The Rose🌷

16 4 8
                                    

Umpatan umpatan keluar dari mulut lavena,"anjing tu dua orang, udah numpang gak tau malu, gue paling gak suka sama orang yang udah berani ngotorin kamar gue"lavena mencibir sendirian.

Jadi dia bukan cemburu melainkan marah karena kamarnya sudah di jadikan tempat berciuman.

"Ck daripada gitu mendingan besok gue pulang aja"katanya menghantakan kaki pergi dengan bella yang merasa bingung saat melihat anaknya pergi entah kemana.

"MAU KE MANA SAYANG?"

"NGEPET MAH"

lavena memasuki mobil dengan kesal,umpatan umpatan terus terdengar"babi, setan, anjing, gue benci lo ezio, gue kira muka lo doang yang batu ternyata hati lo juga sama".

Lavena terus saja membolak balikan mobilnya tanpa tau tujuan,"ck ini di mana lagi, atau gue ke mall aja ya"lavena hendak berputar arah namun seseorang menggedor kacanya yang membuat gadis itu langsung turun.

"sorry, please come down for a moment"lavena masih tetap diam tak menjawab ucapan bule itu.

"Sis, your car hit my car–"

"APA LO"sontak pria itu terkejut,lavena mengeluarkan kepalanya lalu "ANJING LO"lagi lagi pria tersebut terkejut.

Lavena memberikan sejumlah uang yang cukup kepada pemuda itu lalu dengan cepat pergi meninggalkannya sendirian.

"Anjing"gumam sang pemuda.

***

Langkah demi langkah lavena berjalan dengan perasaan kesal ia merebahkan dirinya merasa lelah,"ck mana di sini ada duo babi"katanya memalas.

Terlihat dua pasangan tengah berjalan menuruni anak tangga dengan tangan yang menempel.

"Hai na, gue ijin bawa ezio dulu ya"lavena hanya mengangguk saja malas untuk menjawab
"babi"gumamnya mata lavena mulai melihat kedua pasangan tersebut yang mulai menghilang dari pandangannya.

"AGHHHHHHH GUE BENCI BUAYA, AWAS LO BATU GUE SELINGKUHIN BALIK BARU TAU RASA!!!".

"Enaknya selingkuh sama siapa ya?,oh iya sama si alaska aja dia kan naksir gue udah lama"lavena mulai mengeluarkan ponselnya dengan senyum yang terukir ceria.

"AGHHHHH tapi gue malu"tak berlangsung lama ponsel lavena mendapati sebuah pesan.

"AGHHHHHHH BUNDA, ALASKA CHAT GUE"sebegitu hebohnya lavena, apalagi jika menikah dengan pria itu stresss dia pasti.

"Oky lavena lo harus anggun jangan tunjukin kodam lo yang sebenarnya"lavena mulai terduduk secara anggun, bukan anggun lebih tepatnya seperti sedang sakit pantat.


Pembantu yang ada di sana pun menjadi bingung melihat cara duduk lavena,"why miss?"katanya dengan sopan.

"No problem"katanya.

"Miss has a sore butt"mata lavena membulat tak percaya apa yang pembantunya ucapkan,"I didn't pay attention to what you said, I was sitting gracefully"sungguh sulit untuk berbicara dengan bule.

"Anjing lah"katanya yang merasa kesal dengan ucapan pembantunya
"anjing?"pembantunya mengulang perkataan lavena dengan kebingungan.

"UDAH BI SANA BERES BERES"pembantunya merasa bingung apa yang lavena ucapkan.

"Sana ah, ganggu aja"lavena mulai mendorong dorong pembantunya dengan sang empu yang kebingungan.

"Where do I want to take you, Miss?".

"Jangan banyak bacot lo".

Setelah membiarkan pembantunya di dapur, ia langsung beranjak pergi berniat kembali duduk.

Matanya membulat sempurna pada dua pasangan yang tengah berpacaran romantis,"buset tu dua pasangan cepet amat belanjanya kayang kali ya?".

Lavena beranjak pergi berniat untuk ke kamar, namun sebuah teriakan mampu membuat niatnya hilang,dengan malas badanya kembali berbalik yang memperlihatkan athena yang tersenyum manis ke arahnya.

"Sory kami beliin barang ini untuk lo"athena memberikan sebuah koskaki pink yang bergambar stroberi kepada lavena.

"Bawa aja buat lo gue gak butuh barang kaya gitu"athena hanya mengangguk dengan wajah yang di buat sesedih mungkin.

"Hkss maafin gue na, gue cuman beliin koskaki buat lo, tapi gue beliin ini untuk lo karena biar lo gak kedinginan,  sekarang cuaca lagi bersalju kan jadi lo pasti butuh koskaki ini".

Lavena memandang sinis ke arah athena,emangnya dia meminta untuk di belikan koskaki untuknya, helo koskaki lavena di lemari sangatlah banyak dan sekarang si ratu drama membelikannya ya tentu lavena menolak.

"Di kamar gue udah banyak"katanya dengan memalas.

"Setidaknya lo terima"

"LO GAK DENGER TADI GUE BILANG APA"athena sontak terkejut, ia menundukan kepalanya.

"Jaga bicara lo, kalo lo gak mau nerima barang dari athena ya udah gak papa tapi setidaknya lo ngomong baik baik anjing"ezio sedikit meninggikan suaranya, lavena hanya memandangnya memalas sungguh malas sekali meladeni pasangan prik seperti mereka.

"Ck berisik, lagian juga kalo mau beliin gue barang minimal dior, oh iya ya kalian gak mampu, yang tadi sory ya athena gue kebawa suasana"athena hanya mengangguk sedikit.

kedua pasangan itu memandang lavena, yang mulai menjauh dari hadapannya,"maaf"gumam ezio yang tak bisa di dengar oleh athena.

"BESOK KITA PULANG"teriak lavena yang tiba tiba muncul dan menuruni anak tangga.

***

Pagi telah tiba kini lavena tengah membereskan barang barangnnya dengan umpatan umpatan yang keluar,"anjing babi setan, kenapa harus bawa koper segede ini jir"katanya yang kesulitan untuk memberesinya.

"ah males gue beresinnya nanti suruh orang lain aja kalo gitu"kata lavena lalu merebahkan dirinya.

"Andai dunia senyaman ini, dan sedamai ini,"katanya lalu memejamkan mata sebentar, hingga satu suara terdengar di telingannya.

"Na, lo bisa gak bantuin beresin koper athena?"ucap ezio begitu entengnya,"ANJING LO EZIO, GUE AJA BELUM  NGEBERESIN BAJU GUE SENDIRI, DAN LO SURUH GUE BANTUIN BERESIN BARANG SI ULET NAJISSS EZIO NAJIS GUE"Lavena pergi begitu saja dan menutup pintunya kencang.

BRAK

Sungguh lavena sekarang seperti sedang menjadi monster,"ANJING"teriak lavena dari luar yang membuat ezio mengelus dadanya berusaha sabar.

ezio keluar dari kamar lavena, dengan di dapati gadis tersebut tengah menatapnya sinis,"minggir"katanya yang mendorong ezio.

BRAK

lagi dan lagi lavena menutup pintu kamarnya kencang,"maaf"gumamnya dengan menatap pintu kamar lavena nanar.

Di dalam kamar lavena terus saja merengek tak jelas, benar benar sudah kerasukan mbak kunti si lavena.

"GUE BENCI SI EZIO AGHHHHH, SETAN TU ORANG"entah kenapa akhir akhir ini lavena menjadi selalu berteriak teriak,
Jadi tak heran jika ezio mengiranya kerasukan monster.




Jangan lupa tinggalkan vote end komen




The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang