[16] Wanita Misterius

0 0 0
                                    

Dua anak manusia tersebut mengekor dari kejauhan, saat Vegas berbelok ke kanan Queen dan Alvarez juga ikutan berbelok. Pemuda ini tampak sangat tergesa-gesa, entah apa penyebabnya Queen dan Alvarez pun tidak tahu.

Saat melewati beberapa perawat yang bertugas Queen bersama Alvarez berpura-pura sedang jalan biasa, saat perawat itu melewati mereka Queen dan Alvarez berlari mengejar Vagas yang tampak sudah agar jauh dari mereka.

Langkah Vegas begitu cepat, bahkan Queen harus benar-benar jeli supaya tidak kehilangan jejak laki-laki itu. Sampai pada suatu ruangan Vegas berbelok lalu masuk pada kamar vip nomor 037 tersebut.

"Hallo, Baby! Aku datang lagi, kamu nggak bosan 'kan lihat wajah aku terus?" kata Vegas duduk pada kursi yang berada di dekat berangkas seorang wanita mudah.

Wanita yang disapa Vegas itu kembali menina bobokan boneka bayi yang ada pada gendongnya setelah melihat sebentar pada Vegas tadi, Vegas melihat nampan makanan sang wanita yang masih utuh tidak tersentuh sedikitpun.

Vegas berdecak, lalu mengambil nampan berisi bubur dari rumah sakit tersebut. "Kamu pasti bosan 'kan makan ini rumah sakit? Yaudah, makanya cepat sembuh biar bisa makan di luar kayak dulu lagi. Nggak capek apa di rumah sakit terus," ujar Vegas lembut kemudian mengaduk bubur tersebut.

"Siapa tuh cewek? Perasaan baru lihat sekarang, apa gue yang kurang update?!" tanya Queen setengah berbisik pada dirinya sendiri, Alvarez yang berada di sampingnya tidak kalah binggung.

"Ceweknya mungkin," celutuk Alvarez dari belakang, Queen mendongkakkan kepala untuk melihat Alvarez.

Tatapan sinis Queen berikan, tidak bisa! Vegas itu milik Queen.

Alvarez cuma menyegir doang. "Kan baru kemungkinan Queen, belum tentu benar juga," bilangnya lagi setelah mendapat tatapan maut dari Queen.

"Makanya Bang punya bibir itu di sekolahin, jangan nyium pant'ata ayam aja," celutuk Queen sinis, Alvarez balik melirik Queen tidak kalah sinis.

Queen ini memang serba kurang semuanya, kurang tinggi, kurang peka, kurang perasaan, dan yang terakhir kurang otak. Berbeda dengan Alvarez yang memang anak baik-baik, bahkan sangat baik.

"Akhhk ...!"

Perdebatan kecil Alvarez dan Queen terhenti oleh teriakan kencang dari wanita yang bersama Vegas, Vegas mencoba untuk menenangkan wanita itu. Namun, sang wanita semakin berteriak histeris. Akhirnya Vegas menekan tombol yang tidak jauh dari berangkas sang wanita, menakan beberapa tekanan.

Brung...

"Queen! Kalau mau mundurin kepala itu kasi tahu dong, jadinya 'kan kepala lu nggak harus ke bentur dagu gue!" kesal Alvarez mengusap dagunya yang dihantam kepala oleh Queen.

Queen menarik paksa Alvarez saat beberapa dokter dan perawatnya berjalan cepat ke arah kamar tersebut, Queen dan Alvarez berpura-pura sibuk pada ponselnya.

Saat perawat dan Dokter yang melewati mereka, Queen menunjukkan ponselnya pada Alvarez, Alvarez yang kurang konek hanya bisa menatap binggung pada ponsel Queen.

"Bagus nggak, Bang?" tanya Queen sambil kepalanya menunjuk-nunjuk ponsel, pasalnya Alvarez yang curi-curi pandang pada beberapa dokter dan perawat yang masuk.

"Bagus! Ada warna hijau-hijaunya, kayak burung berak," jawab Alvarez asal, Queen yang mendapatkan jawaban tidak masuk akal itu juga tidak mempermasalahkannya.

Memang yang dilihat Alvarez hanya layar hitam, Queen ini memang kekurangan otak jadi mohon dimaklumi saja.

"Bisa-bisanya lu jawab begitu, yah, Bang," bilang Queen menyimpan ponselnya kembali.

"Yah, mending gue bilang begitu dari pada gue bilang orang telan'jang," balas Alvarez tanpa dosa sedikitpun.

Mereka kembali mengintip di pintu yang agak tidak tertutup, bisa dilihat wanita tadi sudah kembali tenang setelah dokter menyuntiknya. Posisi wanita itu sekarang sedang berbaring memeluk boneka bayinya, dan Vegas yang sedang mengusap-usap rambut sang wanita.

Terlihat Vegas sangat menyayangi wanita tersebut, siapa sih sebenarnya wanita itu sampai-sampai membuat Vegas kuatir?! Ada sedikit rasa cemburu saat melihat Vegas sepeduli itu pada wanita tersebut.

'Sadar Queen, lu itu bukan siapa-siapa Vegas,' batin Queen menyadari dirinya sendiri.

"Yah, memang lu bukan siapa-siapa, yah, Vegas. Queen," sahut Alvarez dari belakangnya, Queen mendongkakkan kepala.

"Kok lu bisa tahu gue gomong apa sih, Bang?" binggung Queen, padahal Queen berbicara di dalam hatinya bagaimana laki-laki ini tahu apa yang Queen batin 'kan?

Tak!

"Sakit, Bang!" keluh Queen kerena dahinya di jentik Alvarez.

"Nggak usah binggung begitu, kita 'kan best friend forever," kata Alvarez menjawab kebingungan Queen.

Queen hanya mengangguk-angguk saja sebagai jawaban dari ucapan Alvarez, dokter dan perawat tersebut melangkah keluar membuat Queen dan Alvarez kembali berlakon tidak masuk akal.

Queen menunjuk-nunjuk ponselnya." Bagus bangat kan Bang? Suasananya seger juga," ucap Queen pada foto yang dia perlihatkan ke Alvarez.

"Iya, cewek yang cuma pakek kutang sama cel'ana da'lam di samping itu maksudnya 'kan?" balas Alvarez malah fokus pada cewek yang berpakaian bikini berada agak jauh dari Queen, yah, yang diperlihatkan itu foto Queen sedang di pantai.

"Lu gomong lagi gue kebiri lu, Bang!" ancam Queen melangkah kembali mendekati pintu, yang diikuti Alvarez.

Mereka kembali mengintip Vegas dan wanita tadi, memang duo gintip mereka ini. Posisi masih sama seperti tadi, di mana Queen yang agak menjongkok di depan pintu dan Alvarez yang tepat di atas kepalanya.

"Geser belakang Bang, sempit," suruh Queen kerena posisi Alvarez yang terlalu dekat dengannya.

Memang tukang kepo laki-laki satu ini, jadi di wajarkan saja.

"Gue nggak kelihatan, Queen!"

"Tapi ... lu terlalu dekat Bang, gue engap," alasan Queen, bukanya mundur Alvarez semakin mendesaknya ke depan sampai-sampai ....

Brak!

Tubuh Queen menabrak pintu, membuatnya masuk ke dalam dengan keadaan terjatuh. Queen melihat Vegas yang tercengang ke arahnya, lalu Queen melihat Alvarez yang hendak menjauh darinya.

"Bang ...," panggil Queen seperti bisikan.

Namun, Alvarez sudah berjalan agak jauh sambil berdada-dada padanya tanpa wajah berdosa sedikitpun. Memang tidak ada aklak-nya sih Alvarez.

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang