The Rose🌷

23 3 5
                                    

Nampaknya wajah cowok tersebut seperti sedang menahan amaraha kepadanya, dan mulut yang sudah siap memarahi lavena.

"ANJING LO BISA LIAT KAGAK SI,PUNYA MATA ITU DI PAKE, APA LO BUTA YA,APA BADAN GUE YANG KEKECILAN SAMPE LO GAK BISA LIAT GUE,"lavena nampak kaget dengan bentakan cowok tersebut.

"gue gak sengaja ya ka,kaka juga seharusnya gak teriakin gue,gue ini lagi buru buru lo malah datang ngehalangin,jadi yang salah itu kaka".

lavena dan arka terus saja beradu mulut yang membuat alora kewalahan untuk memisahkannya,mereka tak mau mengangalah satu sama lain sehingga perdebatan menjadi panjang.

"WOY LO BERDUA BISA DIEM KAGAK SI DARI TADI BERANTEM TERUS,INI CUMAN MASALAH SEPELE WOY,KE ANAK KECIL AJA DI BESAR BESARIN, EMANG DASAR BOCAH INGUSAN",lavena dan arka menatap sinis ke arah alora,namun alora menghiraukannya.

Saat tengah melamun memikirkan cara untuk memisahkan lavena dan arka, alora mendapatkan ide yang menurutnya pasti berhasil.

"WOY LEPASIN GUE,LO MAU BAWA GUE KE MANA,"alora menyeret lavena dari hadapan arka ,untuk tidak berdebat lagi,namun lavena terus saja berteriak yang membuat kupingnya panas mendengar suara cempreng sahabatnya.

"Anjir pelan pelan aja ngomongnya kuping gue bisa budeg ini,mau gue sumpal tu mulut",alora membekam mulut lavena yang membuatnya tak bisa berteriak lagi.

Setelah sampai di lapangan, alora dan lavena mulai berlari mengelilingi lapangan,"eh btw ka arka ganteng juga ya kalo di liat liat",lavena yang mendengar perkataan sahabatnya hanya menggeleng gelengkan kepalanya.

"Tadi lo marahin dia,sekarang muji dia, aneh,eh btw ka ezio kerja apa?,"tiba tiba pertanyaan itu terlontar dari mulut lavena.

"Cieeeee udah mulai suka ya,kaka gue kerja jadi ceo di perusahaannya,lo enak punya suami yang jadi ceo, bisa porotin duitnya".

"Mulutmu enak, gue dan ka ezio gak pernah ada perasaan ya, lagian juga duit dady gue lebih dari cukup,".

Tak berselang lama,lavena melihat cowok yang tadi ia tabrak saat di halaman sekolah,"woy itu cowok yang tadi gue ceritain ganteng kan,"ucap lavena begitu girang,yang membuat alora terpana dengan ketampanannya.

"Woy ganteng banget,kayanya gue suka deh sama tu cowok,samperin yu",saat alora akan menghampiri cowok itu, lavena langsung menariknya yang membuat mereka terjatuh di hadapan cowok itu.

Caspian yang melihat dua orang gadis terjatuh membuatnya tertawa, yang membuat alora kagum dengan senyumannya yang sangat manis.

Lavena melirik ke arah alora,yang membuatnya malu atas kelakuannya,alora memandang caspian dengan pandangan kagum dan bibir tersenyum,yang membuat caspian  sedikit risih.

Lavena menyenggol bahu alora yang membuatnya tersadar, dari pandangannya,"malu anjir tatapan lo itu, buat dia risih, kita harus jual mahal ke dia,"bisikan itu membuat alora menjadi malu.

Alora pun langsung berlari begitu saja, meninggalkan lavena dan caspian berdua,lavena yang melihat sahabatnya pergi menjadi kesal, dan malu.

Selang beberapa saat mereka hanya diam satu sama lain,tak ada sedikit pun yang mengeluarkan suara,"kamu kelas mana kalo boleh tau?",terdengar suara dari caspian yang membuat lavena langsung menjawab ucapannya.

"Aku dari kelas Xl ipa ka,kalo kaka?,".

"Aku kelas Xll ips,kalo gitu aku pamit dulu, nanti kita ngobrol lagi,"caspian pergi begitu saja dari hadapan lavena.

Terdengar dering telepon dari hp lavena,yang membuatnya langsung mengangkatnya,"halo mah ad...".

"APA MA,I-ITU SEMUA PASTI BOHONG,KAN,P-PAPA GAK MUNGKIN PERGI, PAPA PEMNOHONG",bella yang mendengar anaknya menangis,ia menjadi bersalah, karena sudah memberi tau.

***

Di rumah yang megah terdapat,sofia yang tengah mondar mandir sedari tadi,wajahnya begitu cemas, ia terus melihat ke arah pintu menunggu lavena pulang,"lavena sayang kamu kemana ini udah jam 12 malam,".

Alora yang melihat sofia tengah mondar mandir,ia mengerutkan kening,"mama ngapai di sini?".

"Kaka ipar kamu belum pulang juga,tadi pas pulang sekolah kamu gak bareng sama dia?,mama khawatir dia kenapa kenapa, coba kamu tlepon, tadi mama udah coba tapi gak di angkat,".

Alora pun mengeluarlan ponsel,dan langsung menelepon lavena"ma gak di angkat,gimana ni apa kita cari aja".

"Coba kamu telepon kaka kamu",saat ingin menelepon ezio, pintu pun terbuka yang memperlihatkan seorang pria berdiri tengah menetap mereka datar,pria itu adalah ezio,yang baru saja pulangbekerja.

"Akhirnya kamu pulang,dari tadi istri kamu belum pulang juga coba kamu cari,"tanpa menjawab ucapan sofia,ezio pun berlari ke luar dan menyalakan mobilnya, lalu pergi brgitu saja.

"Ck tu bocil nyusahin,mana ini udah malem".

Ezio pun mengeluarkan ponsel dan nampak menelepon seseorang,"lo cari lavena sampe ketemu"katanya datar.

Saat tengah melewati gang, ezio melihat dengan jelas seorang perempun yang di seret paksa untuk masuk ke dalam rumah kosong,"TOLONGGGG"suara itu seperti tak asing bagi ezio.

"Lavena"gumamnya lalu ia pergi, memastikan bahwa itu lavena,saat mengintip di balik kaca ternyata benar saja lavena tengah di ikat oleh pereman pereman itu.

BRAK

terdengar dobrakan pintu yang sangat keras,ezio tak ada pilihan lain selain mendobrak pintunya,saat ingin menghampiri lavena ia di kejutkan dengan seorang pereman yang memukulnya dari belakang.

BUGH

"ANJING LO"ezio pun tak terima dan memukul nya balik.

"Udah stop"ucap lavena bergetar, ezio pun menatap ke arah lavena.

Setelah para pereman tak kuasa lagi untuk memukulnya, ezio pun melepaskan ikatan yang ada di tangan istrinya.

Ezio menarik tangan lavena untuk segera memasuki mobil, lavena pun masih terdiam tak berkutip sedikitpun.

The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang