[23] Sat Set Alah Vegas

0 0 0
                                    

"Kak, tadi beli apa?" tanya Queen membuat tubuhnya menghadap Vegas.

Vegas menatap sekilas wajah Queen, sangat disayanginya tatapan Vegas malah jatuh pada bibir ranum gadis itu. Queen yang tidak sadar ditatap lewat kaca spion sampingnya mengigit bibir atas, membuat Vegas langsung mengalihkan tatapan dari bibir Queen.

Dia juga seorang laki-laki jadi wajar saja jika melihat pemandangan itu hasrat kelakiannya terpancing, Vegas merutuki gadis di sampingnya yang semakin membuat Vegas panas dingin.

"Kak! Dengarkan aku tanya?!" kesal Queen memajukan bibirnya cemberut.

Lampu berganti merah membuat Vegas memberhentikan mobilnya, Vegas masih saja melirik Queen dari kaca spion. Gadis ini tampaknya benar-benar ingin menggoda dirinya, terlihat dari tadi gadis tersebut terus saja mengigit bibir.

Queen semakin dibuat kesal oleh sikap  Vegas. "Kak Vegas kok diam aja, Kakak nggak kesambet 'kan? Queen jadi takut, Kakak lagi sariawan, yah?" teriaknya agak kencang supaya Vegas menjawab.

Tidak ada reaksi dari cowok itu, Queen yang kesal mengguncang-guncang tubuh besar Vegas dengan kedua tangannya. Dengan sekali sentak Vegas menarik tangan mungil yang sedang menguncang tubuhnya, membuat tubub Queen sedikit maju ke depan.

Tubuh Queen yang sentengah condong ke Vegas membuat jarak mereka begitu dekat, mata elang Vegas menatap tepat pada manik matanya yang biru laut.

"K–kak Veg—"

Hap!

Ucapan Queen terhenti tubuhnya dipeluk Vegas, dengan sedikit mengangkat tubuh kecil Queen berpindah tempat duduk menyamping di pangkuan Vegas. Queen gelagapan tidak jelas, tangannya mengantung di udara.

"Lu banyak omong," kata Vegas memangkas jarak antara mereka, mulut Queen sedikit terbuka.

Cup!

Satu kecupan mendarat papa bibir Queen, mata Queen langsung melotot lebar saat ia ingin melepas ciuman itu Vegas malah memagut bibirnya, meng'hisap bibir bagian bawah Queen. Merasa tidak ada respon dari gadis yang ada di pangkuannya Vegas mengigit cukup kuat bibir mungil itu membuat Queen membuka bibirnya sedikit.

Vegas yang merasa memiliki kesempatan langsung memasuki lidahnya, mencecap setiap inci rongga mulut gadis itu tanpa terlewatkan. Queen tentu saja sok saat lidah Vegas terasa bermain-main dalam mulutnya, first kissnya dicuri oleh Vegas. Apakah ini bisa disebut first kiss? Bukankah first kiss itu hanya sekedar menempel?! Tetapi ini lebih dari itu.

"Ka–kak Ve–vegas ...," ucap Queen terhenti saat Vegas menduduki tubuhnya mengangkangi pemuda itu.

Queen secara refleks meletakan tangannya di bahu Vegas, sedangkan matanya sudah tertutup tidak mampu melihat mata tajam Vegas yang sibuk menyesap bibirnya. Satu tangan Vegas yang tadi memeluk tubuh gadis itu beralih menarik bok'ong Queen agar lebih dekat lagi pada pangkal pahanya.

Queen bisa merasakan sesuatu yang sedang diduduki olehnya semakin bertambah besar, apalagi Queen hanya memakai cel'ana dal'am saja sehingga benda keras itu terasa menggesek miliknya. Serasa ada sengatan listrik Queen merasakan sesuatu yang tidak enak di dalam dirinya.

Sedangkan Vegas sudah berpindah pada leher jenjang Queen, menghisap dan menggigit kecil di sana. Menengelamkan wajahnya pada ceruk leher Queen, membuat gadis itu sedikit memiringkan kepalanya, hal itu mempermudah Vegas menyesap leher gadis tersebut.

"Kak Vegas!" pekik Queen panik, Vegas masih saja tidak menghiraukan gadis itu dia terlalu asik memberi jejak pada leher Queen.

Tin ... tin....

Klakson yang cukup keras dari arah belakang membuat Vegas terkejut, pemuda itu menjauhkan wajahnya dari leher Queen, matanya langsung melotot melihat satu tangannya menangkup satu gunung gadis itu.

Vegas yang sudah sadar melepaskan tangannya, lalu sedikit mengangkat Queen agar kembali pada tempatnya. Kemudian kembali menjalankan mobilnya.

"Sorry," sesal Vegas, mengapa dirinya sampai hilang kendali?

Queen tidak mampu menjawab atau sekedar melirik Vegas, pipinya sudah memerah sejak tadi. Vegas yang melihat itu hanya terkekeh di dalam hati, hay! Ini hanya sekedar ciuman mengapa gadis ini reaksinya berlebihan?!

Mobil Vegas akhirnya berhenti tepat di depan gerbang rumah Queen, Queen yang masih loding tidak menyadari mereka sudah sampai.

"Udah sampe, lu nggak mau turun?" tanya Vegas, dengan bodohnya Queen mengangguk beberapa kali lalu turun dari mobil Vegas.

"Queen! Barang lu ketingalan!" teriak Vegas saat gadis itu berjalan cepat dan tidak melihat kebelakang sedikitpun.

Queen langsung berbalik, lalu mengambil belanjaan yang diulurkan oleh Vegas.

"Terima kasih, Kak," ujarnya berterima kasih.

Namun, belum sempat Vegas membuka mulut gadis itu sudah berjalan cepat masuk ke dalam. Vegas tersenyum sedikit, kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan gadis itu.

Vegas melanjutkan perjalanan, melihat mobil Vegas yang sudah agak jauh Queen kembali berlari ke arah pakar. Melihat mobil Vegas yang masih bisa dia lihat, kemudian Queen berlonjat-lonjat kegirangan.

"Gadis bodoh!" gumam Vegas melihat kelakuan Queen yang aneh, Vegas menyentuh bibirnya, lalu kembali tersenyum kecil.

Queen masuk dengan hati yang teramat senang, saat tangannya hendak memegang kenop pintu, pintu itu terlebih dahulu terbuka kasar dari dalam.

Plak!

"Bagus yah, sekarang udah berani dekat-dekat sama Kak Vegas. Heh! Lu sadar dong Kak Vegas itu cowok gue, mau jadi pelakor?!" kata sosok itu setelah menampar pipi Queen.

Queen memegang pipi yang tadi ditampar, matanya menatap tidak suka Lisa. Lisa berdiri menantang di depan Queen, ck! Siluman ular betina ini sangat meresahkan.

Lisa maju semakin dekat dengan Queen, "Gue nggak mau lihat lu dekat-dekat Kak Vegas lagi, apalagi sampai pulang barang. Jangan sampai gue lihat! Habis lu!" ancam Lisa mendorong-dorong kepala Queen kasar.

Byar!

Lisa mengambil paksa barang belanjaan Queen, kemudian membuka untuk melihat isi di dalamnya.

"Cih, barang-barang busuk!"

Lisa mengayun tinggi barang belanjaan Queen, kemudian melemparkannya ke lantai sampai-sampai barang itu berceceran ke mana-mana.

"Apa-apaan sih lu, Lis!" Lisa tertawa atas apa yang dia lakukan, Queen dengan cepat memungut barang belanjaan yang dilempar Lisa ke lantai.

"Yah, begitu! Bagus, lu emang pantas ada di bawa bukan sejajar sama gue," kata Lisa menginjak bahan-bahan masakan yang akan Queen masak untuk ulang tahun Albani.

Queen yang tidak bisa menahan emosi lagi berdiri dengan marah lalu ....

Plak!

"Dek!" panggil Albani pada Lisa yang datang dari belakang.

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang