalah sahabatnya. Toh, sudah lama juga mereka tidak saling bercerita dan bermain bersama.

Banyak pengunjung yang makan diangkringan. Sehingga Fikri sedikit sulit mencari.

Hingga akhirnya sorot matanya terpaku dengan Reigan yang duduk berdua bersama perempuan.

Perempuan itu bukanlah Nea. Sangat jelas.

Fikri mengepalkan tangannya. Ingin menghampiri keduanya, akan tetapi suasana ramai tidak pas terlebih disaat nanti Fikri akan menghajarnya habis-habisan.

***

Setelah berhasil mendapatkan alamat rumah Nea. Fikri mengumpulkan keberanian untuk memencat bel rumah Nea.

Begitu dibuka, raut wajah Nea berubah bingung. Ada apa cowok ini datang malam-malam?

"Gue kesini mau ngasih tahu ini." Fikri memperlihatkan foto di ponselnya.

"Maksudnya ini apa?" tanya Nea.

Fikri membasahi mulutnya, "Lo lihat cowok lo sama cewek lain."

Nea menggeleng kuat, "Enggak mungkin, ini pasti cuman akal-akal lo doang."

"Reigan itu tipikal cowok yang setia, dia selalu nge treat gue. Jadi, dia enggak mungkin ngekhianati gue," lanjut Nea.

"Secantik apa lo? Lo yakin dia enggak akan berpaling?" tanya Fikri seraya mengangkat kedua alisnya.

Plak!

Satu tamparan mendarat keras. Fikri diam merasakan sedikit panas bekas tamparan.

Nea maju sedikit. Menyisakan beberap senti jarak keduanya. "Gue tahu, lo suka sama gue Kak. Lo ngelakuin ini biar kita putus? Sorry, perasaan gue udah pudar sama lo Kak."

keduanya saling menatap, Fikri seolah mencari kebohongan di mata gadis itu.

"Percaya atau enggak, itu keputusan lo. Gue dengan niat baik jauh-jauh datang hanya untuk ngasih tahu ini," ucap Fikri sebelum pergi meninggalkan pekarangan rumah Nea.

***

"Gimana tadi? Lo ngobrol baik-baik aja kan sama Fikri?" Fanasya bertanya diseberang telepon.

Nea mengambil tisu di meja belajarnya seraya bingung. Kenapa Fanasya tahu?

"Oohh, jadi elo Sya yang ngasih tahu alamat rumah gue ke dia?"

"Iyaaa, lagian dia maksa banget udah tahu gue lagi di acara event, hectic banget. Yaudah gue kasih dari pada dia ganggu gue terus." Fanasya sedikit kesal.

Nea beralih menuju ranjang, menarik selimut. Bersiap akan tidur.

"Ada hal penting apa sampe malem-malem dia kerumah lo???"

"Urusan pribadi biasa."

"Beneran??? Yaudah kalo gitu. Gue tutup ya? Bye!"

Nea menyimpan ponselnya di nakas. Kali ini Nea akan menyelesaikan masalahnya tanpa ada campur tangan orang lain. Tetapi sebelum itu Nea akan memastikan apakah dugaan Fikri itu benar atau salah.

-To be continued -

Hayolohh beneran gak sih si Rei itu playboy? ups apa udah pensiun jadi playboy?
jangan suudzon dulu yeahh sengkuuu😘👽

yang penasaran baca terus part selanjutnya gwengsss! HAHAHA

lofyu emuachh💋💋💋

Terimakasih sudah membaca dan meluangkan waktunya 💗

° Sabtu 15 Juni 2024.°

Sorry, I'm not romantic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang