CHAPTER 01 : °Promise°

334 38 18
                                    

Happy Reading and enjoy! 💗

“Hidup itu mudah. Mudah-mudahan gak masuk rsj.” -Fikri Laskara.

>>>

SMA Nevada mengadakan acara Sumpah Pemuda dengan tampilan yang diisi upacara pagi hari, dilanjut peserta tiap kelas yang ingin menampilkan sebuah drama tentang Sumpah Pemuda. Demi semua siswa-siswi ikut menghormati acara ini dan tidak ada yang bolos, maka para osis membuat acara yang tentunya seru tidak membuat rekan-rekannya boring.

Seperti contohnya saat ini pada pukul sembilan pagi di tengah lapangan luas anak yang mengikuti ekstrakurikuler busana dan tentunya kakak senior yang sudah ahli dalam menjahit sebuah kain. Memamerkan hasil karyanya yang selama ini mereka menekuni jurusan tersebut.

Penonton dari mulai kelas 10 hingga 12 menatap kagum pada mahakarya yang kini seperti Passion Show bak di atas karpet merah. Karna tidak hanya karyanya yang membuat semua orang menganga sang pemilik baju justru memilih seseorang untuk dijadikan sebagai model. Cantik? Sudah tentu. Bahkan balutan yang dikenakan sangat pantas untuk orang seperti model kelas papan atas.

Tidak hanya itu, kelas 10 juga diwajibkan untuk berjualan atau biasa disebut dengan bazar. Entah itu makanan dan minuman kekinian yang penting menarik perhatian pembeli agar tidak membeli di luar sekolah.

Mau tidak mau gadis yang menginjak kelas 10 bernama Nea Mara Bilova menjadi ketua dalam berjualan. Karena teman-teman sekelasnya itu secara mendadak hanya ikut patungan saja tanpa berdiskusi akan jualan makanan apa. Hingga akhirnya Nea meutuskan menjual GORENGAN buatan dirinya dan Mamanya.

Semakin siang matahari semakin naik seiring tampilan di lapang sana belum juga kelar. Sepertinya acara ini akan beres pada pukul 12 siang. Nea mengusap pelipisnya. Menatap nanar pada meja di atasnya ada bakwan, karoket dan risol mayo yang masih utuh. Dagangan tetangga sebelah terlihat ramai, sedangkan dagangannya sendiri? Miris sekali.

"Heh! Beli dong, Kak?" suara Nea bernada keras. Dia memanggil perempuan sepertinya kakak kelasnya yang melewat depan stand nya.

Kakak kelasnya itu hanya melirik sekilas dan berlalu pergi saat mengetahui Nea berjualan gorengan.

"Buset, cool bener dah tuh kakel." Nea mengipas-ngipas jualannya agar tidak dihinggapi seekor lalat.

"Lo jualan kaya mau ngancem. Gini nih, kaya gue." Fanasya menyimpan topi hitamnya, beralih jalan ke depan dan bersiap mengeluarkan jurus bisnisnya untuk menarik perhatian orang yang fokus pada lapangan.

"Dibeli! Dibeli! Dibeli! Halal! Halal! Silakan enak, lezat dan bergizi," suara Fanasya menirukan orang arab namun hasilnya tetap saja nihil.

"Mana? Ada nggak yang beli? Udahlah malah nguras energi." Nea menarik kursi dibelakangnya. Kedua kakinya terasa pegal-pegal.

"Ayo, Kak dibeli gorengannya. Yang beli insyaallah masuk surga. Ayo gaes, beli! Kalian semua tahu nggak? Kalau nct, bts, exo, new jeans pernah beli gorengan buatan Nea, lho."

Berhasil, suara teriakan Fanasya berhasil mengalihkan perhatian orang-orang yang kini menatap kearahnya.

"Karena emang seenak itu loh, gaes."
raut wajah Fanasya berubah serius. "Bukan hanya itu. Naruto, Todoroki, Sasuke dan kawan-kawannya juga pernah beli. Gila kan?"

Nea menahan malu melihat tingkah temannya itu. Sebelum akhirnya dia terkejut tidak percaya.

"AAAAA mau beli!!!"

Seketika orang-orang mengumpul depan stand milik Nea. Otomatis Nea bersemangat

"Tuh, pas kan dipenghujung acara salah satu produk gacor kelas sebelas akan tampil. Lebih nikmat lagi nontonnya sambil makan gorengan anget," usul Fanasya santai.

Mendengar nama produk gacor orang-orang mempercepat pembayaran pada Fanasya. Termasuk Nea yang sedang membungkus gorengan menjadi terhenti.

Nea berbisik, "Sya, lanjutin. Gue mau nonton acara itu, sebelum udahan. Thanks ya." Nea pergi meninggalkan Fanasya yang sudah didesak-desak pembeli.

"Oke, Sengku. Mana lagi Kak?"

Sorak-sorai memenuhi lapangan kala itu. Termasuk Nea yang sendiri berdiri bersandar pada tembok. Melihat seorang lelaki tampan duduk diatas kursi dengan di atas pangkuan sebuah gitar. Teriakan tak kalah berisiknya oleh gadis-gadis saat perlahan cowok itu mulai memetik senarnya. Baru saja intro sebuah lagu yang berjudul Blue Jeans-Gangga.

Calling you late a night
Talking bout nothing
But, we're always laughing
These dumb conversations
They raise my affections

Those were the good times
And I mis the old times

Have I told you lately
That I miss you badly

Sometimes I wish
That I could still call you mine
Still call you mine

Nea hanya memandanginya penuh kekaguman menikmati ciptaan Tuhan. Suara berat, rahang tegas yang terpasang wireless, berhidung mancung, rambut yang rapi, alis tebal. Punya bakat nyanyi pula? Persis dengan tokoh karakter yang selalu dia baca. Dialah lelaki yang membuat Nea jatuh cinta sudah berjalan 4 bulan selama menjadi bagian dari siswi SMA Nevada.

Selama nyanyi dan membuat orang-orang ikut terharu meski lagu tersebut tidak hapal artinya, tapi dengan pembawaan yang keren membuat orang-orang bahkan tak segan untuk merekamnya.

Tak lama cowok yang sudah menyelesaikan lagunya itu megambil sesuatu. Lalu kembali dengan menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya. Saat itu pula teriakan kembali menggema.

"WOAH! DEMI APA?!"

"BANG UDAH BANG! GA KUAT!"

Jantung Nea semakin berdebar-debar. Apa bunga itu untuknya? Jika Iya, Nea sudah mempunyai jawaban jika dia ditembak hari itu juga. Keringat dikedua tangannya muncul seraya cowok itu seperti menunggu seseorang. Tidak lama gadis berpenampilan anggun datang dengan membawa mik. Kehebohan terjadi kala cewek itu melantunkan nyanyian dengan suara yang cantik.

Nea membulatkan kedua bola matanya. Jangan bilang cowok yang disukainya kini akan menyatakan cintanya pada wanita itu?

"Sampai kita tua ... sampai jadi debu ... ku diliang yang satu ...."

"Ku disebelahmu," lanjut cowok itu.

Tepukan dan teriakan heboh dilontarkan oleh penonton yang melihat. Semua orang mengenal cowok bernama Fikri. Salah satu siswa yang paling berpengaruh di SMA Nevada. Bahkan tak jarang dari mereka yang sempat melihat Fikri dan gadis itu sering berangkat sekolah berdua.

"Buat kamu," Fikri berdeham canggung. Dia memberikan sebuket bunga yang sedari tadi ia sembunyikan dibalik punggung.

"Terimakasih, Fikri Laskara." gadis yang diketahui namanya adalah Lovysa mengambil alih bunga di tangan Fikri.

Nea yang melihat adegan romantis itu hanya bisa tersenyum dari jauh. Perlahan ia menertawai dirinya sendiri. Meski semua orang menganggap bahwa keduanya pasangan yang serasi. Mental Nea tidak tersentil sama sekali. Dia berjanji akan mendapatkan lelaki itu dengan caranya sendiri.

- To be continued -

LOLOLOLO GAK BAHAYA TA???

Kira-kira apa yang bakal dilakuin Nea, ya?
Oke, guis pantengin terus Nea, takutnya dia ngelakuin hal diluar nurul.

Terima kasih sudah membaca dan meluangkan waktunya. Semoga hari ini mendapatkan kabar baik, ya💗

°Minggu 27 Agustus, 2023.°

Sorry, I'm not romantic Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang