The Rose🌷

14 4 7
                                    

Hay

Sebelum baca ceritanya jangan lupa
Tinggalkan Vote dan komen terimakasih.

Absen dulu yu, kalian dari mana tau cerita ini?,jangan lupa komen.

"Happy Reading"

****

Siang  harinya mereka sudah berkumpul di bandara, dengan lavena yang terus saja mengumpat dan memperlihatkan wajah memalasnya.

Matanya beralih melirik sebuah genggaman tangan ezio dan athena yang sudah seperti di lem.

"Ajarin jadi ulet dong mbak"kata lavena memandang sinis athena lalu pergi begitu saja.

Setelah mereka mendapatkan tempat duduk, lavena hanya memandang tempat duduknya yang lagi lagi bersebelahan bersama ezio.

"Anjir gue sama si batu sebelahan males banget liat mukanya yang pas pasan itu,"katanya lalu terduduk di sebelah ezio, dengan pandangan yang berusaha untuk tak memandang pemuda itu.

"Hay, lo gak sakit pinggang lagi?"lavena membalikan badanya dan"GAK USAH SOK PEDULI DEH LO, MAU GUE SAKIT PINGGANG, ATAU MATI SEKALI PUN BUKAN URUSAN LO"bentak lavena, yang membuat ezio terdiam.

"Kenapa lo jadi suka bentak bentak?,cemburu ya?"kata ezio dengan lembut, mata lavena pun seketika membulat sempurna bersamaan dengan pipi yang memerah.

"g-gak kenapa kenapa ko, gue cuman lagi pms aja, apa lo mau tau banget tentang gue, kalo gue cemburu pun bukan urusan lo batu"ezio sedikit tersenyum tipis mendengar ucapan lucu lavena.

'Ck gue kenapa ya jadi gini, apa jangan jangan gue emang cemburu, gak lavena lo gak boleh suka sama si batu'ucapnya di dalam hati lalu tanganya memukul mukul kepalanya seperti orang kesetanan.

"Kenapa lo"kata ezio datar, yang menyadarkan lavena"gue gak kenapa kenapa,urusan lo apa"katanya sedikit meninggikan nada suaranya.

"Urusan gue karena lo istri gue"kata ezio pelan yang mampu membuat pipi lavena memerah.

"Tapi gue gak nganggep lo suami gue, dan kita pun gak saling suka kan?, lo udah punya athena dan gue udah punya alaska"ezio kembali terdiam dengan kepala yang menunduk, yang membuat lavena keheranan.

"Salah ngomong kah gue?"gumamnya pelan merasa bersalah.

***

Setelah menempuh perjalanan cukup lama mereka pun akhirnya telah sampai di bandara soekarno hatta, pandangan lavena melirik kesana kemari seperti sedang mencari seseorang dan matanya beralih menatap seorang pemuda yang berdiri tegap sambil tersenyum ke arahnya.

"Hai gimana perjalanannya?"kata pemuda tersebut sambil mengacak ngacak rambut lavena dengan gemas.

"Alhamdulilah baik, kamu udah nunggu lama ya maaf,"kata lavena yang mendapatkan gelengan alaska.

Mereka baru kemaren jadian jadi maklum canggung,"gak aku baru aja dateng, kamu udah makan?"lavena mengangguk sekilas, lalu tiba tiba sebuah tanggan menggenggam tangannya dengan erat.

'Aku kamu,dia siapa'kata ezio di dalam hati yang melirik sinis ke arah alaska,"dia siapa sayang?"kata alaska yang melihat sosok ezio.

Ezio memalingkan pandangannya berusaha untuk mengontrol eksperesinya berusaha untuk tetap datar.

"Dia sepupu aku, yang di temuin di jalanan"alaska hanya mengangguk saja lalu mengajak lavena untuk berkeliling bandara mencari tempat santai.

"Kita langsung pulang atau mau makan dulu"kata alaska dengan lembut,"pulang aja, badan aku pegel semua"alaska menganggukan kepalanya dengan senyum ceria yang terukir di bibirnya.

Bella yang melihat itu hanya bisa tersenyum, tak tau dengan hubungan anaknya dan menantunya yang begitu rumit.

"Yaudah ayo bun kita pulang"ajak lavena menggenggam tangan bella erat,"hai tante saya alaska pacarnya lavena–"

"Ukh ukh"tiba tiba saja ezio terbatuk yang membuat semua pandangan tertuju padanya.

"Ehmm"dehemnya berusaha mengontrol eksperesi wajahnya,"sayang kalo minum hati hati"kata athena yang memberikan minum kepada ezio.

Lavena yang melihat itu hanya memandangnya memalas,"siying kali minim hiti hiti"kata lavena yang membuat alaska tertawa.

"Aduh mas jangan tertawa, nanti hati saya bisa jantungan"katanya dengan lebay,"kalo jantungan nanti di bawa ke rumah sakit dan kita bisa berduaan sayang"kata alaska yang membuat pipi lavena merah.

"Gak ezio gak alaska sama sama bikin pipi gue merah"gumamnya pelan,"yaudah ayo kita pulang takut bunda kamu kecapean"kata alaska yang menuntun bella.

'Saya masih bisa jalan ya, dasar anak muda sekarang'kata bella di dalam hati,"yaudah bun bunda sama kita aja, tadi ka ezio bilang dia bawa mobil sendiri"bella hanya mengangguk kecil membalas ucapan lavena.

"Yaudah sayang ayo kita juga pulang,"ajak athena sambil menarik narik tangan ezio.

***

Sampai di rumah, lavena langsung saja memasuki rumahnya tanpa menunggu ezio dan athena,Sedangkan alaska dia sudah di usir lebih dulu oleh lavena.

Setelah masuk lavena di suguhi oleh alora yang menatapnya gembira,"AGHHHH LAVENA AKHIRNYA LO PULANG GUE KANGEN BANGET SAMA LO"alora memeluk lavena erat yang membuat gadis tersebut meronta ronta untuk tak di peluk.

"Iwhh gue anti peluk peluk ya"kata lavena lalu alora menatapnya sinis,"ck anti peluk peluk orang tadi di peluk diem,udah ah mana oleh oleh lo,eh ada tante ini lagi"kata alora saat menyadari kehadiran athena yang tengah menatap mereka.

"Lo jangan bilang kalo gue istrinya ka ezio sama athena"bisik lavena yang tak bisa di dengar oleh orang orang yang ada di sana.

Alora hanya mengangguk paham,"yaudah mana oleh oleh gue"dengan malas lavena menunjuk pada bagasi mobil ezio.

Lalu mata gadis itu melirik ke arah sofia yang tengah tersenyum dan siap memeluknya,"mama kangen banget sama kamu sayang, oh iya mama baru tau kalo kamu anaknya bella pantesan muka kamu kaya gak asing mama liat"kata sofia di dalam pelukan lavena.

"Iya ma aku anaknya bunda bella mama temennya kan, bunda pernah cerita tentang mama, kalo mama itu baik eh ternya emang baik bangett"kata lavena lalu athena meliriknya sinis, ia seperti tak di anggap ada oleh sofia.

"Hai tante, ko kalian akrab banget ya"kata athena yang mulai membuka suara.

"Oh iya lah kan dia mena–"belum selesai bicara lavena sudah membawa sofia ke belakang rumah,"mah jangan bilang aku istri ka ezio ya, soalnya dia pacar ezio yang gak tau kalo ka ezio udah nikah sama aku,"sofia berusaha mengingat masalalu anaknya itu.

"Oh athena kah dia?"lavena pun menganggukan kepalanya"iya mah, waktu itu athena pergi ke paris terus gak bilang sama ka ezio, dia ngiranya athena udah nikah tapi ternyata dia kerja di paris"kata lavena yang di angguki sofia.

"Mama kurang suka sama di kalo nanti dia nyakitin kamu, kamu tinggal bilang mama nanti mama marahin dia"kata sofia sambil mengelus punggung lavena.

"Iya mah kalo gitu kita kedalem yu, lavena beliin sesuatu buat mama".

The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang