Akibat kepanikan yang melanda, Biru tak sempat mengamankan penyerang tersebut. Setelah mengantarkan Juna ke rumah sakit, Biru memutuskan untuk kembali ke tempat kejadian. Sayangnya, ia tak menemukan keberadaan penyerang tersebut.
Untungnya polisi dengan sigap menangani kasus ini kurang dari 24 jam. Berdasarkan hasil penyelidikan, orang yang dengan sengaja menyerang Juna dan Biru malam tadi adalah seorang gadis yang diperkirakan berusia sekitar 19 tahunan. Melalui CCTV yang terpasang, gadis itu terpantau sering mendatangi tempat itu. Yang lebih mengejutkannya lagi, gadis itu ternyata adalah Aglisia, kekasih Juna.
Kondisi Juna yang kritis dan masih memerlukan perawatan intensif membuat Biru datang mengunjungi kantor polisi sendirian. Tadinya, ia sempat meminta Tara untuk ikut menemaninya. Namun ternyata, pemuda itu memiliki kepentingan lain yang tak dapat ditunda.
Selesai memberikan beberapa kesaksian, pihak berwenang membeberkan motif penyerangan yang dilakukan oleh Aglisia. Motif yang benar-benar sepele. Hanya karena Juna menonaktifkan akun inst*gramnya.
"Gue pacarin Juna karena dia famous, dan anak-anak di sekolah gue tau kalo dia pacar gue. Terus dia dengan seenaknya hapus akun itu tanpa persetujuan gue?! Mau taruh di mana muka gue nanti?!"
"Cewek gila lo!" Jika saja Aglisia adalah seorang lelaki, sudah Biru pastikan satu pukulan akan ia layangkan saat itu juga.
Sepuluh menit berlalu Biru habiskan untuk meredam emosinya. Tak lama kemudian, pihak rumah sakit menghubunginya jika Juna telah siuman dan berhasil melewati masa kritisnya.
"Habis dari kantor polisi lo langsung ke sini? Berarti lo udah tau siapa pelakunya, 'kan?" Biru mengangguk.
Rasanya ada sesuatu yang menahan dirinya untuk berucap. Namun, Juna harus tau perihal ini. "Pelakunya orang terdekat lo."
"Aglisia, 'kan?"
Tepat sasaran.
"Kok lo tau?" tanya Biru terkejut.
"Dia emang udah beberapa kali ngirim pesan ke gue. Terang-terangan bilang kalo mau bunuh gue cuma gara-gara akun insta*gram itu."
"Gila. Pas pembagian kewarasan dia pasti dapet antrian paling belakang."
"Udah biarin aja, gak usah dipikirin. Lo pulang aja sana, besok lo harus ke persidangan, 'kan?"
"Dih, ngusir."
"Bodo amat! Udah sana pergi."
• • •
Hari ini Biru harus memenuhi undangan pengadilan untuk menghadiri persidangan terkait kasus penganiayaan dan kekerasan yang dituduhkan kepada Adisan terhadap Sekala. Jujur, Biru merasa sedikit gelisah. Bukan karena akan kembali melihat wajah pria tua itu. Melainkan, Hesa. Terhitung sudah 2 hari Hesa masih belum mau menemuinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Realize: Exchange | TXT
Фанфик[END] Terlahir dalam keluarga yang kacau membuat Biru menilai jika kehidupan Sekala, Juna, Tara, dan Hesa selalu diwarnai dengan kebahagiaan. Dengan kata lain, Biru menganggap kehidupan mereka sangatlah sempurna. Meskipun menjalin tali persahabatan...