Happy reading n enjoy! 💗
>>>
Nea dan Fanasya pagi ini berangkat sekolah bersama. Berjalan dengan tempo sedang, bayangan seseorang disebelah Nea membuat dirinya reflek mendongak.
"Kak Rei?"
Reigan melambaikan tangan pelan. Sebuah senyuman bagai sengatan yang mampu membuat Nea kehilangan akal.
Fanasya pergi lebih dulu membiarkan sahabatnya yang jantungnya sedang berdisko.
"Fanasya sialan!" Nea membatin.
Keduanya berjalan beriringan. Nea masih berusaha menstabilkan napasnya.
"Nanti istirahat gue tunggu di lapang basket, ya." ucap Reigan sebelum meninggalkan Nea yang akan memasuki kelas.
***
"Lagu apaan si? Ganti buruan." Fikri mencopot aerphone miliknya yang di sambungkan pada ponsel Reigan.
Reigan menatap sekilas pada playlist yang dia putar. "Dengerin aja, enak ko."
"Gue enggak ngerti lagu Jepang, Rei." Tanpa permisi karena sudah seperti saudara, Fikri mengetikkan sesuatu untuk mencari lagu sesuai dengan suasananya.
Ting!
Sebuah notif masuk, tidak sengaja Fikri membaca nama pengirim pesan itu.
------
lov ❤
Hari ini aku bawa makanan special buat kamu, kak
------Dengan cepat Fikri menghilangkan notif tersebut yang menganggunya akan mencari lagu. Dan sepertinya lagu berjudul Serana for Revenge itu sangat pas dengan perasaannya saat ini.
***
"Udah sana pergi, gue enggak apa-apa makan sendiri di kelas. Kalau gue ikut, takutnya ganggu waktu kalian berdua." Fanasya menyuruh Nea sambil mengeluarkan kotak bekal dari tasnya.
Nea dengan semangat beranjak membawa misting dan berlari pelan keluar menuju lapangan basket.
Sepanjang jalan Nea merapikan rambutnya, berusaha tampil maksimal di hadapan Reigan. Dan tidak lupa gaya bicaranya yang biasanya blak-blakan kini harus lemah lembut.
Tidak ingin menganggu waktu bermain Reigan, Nea tidak sadar dirinya sedari tadi senyum sendiri menatap Reigan.
Hingga bola basket membentur kepalanya dengan sangat keras.
"Aw! Aduh!" Nea refleks memegang kepalanya oleh tangannya yang bebas.
Fikri Laskara pelakunya. Dia sedari tadi mengamati Nea yang tidak sadar bahwa Fikri juga ada di dekatnya.
"Minimal tahu tempat," ketus Fikri yang dibalas delikan oleh Nea.
"Dari dulu tuh orang enggak pernah berubah. Omongannya pedesss terus," gumam Nea yang tatapannya kini setajam elang.
"Lov! Sini!" Reigan melambaikan tangan dan otomatis Nea berjalan menuju ke arahnya dengan penuh keceriaan.
"Ngadu sana sama cowok lo," Fikri membatin penuh murka seraya pergi dari sana.
Reigan mengelus pelan puncak kepala Nea. "Pusing enggak?"
Nea menggeleng pelan dan tersenyum kaku. "Udah enggak, kak."
Reigan mengangguk-angguk dan melirik jam di tangannya. "Istirahat hari ini agak lama, gimana kalau kita main basket dulu aja? Habis itu makan."
Dengan senang hati Nea setuju dan keduanya mulai asyik memainkan basket. Lagi-lagi Reigan memasukkan bola ke dalam ring, sedangkan Nea tidak sama sekali.
"Ulang deh, badan kamu tinggi, curang." Nea tersenyum dan mengikat rambutnya yang berterbangan.
"Siapa takut?" Reigan menyugar rambutnya. Dan keduanya mulai lagi sambil diselingi tawa.
Tanpa diketahui Fikri yang baru saja balik dari kantin melihat kedekatan itu membuatnya semakin meremas minuman kaleng ditangannya. "Alay banget anjing, make basket date segala."
- To be continued -
kayanya ada yang kebakaran nichh
kalian ngeship mana nih???Rine or ReiNe
Jawab dong, kasian :(
Eyyow, vote dan koment nyaa yow!🔥🔥🔥
Terimakasih sudah membaca & meluangkan waktunya 💗
° jum'at 3 Mei 2024.°
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry, I'm not romantic
Novela Juvenil[1] Sorry, I'm not romantic a story by : risfaazzahra Nea adalah seorang gadis yang tergila-gila dengan karakter tokoh fiksi. Setelah dirinya mengenal sebuah novel romantis. Hobinya yang terus menerus ia lakukan menjadi memiliki keinginan untuk mem...