The Rose 🌷

28 3 13
                                    

Dengan perasaan malu karena siang tadi, lavena berusaha memejamkan matanya, dengan jantung yang berdebar dua kali lebih cepat, 'kenapa jantung gue jadi gini, atau jangan jangan gue serangan jantung'.

Di samping lavena, Ezio sama halnya seperti lavena yang berusaha memejamkan matanya, entah kenapa pria tersebut menjadi senyum senyum sendiri karena kejadian siang tadi.

'Kenapa gue jadi gini? 'Karena rasa tidak nyaman Ezio pun membalikan tubuhnya, yang di dapati lavena tengah menatapnya.

Netral mereka saling tatap dengan, jantung yang berdebar cepat,pipi lavena menjadi merah merona karena menahan malu, dirinya langsung membalikan badan, 'anjir lah ko si datar malah balik badan si kan gue jadi maluuuu bundaaaa' batinnya berteriak.

Entah kenapa Ezio sangat senang ketika melihat pipi lavena yang memerah, ahhh tidak dirinya harus membuang perasaan ini.

****

Lavena tiba tiba terbangun karena jam alarm berbunyi, matanya sayup-sayup mulai terbuka melihat jam yang menunjukan pukul 5 pagi.

Tak sengaja matanya melirik ke arah Ezio yang tengah tertidur lelap, dirinya mengamati setiap sudut wajah Ezio, 'kalo di liat liat ganteng juga ya, ahh tidak lo gak boleh suka sama cowok yang datar lavena, inget Alaska jauh lebih ganteng'.

Kakinya melangkah menuju luar kamar, "gue ke kamar si alora sama si alruna kali ya gabut banget di kamar cuman liatin si Ezio tidur" dengan cepat lavena melangkah pergi menuju kamar alora.

Krekk

"ASTAGFIRULLAH SETANNNN" kedua gadis itu berteriak kaget saat mendengar suara pintu terbuka,"WOIII"teriak lavena.

Alora dan alruna yang tengah berkerumun dengan selimut mulai membukanya,"ehh lo berdua habis nonton apa sampe kerumunan pake selimut hayoo".

Kedua gadis itu saling pandang lalu tertawa berbahak bahak,"hahahaha ada yang kepo yaa"kata alora yang di angguki alruna.

Lavena hanya memandang keduanya sinis"ck pasti nonton 17+ kan lo berdua hayooo ngaku lo lo pada".

"Tobatt na tobat jangan suudzon mulu kerjaan lo".

" emang lo berdua udah tobat? "Alora dan alruna hanya tersenyum kaku," hehe sebenarnya kita lagi baca novel 17+ na lo mau baca juga gak seru tau"mata lavena berbinar, lalu mengangguk dengan antusias.

"Buset tu kepala udah kaya kuda aja ngangguk nya" kata alruna yang di tertawai alora,"ya allah kapan kau datangkan teman yang baik untuk hamba, lavena sungguh capek dengan makhluk ini ya allah kapan kau ambil mereka"ucap lavena sambil mengangkat kedua tangannya.

"Ya allah kenapa kau ciptakan makhluk seperti lavena yang tega kepada kami, hiksss apa lo setega itu ngedoain kita hilang dari muka bumi, emang aku salah apa" lavena memandang alora jijik.

"Woy lah tuh muka udah kaya rengginang aja" kata alruna saat melihat ekspresi lavena yang lucu.

"Yaudah maaf bestiee udah ayo kita baca wp aja" kata alora yang langsung mengeluarkan hp nya, dengan cepat lavena mengambil benda pipih itu.

"AAAAAAAAAA LAVENA SINIIN HP GUEE!!!".

****

Pagi berganti siang, kedua pasangan tengah berpacaran di tepi pantai," naa kenapa kamu mau sama aku? "Tanya Alaska ragu ragu.

"Ya karena lo tipe cowok gue ka," kata lavena, yang membuat bibir Alaska tersenyum,"na aku mohon kamu jangan pernah ninggalin aku, jujur aku gak punya siapa siapa selain kamu"kepala Alaska menunduk yang membuat lavena kebingungan.

"Aku gak bisa janji, tapi aku akan berusaha eh orang tua kamu kemana? " air mata tak mampu lagi Alaska tahan sekarang pria itu menangis di pelukan lavena.

"Mereka udah punya keluarga lagi na, dan aku hanya hidup sendirian yang mereka pentingkan adalah mengasih aku uang, tapi nyatanya itu saja tidak cukup aku hanya ingin kasih sayang mereka"lavena terpaku dengan ucapan Alaska dirinya semakin menguatkan pelukanya.

"Udah ka jangan nangis lagi, aku akan selalu ada untuk kamu," dirinya baru melihat Alaska yang lemah, biasanya cowok itu selalu melihatkan keceriaanya namun sekarang dirinya malah melihatkan kesedihanya, ternyata benar orang yang terlihat ceria belum tentu bahagia, dan kita tak bisa melihat orang dari luarnya saja.

Tangannya beralih mengusap rambut alaska,"udah jangan cengeng "Alaska beralih mengenggam tangan lavena dengan netral yang memandang wajah cantiknya.

"Yang paling aku suka dari kamu adalah sikap kamu" kata Alaska yang membuat pipi lavena memerah karena malu,"sejak kapan kamu belajar gombal"Alaska pun tersenyum melihat gadis itu yang tengah salting.

"Sejak pacaran sama kamu, aku belajar dari tiktok na" lavena menepuk jidatnya,"ternyata kamu sering main tiktok ka?"Alaska mengangguk dengan girang.

"DUARRR"

"ASTAGFIRULLAH HALAZIM ALLAH HUAKBAR, SETAN" lavena menoleh ke arah belakang yang di dapati alora dan Denzel,"dasar pasangan kurang akhlak".

"Kenapa kalian kesini?" kata Alaska.

"Mau ketemu nyiroro Kidul, nih kita udah pake baju kuning samaan " alora dengan bangga nya memperlihatkan baju cupel yang mereka kenakan.

"Samaan si samaan tapi jangan warna tai juga lah anjir, mau ketemu nyiroro Kidul di bali emang ada, mana baju kuning tai bukanya baju ijo." celetuk lavena.

****

Dengan badan yang lesu lavena beralih melangkahkan kakinya menuju kamar, dirinya melihat ke sekeliling yang tak di dapati keberadaan ezio,"mana tuh si datar?"

"Hmm"

"ASTAGFIRULLAH kirain setan, perasaan hari ini gue di kagetin orang orang mulu" lavena beralih merebahkan dirinya di kasur.

"Ikut?" lavena mengerutkan keningnya bingung dengan ucapan ezio,"hah kemana? "Ezio hanya diam lalu menarik tangan lavena.

"Anjir lo mau culik gue kan"lavena berusaha melepaskan tangannya namun tak bisa, cengkraman Ezio terlalu kuat untuk dirinya.

Lavena kebingungan saat Ezio membawanya ke sebuah bangunan yang kosong," e-ezio ayo kita pulang gue takut di sini,"Ezio masih tak menjawab.

"Ayo pulang, gue mohon Ezio ayo pulang gue gak mau di sini" Ezio masih tetap diam, air mata gadis itu turun membasahi pipi nya namun Ezio masih tidak peduli.

Mata lavena menatap ke sekeliling bangunan yang sudah tua itu, meskipun keberadaan dekat jalan namun bangunan itu sungguh menyeramkan,dirinya hendak mengambil ponsel namun segera di rampas oleh Ezio.

'Ya allah tolong selamatkan lavena'

"Ayo pulang, apa lo budeg Ezio GUE DARI TADI BILANG PULANG KALO LO GK MAU ANTERIN GUE MENDINGAN GUE PERGI SENDIRIAN"alis ezio terangkat sebelah.

"Emang tau daerah bali" lavena terdiam seketika saat menyadari dirinya berada di kota orang,"tau gue pulang duluan "saat hendak pergi Ezio segera mengenggam tangan lavena.

"lepasin" lavena berusaha melepaskan cengkraman Ezio dengan sekuat tenaga,"lepasin Ezio LEPASIN GUE MOHON"rasanya lavena ingin menangis sejadi jadinya.

"Gak"

"Lepasin"

"Gue bilang gak ya gak"

"LEPASINN"

Lavena mendorong tubuh pria itu yang membuatnya tersungkur ke belakang, dengan segera gadis itu berlari.

Tanpa di sadari dirinya barada di tengah jalan yang ramai, dengan kendaraan yang berlalu lalang.

Dirinya hendak melangkah ke tepian, namun sebuah mobil melaju kencang dari arah kanan, tubuh gadis itu membeku tak mampu untuk berjalan ke tepian, "AGHHHHHHHH"

BRAKKK

Tubuh ezio membeku saat melihat lavena yang tertabrak mobil, dirinya dengan cepat menghampiri tubuh gadis itu yang berlinang darah, "l-lavena"

The RoseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang