The Rose 🌷

8 2 5
                                    

Lavena terjatuh pingsan, yang membuat alora dan Ezio tercengang,"l-lavena"tubuh Ezio memebeku seketika.

Dengan cepat Ezio menggendong lavena menuju parkir,"ka ayo cepetan"ucap alora khwatir.

Di sepanjang lorong perhatian karyawan tertuju pada mereka, bisikan bisikan mulai terdengar jelas di telinga alora namun ia abaikan begitu saja.

"Eh itu kenapa pa Ezio gendong cewek itu, apa gak bakalan marah bu Athena".

Alora menatap karyawan itu yang menyebut nama gadis yang ia benci," heh kalo kerja kerja aja jangan ghibah"ucap alora dengan sinis.

Mereka telah sampai di parkiran, Ezio meletakan lavena dengan hati hati,"ka cepetan"Ezio segera melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

Sayup sayup mata lavena mulai terbuka, kepalanya sungguh pusing, dan badanya terasa lemas,"kamu gak papa?"tanya Ezio yang terdengar datar.

Lavena terdiam saat Ezio pertama kalinya memanggil dirinya dengan kata 'aku'.

"Gak papa ko kita pulang aja ya".

Ezio menggelengkan kepalanya," gak kita ke rumah sakit sekarang"kata Ezio tak ingin mengubah keputusannya.

"Iya na lo harus di periksa gue takut lo kenapa kenapa" kata alora yang membuka suaranya.

"Gak, gue gpp mendingan kita pulang lagian juga ini cuman kecapean doang" bantah lavena.

Ezio menatap wajah lavena lewat kaca,"wajah lo pucet gitu di bilang gpp".

"Tumben lo peduli, udah mendingan kita pulang lagian juga nanti si Athena marah kalo lo bawa gue ke rumah sakit, dia kan cinta mati sama pacarnya" ucap lavena ketus.

"Lavena!!" nada bicara Ezio mulai meninggi karena emosi.

"Apa mau marah lo" ucap lavena memalingkan wajahnya.

Alora yang di belakang hanya bisa terdiam melihat pertengkaran mereka, dirinya sudah seperti nyamuk yang di abaikan begitu saja.

"Heyy udah diem gue pusing dengernya, udah mendingan sekarang kita pulang" putus alora yang memijat kepalanya yang terasa pening.

****

Lavena dan alora turun dari mobil yang di ikuti Ezio, mereka berjalan menuju kamar masing masing.

Mata lavena menatap ke sekeliling tempat yang tak ada siapa siapa hanya keheningan yang menyelimuti.

"Mama kemana" gumamnya.

"Mama lagi di butik" ucap alora.

Lavena mengangguk paham, tanpa menunggu Ezio dan alora dirinya melangkah lebih dulu menuju kamar.

Gadis itu segera merebahkan tubuhnya di kasur yang empuk,"huff tubuh gue kenapa ya akhir akhir ini lemes di tambah lagi pusing benget ni kepala nyusahin banget anjir lah"grutut lavena.

"Kalo sakit periksa" ucap Ezio yang baru saja datang.

Lavena memutar bola mata malas,"ck udah lo sana pergi aja ke rumah si tante"ucap lavena ketus.

Ezio menghela nafas berat,hubungannya dengan lavena sekarang mulai renggang, dirinya merindukan lavena yang selalu mengomelinya, namun apa daya Ezio tak bisa berbuat apa apa.

"Gue temenin lo istirahat"ucap Ezio dingin tanpa menatap netral lavena.

Ezio memilih duduk dan sibuk pada layar laptopnya,"ck gua gak butuh lo di sini" ucap lavena.

The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang