The Rose🌷

18 3 2
                                    

Tak terasa mereka pun telah memasuki arena rumah, dengan lavena yang tertidur lelap di dalam mobil,"ck ni orang yusahin amat"kata ezio sambil menggendong laven.

Sofia pun nampak senang ketika melihat menantunya baik baik saja,"alhamdulilah lavena gak papa yaudah kamu bawa dia ke kamar sana"ezio pun mengangguk dan menaiki tangga satu persatu.

***

Pagi telah tiba, kini lavena tengah bersiap siap untuk berangkat ke sekolah,ia sekilas melirik ke arah ezio yang tengah tertidur lelap dan tersenyum kecil.

"Ah ternyata dia baik juga"ucap lavena mengingat ngingat kejadian semalam ezio yang menolongnya, ia hendak membangunkan ezio namun, ezio begitu nyenyak tertidur hingga lavena tak tega untuk membangunkannya.

Ia beralih melangkahkan kakinya menuju lantai bawah untuk sarapan, sofia yang melihat menantunya langsung tersenyum manis dan menyapanya.

"Pagi sayang, kamu mau berangkat kemana,ini masih pagi loh?"ucap sofia saat melihat jam yang menujukan pukul 05.50.

"aku mau ikut bunda dulu ma, soalnya p-papa di makamkan di sana"ucap lavena yang membuat sofia terkejut.

"Hah papa kamu meninggal Kenapa kamu gak bilang kalo papa kamu meninggal, tau gini mama kesana,gimana keadaan bunda kamu?, dia baik baik aja"ucap sofia khawatir.

"Gak usah ma, mama istirahat aja di rumah"sofia pun mengangguk kecil.

Terlihat alora dan bram tengah berjalan menghampiri mereka,"pagi na, mah, lo gak sekolah terus mau kemana na pagi pagi gini? "ucap amora yang melihat penampilan sahabatnya sudah rapih.

"Gue mau ke paris dulu, soalnya papa gue meninggal dan di makamin di sana"ucap lavena menunduk dalam.

"Lavena berangkat dulu ya soalnya bunda udah nungguin di depan,"sofia pun mengangguk dan memeluk menantunya yang akan pergi meninggalkan rumah untuk beberapa hari ke depan.

"Bunda kamu gak di suruh masuk dulu?,mamah gak enak loh sayang"ucap sofia sambil mengusap puncak kepala lavena lembut.

"Gak mah soalnya lagi buru buru, kalo gitu lavena berangkat dulu, mama jangan lupa jaga kesehatan ya"lavena pun mulai menyalimi tangan sofia dan bram.

"Eh sayang, ezio udah di beri tahu?"tanya sofia yang membuat tubuh lavena kembali berbalik,"belum ma, nanti tolong kasih tau dia aja"kata lavena yang di angguki sofia.

"Nyet, jangan lupa bawa oleh oleh yang banyak buat gue,"kata amora sedikit berteriak.

Lavena pun berjalan dengan langkah yang cepat, tubuhnya beralih memasuki mobil,wanita paruh baya dengan mata yang berkaca kaca mulai memeluk lavena dengan erat, melepaskan rindunya yang selama ini ia pendam.

"Sayang gimana kabar kamu?, maafin bunda ya karna selama ini gak merhatiin kamu,"ucap bella di dalam pelukan lavena.

"Kabar aku baik bun,bunda sendiri gimana kabarnya?, aku ngerti ko, bunda sibuk di sana jadi gak bisa merhatiin lavena".

"Kabar bunda baik sayang,oh iya suami kamu gimana sama kamu dia baik kan?,akhirnya anak gadis bunda udah nikah meskipun tanpa kehadiran bunda saat itu,nanti jangan lupa buatin cucu buat bunda ya"ucap bella.

"Ezio baik si bun, tapi dia itu ngeselin, dan soal cucu, bunda jangan bahas dulu tentang itu kita juga gak ada perasaan satu sama lain jadi gak mungkin bisa punya anak"kata lavena, yang membuat wajah bella memalas.

"Dulu juga bunda sama papa kamu gitu, awalnya kita menikah tanpa ada rasanya cinta, namun seberjalannya waktu papa kamu mulai menyukai bunda dan sebaliknya jadi kamu kalo ngomong jagan seenaknya nanti kemakan omongan sendiri loh,"kata bella tanpa sadar mereka telah sampai di bandara.

Mereka berjalan melewati orang orang yang tengah berlalu lalang,"bunda udah makan?"tanya lavena.

"Udah ko sayang, kita duduk aja yu"mereka pun mulai menduduki kursi yang ada di sana,mata lavena melirik ke sembarang arah, hingga tatapannya fokus kepada pria yang tengah berjalan menghampirinya.

"Lo kenapa ada si sini, ganggu hidup gue aja"kata lavena kepada ezio yang tengah terduduk sambil memegang kopernya.

"Teepaksa,Di suruh mama"kata ezio datar, yang membuat lavena hendak menginjak kakinya.

Bella melirik ke arah anaknya, pandangannya beralih menatap ezio,matanya seperti mengenali sosokitu namun dimana.

"Kamu ezio anaknya sofia bukan?"ucap bella saat mengingat ezio yang pernah mengantarkan sofia.

Ezio pun mengnagguk dengan senyum tipis yang teukir bibirnya,"iya tan,kalo gak salah tante temennya mama ya"kata ezio masih tetap cool.

"Iya tante temennya mama kamu, btw kamu jangan panggi saya tente panggil aja bunda karna kamu sudah menjadi menantu saya"ezio pun mengangguk.

"Ck bunda jangan terlalu akrab sama ni orang, takut ketularan virus batunya"kata lavena sambil melirik sinis ke arah ezio.

"Kalo takut di ambil bilang,"kata bella mengoda, yang membuat lavena merengek kesal," mana ada aku takut dia di ambil,yang ada seneng"ucap lavena sementara ezio hanya diam tak berkutip sedikitpun.

"SELAMAT PAGI, KEPADA SELURUH PENUMPANG PESAWAT GARUDA INDONESIA, DI MOHON UNTUK SEGERA MEMASUKI PESAWAT, KARNA PESAWAT AKAN SEGERA LEPAS LANDAS."

Setelah satu jam menunggu mereka pun langsung bergegas untuk memasuki pesawat,"bun nanti kita tinggal di rumah, apa di apartemen?".

"Di rumah sayang,"ucap bella yang membuat lavena bersorak senang,"yey akhirnya bisa tinggal lagi di rumah, aku seneng banget bun,"kata lavena yang memang sudah merindukan rumah tersebut.

Mereka mulai memasuki pesawat,dan terduduk di kursi dengan lavena yang tetus beradu mulut dengan ezio karna masalah kursi,"ck gue pengen di sana"rengek lavena.

"Ini kursi gue,"kata ezio yang tak mau mengalah,"aghhhh ezio gue mau di sana pliss, bun liat ezio dia gak mau ngalah sama aku"adu lavena, namun tak di respon oleh bella.

"Ck lo ngalah napa, gue ini istri lo tau, lo mau istri lo yang cantik jelita ini sakit pinggang hah, terus masuk rumah sa-".

Cup

Tiba tiba ezio mencium pipi lavena, yang membuat sang empu terkejut,lavena melirik sinis ke arah ezio, dengan tangan yang siap memukulnya.

"Apa mau mukul lo,"kata ezio yang memegang tangan lavena,"IYA,gue mau mukul lo karna lo udah berani cium cium gue,kenapa tadi lo cium gue?, oh iya lupa kan pipi gue itu putih mulus yang membuat bibir orang lain meronta ronta untuk mencium pipi gue"ucap lavena masih sempat memuji dirinya sendiri.

"Pede,lagian juga tadi gw cium lo karna lo berisik,"ucap ezio datar,"ck lo kalo suka bilang, gengsi lo setinggi langit sampe gak mau ngaku kalo lo suka sama gue."



The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang