Happy reading n enjoy! 💗
>>>
Sudah berjalan satu minggu semenjak Nea memutuskan untuk menjalin hubungan layaknya pasangan pada umumnya. Dia dan Reigan kini semakin sering bertemu, menghabiskan waktu berdua.Jika biasanya weekend Nea bersantai di kamarnya, kini ia akan pergi.
Rambut yang sudah dicatok, kemeja putih dan celana levis biru langit, tak lupa juga tas selempang yang selalu kemana Nea bawa.
Tak lama Reigan datang dengan motor kesayangannya.
Melihat itu mampu membuat Nea merona. Lihat saja, Reigan membawa sebucket bunga dan juga tas tentengan berisi cokelat.
"Jadi gini rasanya punya pacar kaya di novel? Omagaaa."
Rambut cowok itu sedikit berantakan tak henti-hentinya membuat Nea tersenyum.
"Peluk yang erat, yaa." Reigan tersenyum sambil melirik kaca spion yang disana Nea tengah memeluknya erat.
Keduanya pergi dengan kecepatan tempo sedang.
"Love language kamu apa Nea?" tanya Reigan seraya fokus pada jalanan.
"Aku diapain aja baper kak."
Reigan menggeleng-gelengkan kepalanya. Entah kenapa dirinya sangat bersyukur bisa memiliki gadis cantik seperti Nea.
Suasana di mall terlihat ramai hari ini. Reigan menggenggam erat tangan yang di sayangnya itu.
"Kesini dulu Kak. Aku pengen cari benda yang couple buat kita." Nea menarik lengan Reigan untuk masuk ke sebua toko.
Sesekali Nea tertawa melihat tingkah konyol Reigan.
"Lucu banget si," Nea mengambil satu jepretan foto.
(Ilustrasi)
"Ulang ulang, akunya belum siap sayanggg." Reigan membenarkan poni rambutnya.
Nea berdiri sambil melihat hasil fotonya. "Gakpapa ini lucu banget."
Keduanya pergi setelah membeli gelang couple.
"Kita beli minum yuk, biar aku aja yang pesan. Kamu tunggu di sini." Reigan pergi melengos membiarkan Nea duduk di kursi mall sendirian.
***
"Dibilangin males kemana-mana, maksa terus sih, lu." Fikri mengomel sepanjang jalan hingga tiba di parkiran area mall.
"Ya elahhh, kali-kali nge mall Fik. Sumpah gue lihat lo belakangan ini kaya enggak semangat hidup. Mending kita nonton sekarang." Fathir yang sudah tampil keren itu merangkul Fikri yang sama juga berpakaian layaknya anak muda.
Cowok itu hanya mengenakan kaos hitam, levis hitam dan kemeja hitam polos. Rambutnya sedikit berantakan tetapi tidak membuat kadar ketampanannya itu luntur.
Merasa terharu dengan alasan yang diberikan Fathir, lantas Fikri mengusap puncak kepala Fathir.
"Thank's by." Fikri tersenyum seraya mengacak-acak rambut Fathir.
"Najis!" Fathir refleks menjauh dan membenarkan rambutnya.
Keduanya berjalan memasuki mall. Tak jarang orang yang berlalu lalang bersama pasangannya masing-masing.
"Thir, kita kaya lagi date, ya?" tanya Fikri ngawur.
Mereka menaiki eskalator sebelahan.
"Ogah banget date sama lo," balas Fathir ketus.
Saat berjalan menuju eskalator selanjutnya. Karena tempat bioskop berada di lantai atas. Fikri melihat gadis yang sudah lama ini menjauh darinya.
Terlihat teman dekatnya--Reigan mengahampiri Nea membawa minuman. Senyuman manis itu Fikri kira hanya untuk dirinya. Fikri kembali mengingat kenangan dulu.
Jika ditanya menyesal, Fikri menyesal. Namun, tidak dengan sedih. Untuk apa sedih, jika seseorang itu bahagia dengan pelihannya, Fikri akan jauh lebih bahagia.
Kini gilirannya yang harus bisa menghapus semua kenangan bersama Nea.
- To be continued -
Terimakasih sudah membaca & meluangkan waktunya 💗
HAIII TES! ADA YANG MASIH BACA KAH???
° Rabu 29 Mei 2024.°
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm not romantic
Ficção Adolescente[1] Sorry, I'm not romantic a story by : risfaazzahra Nea adalah seorang gadis yang tergila-gila dengan karakter tokoh fiksi. Setelah dirinya mengenal sebuah novel romantis. Hobinya yang terus menerus ia lakukan menjadi memiliki keinginan untuk mem...