"Juna, Hesa, bangun!"
Sekala dan Tara tentu terkejut bukan main saat melihat kedua sahabatnya terjatuh lalu pingsan. Dengan gesit, mereka segera memindahkan Juna dan Hesa ke sofa. Namun tanpa di sangka, Juna tiba-tiba mengalami kejang. Tambah panik, Sekala akhirnya menelepon ambulance untuk membawa Juna ke rumah sakit.
"Lo awasin Hesa. Biar gue yang nemenin Juna ke rumah sakit. Kalo ada apa-apa, lo cepet hubungin gue," ucap Sekala.
"Oke, hati-hati."
Sesampainya di rumah sakit, Juna langsung mendapatkan penanganan dari dokter. Tak ada cedera atau kondisi serius yang mengharuskan Juna untuk di-opname. Dokter mengatakan bahwa Juna hanya kelelahan, maka dari itu, dokter mengisyaratkan perawat agar memberikan cairan infus saja. 15 menit berlalu, Juna akhirnya tersadar.
Sekala dengan sigap membantu Juna untuk duduk. "Gimana keadaan lo?"
"Sekala, Biru udah sadar?" Menghiraukan pertanyaan Sekala, Juna justru balik bertanya.
"Biru masih koma. Kenapa emangnya?"
"Koma? Semalem gue liat dia di koridor rumah sakit!" seru Juna.
"Ngaco lo. Biru, tuh, masih koma. Lagian semalem lo di rumah, gak ke rumah sakit sama sekali," tegas Sekala.
"Terus yang lain pada ke mana? Ini juga, gue cuma kepleset ngapain pake di-infus segala?" protes Juna mengangkat lengannya.
"Kepleset dari Hongkong! Lo tadi sempet kejang, Tara sama Hesa juga lagi di rumah lo." Karena kesal, Sekala tak segan untuk memukul bahu Juna.
Juna mengerutkan keningnya, "Lah, ngapain pada ke rumah gue?"
"Stres ini orang. Udah, ayo pulang. Kata dokter lo gak perlu di-opname."
Setibanya Sekala dan Juna, mereka mendapati Tara yang berada di dapur dan Hesa yang masih terbaring di sofa. Ternyata, Hesa belum juga sadarkan diri sedari tadi. Tara sudah melakukan berbagai cara agar anak itu bangun, mulai dari mengoleskan minyak kayu putih di hidung, menggoyang-goyangkan tubuh Hesa, hingga memukul serta mencubit lengan pemuda itu.
"Si Hesa nyaman banget pingsannya, buset. Gue aja udah bangun."
Karena Juna terus menanyakan alasan mengapa Hesa bisa pingsan dan mengapa mereka bisa berada di rumahnya, Sekala dan Tara terpaksa menjelaskan kembali seluruh kejadian tadi.
"Gue gak paham sumpah. Tiba-tiba gini, tiba-tiba gitu. Gue gak inget sama sekali!"
Tara menyenggol lengan Sekala, kemudian berbisik, "Lo yakin kata dokter dia cuma kecapekan? Kayaknya dia lupa ingatan."
"Gak tau juga. Dia jadi gila semenjak bangun."
Keduanya pun kembali menyinggung perihal akun inst*gram milik Juna. Dan Tara tetap bersikeras untuk menyuruh Juna menonaktifkan akunnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] Realize: Exchange | TXT
Fanfiction[END] Terlahir dalam keluarga yang kacau membuat Biru menilai jika kehidupan Sekala, Juna, Tara, dan Hesa selalu diwarnai dengan kebahagiaan. Dengan kata lain, Biru menganggap kehidupan mereka sangatlah sempurna. Meskipun menjalin tali persahabatan...