[24] Hanya Aku yang Boleh Membuatmu Menderita

0 0 0
                                    

Albani berjalan ke arah mereka, matanya menatap tajam kepada keduanya. Lisa yang melihat Queen memungut kembali barang-barang belanjaannya dengan cepat berpura-pura membantu, meski dirinya egan untuk melakukan ini.

"Gapain sih lu Dek, biarin dia pungut sendiri," ucap Albani menarik Lisa agar berdiri, Albani membawa Lisa ke atas.

Lisa membalikan tubuhnya dan menjulurkan lidahnya pada Queen, Lisa hanya menatap keduanya penuh benci. Namun ....

Brung!

Kaki Lisa tanpa sengaja menyandung kaki Albani membuat gadis itu hampir terjatuh, Albani cepat-cepat membantu gadis itu untuk kembali tegak berdiri.

"Kamu nggak apa-apa 'kan, Dek?" tanya Albani memeriksa tubuh Lisa, Lisa hanya mengangguk singkat sebagai jawabannya.

Sedangkan Queen di sana sudah tertawa dalam hati, ia kembali memasukan bahan-bahan itu ke dalam plastik. Albani Lisa kembali berjalan, di mana Albani memapah gadis itu menaiki anak tangga.

'Siluman ular caper!' gerutu Queen dalam hati.

"Butuh bantuan?" Satu tangan seseorang mengambil barang-barang belanjaan Queen yang jatuh, Queen menengadah untuk melihat siapa pelakunya.

Alvano sedikit berjongkok membantu Queen memungut cabe-cabe, dan sayur-sayuran yang cukup banyak. Tidak ada percakapan antara mereka, Queen yang sibuk dengan isi pikirannya sendiri dan Alvano yang sibuk membantunya.

"Mau buat apa?" tanya Alvano memberikan cabe-cabe di tangannya pada Queen.

"Tumpeng, Bang," jawab Queen sambil mengambil cabe di yang Alvano sodorkan padanya.

Alvano hanya mengangguk paham saja, setelah semuanya terkumpul Alvano meninggalkan Queen. Queen hanya menatap punggung lebar Abangnya itu dari belakang, punggung yang dulu sering menggendong Queen sewaktu kecil.

Punggung itu sekarang tertutup kemeja putih yang sedikit kusut bagian bawahnya, tanpa mereka sadari sedari ada Valen melihat kejadian itu tanpa terlewatkan, hati kecilnya sebagai seorang ibu kandung Queen merasa tidak terima anaknya diperlukan seperti itu.

Namun, Valen hanya bisa menatap dari kejauhan, dan Valen terenyuh melihat kedekatan Alvano dan Queen. Rasanya Valen juga ini seperti dulu lagi, akan tetapi egonya terlalu tinggi membuat Valen menutup rasa sayangnya pada Queen.

'Apa harus begini? Pa, maafin aku,' batin Valen kemudian melangkah pergi dari tempatnya bersembunyi.

Queen membawa barang-barang belanjaan ke dalam dapur, Queen menempatkan bahan yang diperlukan ka dalam wadah yang sesuai, ia mencuci beras hingga bersih, kemudian mencampur beras ketan, kukus sampai matang.

Setelahnya Queen mencampurkan kunyit dan santan, saring dan buang ampas kunyit. Masak dengan daun salam, pandan dan sereh. Tambahkan garam aduk sampai rata, lalu Queen memasuki beras ke dalam santan, aduk dan masak hingga santan menyusut.

Sambil menunggu tumpengnya masak, Queen mengambil wadah untuk meletakan tumpengnya nanti. Queen mengobrak abrik seisi dapur, tidak ditemukan tempat yang cukup besar untuk meletakan tumpengnya. Terpaksalah Queen pergi ke dapur atas barang kali ada di sana.

Agak lama di sana, tiba-tiba Lisa yang datang dari arah kamar mandi mencium sesuatu yang harum dari arah dapur, penasaran Lisa mengecek bau apa yang harumnya sampai membuat hidup Lisa tersengat.

"Siapa nih yang masak?" binggung Lisa melirik sana sini, namun tidak ada siapa-siapa yang ia temukan.

Lisa membuka penutup wajah berbentuk aluminium itu, lalu termenung melihat nasi berwarna kuning. Terlihat aneh menurut Lisa, dengan kepoan yang mendalam Lisa mengambil sendok kecil, lalu menyendok sedikit nasi berwarna kuning tersebut.

Lisa tampak sedikit berpikir. " Nggak terlalu buruk," komentar Lisa.

Sangat disayangkan tangan Lisa malah menekan terlalu kuat sampai-sampai membuat wadah yang berbentuk aluminium itu jatuh, membuat isi di dalamnya berserakan di lantai.

"Ups, sorry," kata Lisa menutup mulutnya pura-pura kaget, sedetik kemudian Lisa melangkahkan kakinya melewati nasi-nasi yang berserakan tanpa bersalah.

***

Vegas sekarang berada di rumahnya, ia masih berpikir keras apa yang telah dia kukan pada gadis cupu itu, ah! Ini bukan Vegas yang dia kenal, Vegas memegang bibirnya.

Plak!

"Awkh ... sialan!" ringgis Vegas mengusap-usap kepalanya yang dia tepuk cukup kencang.

Sadar Vegas!

Vegas berusaha untuk melupakan kejadian tadi siang, anggap saja tadi dia sedang mabuk, hahah ... iya begitu seharunya. Vegas merebahkan tubuhnya dan mencoba untuk menutup mata dan melupakan kejadian tadi siang.

"Akhh!" maki Vegas bangun dari tidur, lalu mengacak-acak rambutnya kasar. Semakin Vegas ingin melupakan semakin bayangan-bayangan itu muncul.

Vegas masih bisa merasakan manis bibir gadis itu, dan rasa enak yang menggesek dirinya tadi. Jangan lupa kelembutan yang Vegas rasa dengan tangannya langsung, memikirkan itu membuat tubuh Vegas meremang seketika.

Andaikan saja mobil sialan di belakang mobil Vegas tidak mengelakson sudah dipastikan ia bisa memegang secara langsung kelembutan itu tanpa terhalang apapun.

'Lemah bangat sih lu!' batin Vegas menampar sesuatu yang mulai berdiri dengan tidak terhormat.

Vegas bangun dari duduknya, melangkah keluar dari kamar. Entah pergi ke mana yang jelas menenangkan pikirannya yang kalut.

***

Queen datang dengan wadah di tanahnya, untung saja tumpeng yang Queen masak tidak hangus. Queen mengambil sapu tangan untuk membangkitkan tumpengnya.

Setelah tumpeng berpindah ke wadah yang Queen ambil tadi, Queen menghiasi dengan beberapa sayuran-sayuran. Tidak terlalu lama akhirnya Queen selesai menghias tumpeng.

"Akhirnya selesai juga," kata Queen senang.

Queen meletakan tumpengnya pada lemari yang ada di dapur, memastikan tidak akan ada yang menganggu, mengambil atau mengetahuinya. Ini kejutan untuk Albani.

Setelahnya Queen mencuci tangan, lalu berjalan ke kamarnya dengan sedikit lega. Sekarang yang perlu dia siapkan kado untuk abangnya Albani.

'Aku memang membencimu, dan hanya aku yang boleh membuatmu menderita!'

Sosok itu terus saja menatap punggung kecil Queen yang mulai tidak terlihat lagi, dengan tatapan datarnya dan ....

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang