Alaska memandang wajah cantik gadis yang selama ini dirinya rindukan,"kenapa nangis hm?"lavena mengusap air matanya yang kembali turun.
"emm engga papa, aku pulang dulu ya bay" tanpa menunggu jawaban dari pemuda itu, lavena bergegas pergi.
dirinya kembali melangkah tanpa tujuan,air matanya kembali turun tanpa di minta,"gue itu lemah, hati gue juga bisa sakit, bunda ini sungguh sakit, lavena pengen ikut papa aja"gumamnya, tanpa di sadari sebuah gumpalan darah keluar dari hidungnya.namun dengan cepat ia usap.
kepala gadis itu terasa berat, namun lavena tetap terus melanjutkan langkahnya,"gue mau mati sekarang aja Tuhan,mereka ga tau seberapa menderita gue selama ini, mereka ga tau keadaan gue yang sebenarnya, mereka ga tau keluarga gue seperti apa,kata lelah saja rasanya ga bisa buat mendeskripsikan luka ini"
lavena duduk di pinggir jalan, dirinya menatap kosong langit, yang kini sudah menjatuhkan rintik hujan,dirinya hanya diam ketika kini tubuhnya sudah basah kuyup.
"kamu itu bukan anak saya"
terlintas beberapa kalimat yang begitu menyakitkan itu kembali teringat,"papa ini sakit, tolong bawa lavena pergi jauh,lavena ga sekuat itu"gumamnya menunduk dalam dengan tatapan kosong.
uhuk.
"d-darah"
***
lavena kini hanya diam di kamar dengan tatapan kosong,serta mata yang kini sudah berkaca kaca.
klek
pintu kamar terbuka yang memperlihatkan, seorang pemuda yang kini sudah berpenampilan acak acakan,"kenapa ga sarapan?"ucapnya, namun gadis itu masih diam, serta beberapa kali menghela nafas sesaat.
"duluan aja"
Ezio menatap wajah gadis itu yang kini sudah sebam, dan kelompok mata yang menghitam,"lo kenapa hm?."
"seharusnya lo ga usah bersikap baik sama gue"
"maksudnya?"
"gue datang ke acara ultah nya Athena," mendengar perkataan itu Ezio terdiam,"maaf gue terpaksa ngelakuin itu"
"haha terpaksa ya, sampe cium cium gitu, kalo semisal lo suka sama dia, ya perjuangin, bukannya malah mainin dia dan buat luka baru lagi bagi gue," lavena teringsak pelan.
"maaf"
"udah biasa ko,ga papa lagian juga,lo ga mungkin suka sama cewe rusak kaya gue" lavena tersenyum kecut,Ezio masih terdiam dengan netral yang terus menatap gadis itu.
"dan satu lagi, gue kasih lo pilihan lepas Athena atau lepasin gue" Ezio terdiam.
"gue ga bakalan lepasin kalian gitu aja" mendengar perkataan itu lavena tersenyum sinis.
"lo itu egois, lo ga pernah mikirin perasaan gue, lo ga pernah ada buat gue ka, bahkan lo aja ga tau tentang gue, gue bakalan urus surat cerai kita" dirinya hendak pergi namun pergelangan tangannya di tahan.
Ezio memeluk tubuh gadis itu erat, pemuda itu menangis seperti anak kecil, Ezio yang biasanya berwajah datar kini malah menangis tanpa sebab, lavena hanya diam.
"maafin gue na, gue cinta sama lo, gue suka sama lo, gue sayang sama lo t-tapi gue ada alesan buat jauhin lo juga, gue bakalan memperjuangkan lo, dan tolong bertahan sebentar lagi,I love u more" Ezio ingin sekali mengucapkan kalimat itu, namun bibirnya berkata lain dan memilih untuk diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Rose
Teen FictionLAVENA LOVISA seorang gadis yang di jodohkan dengan EZIO DAWSON,di jodohkan karena di tuduh berbuat mesum di saat hujan lebat,LAVENA LOVISA seorang gadis yang cantik,memiliki sikap yang bawel dan juga selalu menghibur orang orang dekatnya, sedangk...