Prolog

8.1K 306 1
                                    


Gak mau tau pokoknya kita harus sahabatan sampai besar!” teriak seorang gadis kecil dengan suara cemprengnya.

Kita juga udah becal kan?” Seorang anak laki-laki menatap gadis kecil itu dengan manik mata berbinar cerah.

Besar darimananya? Kamu aja masih gak bisa ngomong huruf R hahaha!” Gadis kecil itu tertawa meledek, “Besar itu kalau udah jadi nenek-nenek, kita kan masih anak kecil!” ucap gadis kecil itu lalu menatap seragam merah putih yang melekat ditubuh mungilnya.

Kalau nenek-nenek berarti itu namanya tua bukan besar lagi hahaha!” sahut anak laki-laki lain sambil memainkan permen karet dimulutnya. Meniupnya hingga menjadi gelembung lalu meletus dengan sendirinya.

Gadis kecil itu nampaknya tak terima, tangannya kini berkacak pinggang, “Sama aja, nenek-nenek juga udah besar kan bukan anak kecil lagi. Buktinya mereka udah gak sekolah kayak kita ini yang masih kelas 4 SD.”

Gak kaya gitu dong, kalau udah jadi nenek-nenek berarti itu udah tua, kalau udah besar itu ya kayak ibu guru, kayak mommy, kayak daddy, masa gitu aja gak ngerti.” cibir anak laki-laki yang sedang mengunyah permen karet.

SAMA AJA, NENEK ATAU MOMMY ATAU DADDY INTINYA MEREKA UDAH BESAR. TITIK!” teriak gadis kecil itu dengan sewot. Nampaknya sangat kesal karena raut wajahnya sekarang sudah memerah.

BEDA DONG, KAN-”

Ih kalau kalian debat lagi aku lempar kalian berdua ke kandang harimau!” ucap anak laki-laki bertopi merah dengan lambang garuda. Lebih tepatnya topi yang biasa digunakan untuk upacara bendera.

Aku gak takut sama harimau, harimaunya yang takut aku gigit!” Gadis kecil itu mengulurkan lidahnya mengejek. Alhasil anak laki-laki bertopi itu mendengus pelan.

Jangan gigit nanti gigi kamu ompong.”

Gadis kecil itu tertawa terbahak mendengar suara halus yang menyeletuk itu.

Hahaha kamu percaya aku mau gigit harimau? hahaha!” Gadis kecil itu kembali tertawa terpingkal sambil memegang perutnya, bahkan ia tak sadar air mata keluar dari sudut matanya.

Sementara, kelima anak laki-laki disekelilingnya kini menatap intens gadis kecil itu dengan manik mata yang memancarkan binar bahagia melihat tawa yang mengalun indah, merdu, nan candu dari gadis kecil itu.

Kalela, jangan tertawa terlalu berlebihan nanti kamu sakit perut.” ucap lembut anak laki-laki yang sedari tadi diam menyimak perdebatan mereka.

Ice cream manis, ice cream gurih, ice cream sedap! Mantap!

Suara bernada berasal dari penjual ice cream yang tak jauh darinya membuat gadis kecil itu menghentikan tawanya, lantas berlari menghampiri si penjual ice cream.

HUAAA ICE CREAM KESAYANGAN AKU, TEMAN-TEMAN AKU MAU BELI ICE CREAM DULU SEBENTAR! YEAH ICE CREAM KALELA CANTIKMU DATANG-”

BRUK!

KALELA LINTANG JIHANA!

Pick Me, My Kalela!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang