23. Kapan Semuanya Akan Berakhir?

261 40 9
                                    

Sesuai dengan perkataan Reiko kemarin, sepulang sekolah keduanya langsung bergegas ke rumah Tara untuk mengerjakan tugas kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesuai dengan perkataan Reiko kemarin, sepulang sekolah keduanya langsung bergegas ke rumah Tara untuk mengerjakan tugas kemarin. Sungguh, Biru tak hentinya berucap syukur karena tak menjumpai keberadaan Bulan. Setidaknya untuk sekarang, ia tak harus mendengarkan ocehan gadis itu.

Setelah menyuruh Reiko menunggu di ruang tamu, Biru naik ke atas untuk mengambil semua alat dan bahan yang mereka beli kemarin sore. Sebelum turun, langkah Biru sempat terhenti saat melihat Elmira yang sedang membawa nampan berisi kue dan minuman.

"Makasi banyak, Tan. Maaf ngerepotin."

Wanita itu tertawa sejenak mendengar penuturan Reiko. "Gak ngerepotin, kok. Kamu Reiko bukan, ya? Tante agak lupa, nih."

"Iya, aku Reiko. Kok, Tante inget? Padahal ini kedua kalinya aku ke sini, loh," tanya Reiko tertegun.

"Tante inget soalnya nama kamu unik," jawab Elmira tersenyum. "Kalau gitu Tante permisi dulu. Nanti kalau snack atau minumnya habis ambil aja di dapur, ya. Gak usah sungkan," pesan Elmira yang langsung diangguki oleh Reiko.

Tiga jam berlalu begitu saja, tugas yang mereka kerjakan sudah hampir selesai. Sebenarnya, di hari itu juga tugas tersebut bisa langsung diselesaikan. Namun, mengingat permintaan Abrisam yang ingin menemuinya, Biru memutuskan untuk lanjut mengerjakan tugas tersebut esok hari.

"Lanjutin besok aja, ya. Gue ada urusan. Lagian udah mau malem juga."

"Gak masalah. Omong-omong, aku ngerasa ada yang berubah dari kamu, deh, Tar." Biru menyiritkan dahinya, menunggu Reiko melanjutkan perkataannya.

"Kita udah pernah kerja kelompok di rumah kamu sebelumnya. Tapi, kali ini aku ngerasa sifat kamu jadi lebih hangat daripada sebelumnya. Kamu jadi lebih cerewet, lebih ceria, ngingetin aku sama berisiknya Biru kalo lagi di kelas."

Mendengar kalimat terakhir yang diucapkan oleh Reiko, membuat Biru tersedak minuman yang baru saja ia tenggak. Biru benar-benar dibuat salah tingkah, bahkan ia sempat berpikir jika Reiko tau ialah Biru. Reiko sendiri jadi panik dan tak hentinya mengeluarkan kata maaf.

"Eh, temen baru, nih?" Belum juga Biru merespon Reiko, Bulan tiba-tiba datang menghampiri mereka.

"Halo, Kak. Kenalin, aku Reiko, temen sekelas Tara."

"Bulan."

"Lagi kerjain tugas, ya? Ya, udah, lanjutin aja."

Baru saja melangkahkan kaki, Bulan kembali membalikkan tubuhnya. Menatap Reiko sesaat lalu berucap, "Omong-omong, Rei, kok mau temenan sama orang penyakitan?" Biru sontak melotot. Jika saja tak ingat ada Reiko dan Elmira di rumah ini, Biru tak akan segan untuk membentak Bulan.

"Hah?"

"Aku ke atas dulu, ya, capek. Bye, Reiko."

Sudah dapat ditebak, kini Reiko menatap Biru dengan tatapan bingung dan penasaran. Seakan menuntut penjelasan atas ucapan Bulan tadi. "Lo jangan salah paham, gue lagi flu. Mbak gue emang suka bercanda, jangan diambil pusing."

[✓] Realize: Exchange | TXTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang