The Rose 🌷

8 2 5
                                    

Di dalam kelas yang ramai lavena memandang langit siang yang Saat itu tengah cerah,"papa lavena harus gimana? Lavena bingung harus nyerah atau bertahan"lavena menghela nafas berat.

Alora menyentuh pundak lavena yang membuat lamunan gadis itu buyar,"na jangan terlalu di pikirin tentang rumah tangga lo nanti gue coba ngomong sama ka Ezio"lavena mengangguk.

"Eh btw kenapa lo gak ketemuan sama si Alaska lagi?" tanya alora.

"Dia lagi di luar negri" Alora hanya menjawab dengan anggukan.

Alora memperhatikan tiap incil wajah lavena,yang awalnya wajah gadis itu ceria akhir akhir ini menjadi murung.

"Na jujur gue rindu sama sikap ceria lo" ucap alora namun hanya mendapatkan helaan nafas dari lavena.

Dirinya mengerti dengan posisi lavena sekarang yang terus di hantam masalah bertubi-tubi,"di dalam sikap ceria gue menyimpan banyak luka yang terus menerus hadir di hidup gue"gumam lavena yang hanya bisa di dengar oleh dirinya saja.

"ALORA LAVENAA" teriak alruna yang baru saja datang.

Lavena hanya melirik ke arah gadis itu dan kembali lagi menatap langit dengan pandangan kosong,alruna yang menyadari sikap sahabatnya berbeda langung menghampiri alora.

"Ra si lavena kenapa tumben kalem?" tanya alruna.

"Hmm dia kayaknya lagi banyak masalah, mendingan kita biarin dia sendiri dulu" alruna mengangguk.

****

Sepulang sekolah lavena tak langsung pulang melainkan pergi ke pantai untuk menenangkan pikirannya.

Suara ombak terdengar menenangkan,pandangannya menatap ombak dengan tatapan kosong,"jujur gue udah suka sama lo Ezio tapi kenapa lo malah milih gadis itu? , dan kenapa juga lo dulu nerima pernikahan ini?".

"Hikss pah lavena mau ikut papa,ternyata benar cinta yang tulus itu hanya cinta papa, lavena capek pa kenapa takdir lavena gini".

"Lo jangan nyerah na ada gue ko yang siap jadi temen curhat lo" terdengar suara berat dari seorang laki laki.

Lavena membalikan badannya yang ternyata Caspian tengah berada di belakangnya,"ka Caspian,"lavena segera menghapus air matanya.

"Gak harusnya lo pura pura kuat ko na,kalo lo mau nangis nangis aja gpp" lavena menggelengkan kepalanya.

"Sini ka duduk, gue gpp ko" ucap lavena yang berusaha tersenyum meskipun sedikit paksaan.

"Kalo lo butuh temen curhat gue siap ko jadi temen curhat lo".

'Yang ada curhat sama lo besoknya langsung tersebar di mana mana emang gue gak tau kalo lo itu cepu'.

"Kalo gitu gue pulang dulu ya ka" lavena melangkah dengan malas,namun tangannya di tarik ke belakang oleh Caspian.

"Na lo beneran gak papa atau perlu gue bilangin sama Alaska, tiap hari cowok lo selalu nanyain kabar lo sama gue".

"hmm biarin aja gak usah di kasih tau, permisi gue pergi dulu" lavena benar benar pergi dari pandangan pria itu.

****

Kini sore hari telah tiba, lavena memilih untuk membantu Sofia di dapur,"mah kenapa ka Ezio gak pulang pulang ya"kata lavena.

Sofia menoleh ke arah menantunya, dan mengusap kepala lavena dengan penuh kasih sayang,"sayang maafin anak mama ya nanti mama coba buat ngomong sama ezio"lavena mengangguk.

The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang