Berhubung hari ini weekend, dan tak ada tugas yang harus dikerjakan, Sekala mengajak Juna, Biru, Tara dan Hesa pergi ke cafe untuk mentraktir mereka sebagai perayaan atas kemenangan Sekala dipertandingan kemarin.
"Pesen aja apa yang kalian mau, gue traktir," ujar Sekala membagikan buku menu.
Juna menerima buku menu tersebut dengan senyuman jahil terukir di wajahnya. "Ada maksimalnya gak, nih?" canda Juna.
Sekala menggeleng, "Gak ada. Kalian bebas mau milih apa dan sebanyak apa yang kalian mau."
Tara meletakkan buku menu yang tadinya ia lihat. Dengan sinis ia menatap Sekala, "Iya, lah. Orang ini cafe bokap lo. Yang ada bokap lo yang nraktir kita, bukan lo."
"Tau, nih. Ada-ada aja," timpal Hesa.
"Gue, 'kan, anaknya. Lagian biar keliatan kayak orang berduit," ucap Sekala terkekeh.
"Udah, udah. Ayo, pesen. Gue udah laper," celetuk Biru.
Mereka pun makan dengan tenang. Kelimanya juga menyantap makanan penutup sambil bertukar cerita satu sama lain. Hingga perbincangan mereka terhenti sesaat ketika ada seorang gadis dengan pita merah di rambutnya datang menghampiri mereka.
"Hm, lo Juna dari SMA Harapan Satu, 'kan?" tanya gadis itu.
"Iya, kenapa?" tanya Juna penasaran.
"Wah, beneran dong. Ternyata aslinya lebih ganteng dari pada di foto," ucap gadis itu heboh hingga membuat banyak pasang mata menatap dirinya.
Ia kemudian mengulurkan telapak tangannya, "Kenalin, gue Aglisia, dari SMK Gemilang. For your information, gue salah satu followers inst*gram lo dan gue belum punya pacar, loh."
Mendengar hal tersebut, Tara sontak menautkan kedua alisnya. Gadis di hadapan mereka ini terlalu bersikap seolah mereka akrab hingga membuat dirinya merasa risih dengan kehadiran Aglisia yang terlalu tiba-tiba. "Ya, terus hubungannya sama Juna apaan?"
"Jelas ada. Setau gue Juna jomblo, 'kan?" Juna mengangguk.
"Gue suka sama lo, makanya itu gue mau jadi pacar lo!"
"Sksd banget, sih, lo! Tiba-tiba confess padahal kita aja gak kenal sama lo," kesal Tara.
Aglisia menunjuk wajah Tara kemudian menjawab, "Lo lupa? Gue udah ngenalin diri tadi. Nama gue Aglisia."
"Lis, ayo buruan! Nyokap lo keburu marah nanti!"
"Bentar! Ini nomor gue. Jangan lupa hubungin gue nanti malam, Juna. Bye!"
Kepergian Aglisia membuat banyak tanda tanya di benak mereka, terutama Juna. Karena ini pertama kalinya ia menjumpai seorang gadis yang terlalu berani mengungkapkan perasaannya. Apalagi Aglisia bukan murid dari sekolah mereka.
"Tuh, cewek ngeselin banget sumpah. Sksd banget," ungkap Tara masih kesal
Biru mengangguk, setuju dengan Tara. "Bener. Lo gak risih gitu? Apalagi sama semua kelakuan fans lo itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Realize: Exchange | TXT
Fanfiction[END] Terlahir dalam keluarga yang kacau membuat Biru menilai jika kehidupan Sekala, Juna, Tara, dan Hesa selalu diwarnai dengan kebahagiaan. Dengan kata lain, Biru menganggap kehidupan mereka sangatlah sempurna. Meskipun menjalin tali persahabatan...