O4. Sumber Kekecewaan

465 61 0
                                    

Hari ini, adalah hari di mana Sekala mengikuti pertandingan taekwondo di Bandung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari ini, adalah hari di mana Sekala mengikuti pertandingan taekwondo di Bandung. Syukurlah, hari yang dipilih adalah hari sabtu. Jadinya, Biru, Juna, Tara, dan Hesa bisa ikut datang mendukung dan menyaksikan pertandingan Sekala.

Saat ini, kelimanya masih dalam perjalanan. Jarak antara Jakarta ke Bandung memakan waktu yang cukup lama, sekitar 3 jam. Niatnya, Sekala ingin tidur saja, karena semalam ia latihan sampai jam 3 pagi. Namun, sang Ayah melarang karena takut Sekala akan terus merasakan kantuk ketika sampai di Bandung.

"Pa, ijinin Sekala tidur, ya? Sejam aja," pinta Sekala, agak memohon tepatnya.

"Sekala, sekalinya kamu tidur, kamu gak bakalan bisa tahan rasa ngantuk itu semisal datang tiba-tiba," jawab Adisan.

Juna yang kebetulan berada satu mobil dengan Sekala dan ayahnya, ikut angkat bicara. "Om, maaf sebelumnya, bukan bermaksud lancang. Tapi, gak ada salahnya buat ijinin Sekala tidur sebentar. Lagian, di sana nanti bakalan ada pemanasan dulu. Takutnya kalo Om gak biarin Sekala tidur, dia gak bakalan fokus."

"Ya, udah, Papa ijinin tidur. Tapi sejam aja, Papa pasang alarm," ujar Adisan. Setelah dipikir-pikir, ucapan Juna ada benarnya juga.

Satu jam berlalu, alarm di ponsel Adisan berbunyi. Tanpa dibangunkan, ternyata Sekala sudah terbangun dengan dengan sendirinya. Sepuluh menit kemudian, ayahnya membelokkan mobil menuju tempat makan siap saji. Lalu memesan 3 paket burger melalui sistem drive thru.

Selesai makan, Sekala merasa tubuhnya jauh lebih segar dari sebelumnya. Namun, mengetahui jarak tujuannya semakin dekat, justru membuat pemuda itu merasa tak tenang. Sekala takut jika tak bisa membawa mendali emas. Melihat keempat sahabatnya ikut datang ke Bandung menyaksikan pertandingannya, membuat Sekala merasa telah memberikan ekspetasi tinggi pada mereka.

Sesampainya di tempat pertandingan, Juna dengan jelas menyadari bahwa Sekala tengah gundah. Ia mendekati Sekala, lalu menepuk pelan bahu pemuda itu.

"Gak usah khawatir, La. Gue yakin lo bakal menang."

"Makasi, Jun. Gak tau kenapa dipertandingan kali ini gue ngerasa terbebani banget. Gue takut gak bisa menuhuin ekspetasi kalian," jawab Sekala jujur.

"Lo gak perlu ngerasa gitu, La. Liat lo udah maju bawa nama sekolah aja udah bikin kita seneng," celetuk Tara dari arah belakang.

"Bener kata Tara," sahut Hesa.

"Buang jauh-jauh pikiran jelek lo itu. Lo harus fokus, lo pasti bisa!" tegas Biru.

Sekala berjalan maju memeluk para sahabatnya, "Makasi banyak. Kalo gitu gue pergi dulu."

Pertandingan diakhiri dengan Sekala yang berhasil menjatuhkan lawannya. Dengan senyum penuh rasa kepuasan, Sekala berlari menghampiri sang ayah kemudian memeluknya dengan erat.

[✓] Realize: Exchange | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang