[46]Bantu Beres-beres

0 0 0
                                    

Lisa sudah berada di dalam kamar, ia tidak lupa mengunci pintu takut-takut Alvano nekat masuk berhubung di rumah tidak ada siapa-siapa kecuali mereka berdua bisa saja cowok itu melakukan hal macam-macam terhadap dirinya.

Lisa membuka genggaman tangan, seketika kalung yang tadi dia curi dari leher Alvano terpampang di depan matanya, entah harus dia apakan kalung ini Lisa jadi bingung. Akhirnya Lisa memutuskan untuk menyimpan kalung itu di meja belajar.

Lisa mengambil ponsel lalu menekan nomor seseorang, beberapa menit menunggu akhirnya diangkat juga oleh orang yang berada di sebrang sana.

[Hallo! Queen lu di mana? Kapan lu pulang? Gue sendirian nih di rumah.]

Lisa menyerbu Queen dengan berbagai pertanyaan, satupun belum sempat gadis itu menjawab Lisa kembali membuka suara.

[Ada maling di rumah, noh lu dengar ada barang jatuh! Cepatan pulang Queen ....]

Lisa benar-benar merengek agar Queen mau pulang sekarang, dia takut Alvano melakukan hal macam-macam terhadap dirinya, terpaksa Lisa berbohong mengatakan dirinya sendiri di rumah sekarang.

[Is! Lu ya, ulat keket. Gue lagi sibuk! Lu telpon aja Bang Bani kalau nggak Bang Vano,] suruh Queen dengan sedikit teriakan kencang yang membuat Lisa harus menjauhkan telinga dari ponselnya sendiri.

Is, gadis ini jelas-jelas Lisa ingin menghindari Alvano malah disuruh telpon tuh cowok.

[Jadi lu benaran nggak mau pulang?] tanya Lisa cemas-cemas akan jawaban Queen.

[Nggak!]

Tutttt ....

[Queen! Queen?!]

Lisa menatap pasrah pada layar ponsel yang sudah berganti fotonya, apa yang sekarang harus dia lakukan? Nggak mungkin berdiam diri saja di dalam kamar, ah! Siapa saja nggak ada gitu yang ingin mampir ke rumahnya?

Lisa bangun dari ranjang lalu berjalan hilir mudik mencari sebuah ide agar bisa keluar dari rumah ini, untuk melangkah keluar dari kamar saja Lisa takut. Setakut itu kah Lisa terhadap Alvano? Mungkin lebih lagi.

Lisa kembali membuka ponsel lalu mengecet Alvin barang kali pacarnya itu mau membantu dirinya ... hahah, tentu saja Alvin bakal mau. Setelah mengirim pada Alvin laki-laki itu langsung membalas tanpa berlama-lama. Senyum manis mereka terbit begitu saja dari sudut bibir Lisa.

[Maaf, Ayang aku lagi sibuk.]

Singkat, padat, jelas. Itulah isi pesan dari Alvin, harapan secuil Lisa seketika hilang dengan sekejap. Tanpa niat membalas lagi dia mematikan ponselnya.

Setelah lama berpikir akhirnya Lisa mengambil keputusan memberanikan diri untuk keluar dari kamarnya, dia melangkah sangat pelan agar Alvano tidak mendengar langkah kakinya. Lisa menolah ke sana ke mari hanya untuk mencari keberadaan Al.

Namun, cowok itu tidak ditemukan oleh Lisa baik di tempat tadi mereka duduk sampai ke dapur batang hidung cowok itu sama sekali tidak terlihat. Saat ingin menaiki lantai atas Alvano turun dengan langkah besarnya, seketika jantung Lisa mendisko saking hebat.

Saat melewati Lisa Alvano hanya melirik dengan tatapan dingin, kemudian terus melangkah sampai menghilang di ambang pintu keluar. Lisa mengikuti pandangannya yang terus saja memang Alvano sampai berakhir di ambang pintu.

"Gue salah?" menolok Lisa bingung pada dirinya sendiri.

***

Di lain tempat ada Queen yang membantu Vegas melipat beberapa pakaian dan memasukkan ke dalam tasnya. Vegas hanya melihat tanpa melakukan apapun, Queen yang sedang sibuk tidak sadar akan perbuatan Vegas yang mulai mengeluarkan pakaian yang sudah ia lipat dengan bagus.

Begitulah, Queen yang susah-susah melipat dan menatanya ke dalam tasnya Vegas yang cukup besar, cowok itu malah yang mengeluarkan tanpa merasa bersalah sedikitpun pada Queen.

"Kak Vegas! Kenapa pakainya dikeluarkan sih?! Queen 'kan susah-susah rapiin!" pekik gadis itu melihat Vegas yang sangat santai mengeluarkan pakaian dari tas.

"Gue bosan," jujur Vegas pada Queen, Queen kembali memasuki pakaian yang dikeluarkan oleh calon suami laknatnya.

Dengan wajah cemburu Queen menjawab. "Kalau bosan itu cari kesibukan lain, jangan malah keluarin pakaian yang udah Queen tata rapi dalam tas, Kakak." Queen kesal.

Asik juga menganggu gadis ini, dibandingkan Lisa Queen lebih baik. Menurut Vegas sih, untung saja dia dulu nggak jadi nembak Lisa kalau tidak dia tidak akan kenal dengan Queen. Oh, memang keberuntungan sekali.

Meskipun gadis itu selalu mengaku-ngaku pacarnya, yang Vegas dengar. Sebenarnya mereka belum pacaran Lisa saja yang mengejar Vegas, sekarang gantian dulu Vegas yang mengejar dan ingin menembak gadis itu jadi pacarnya.

"Kakak gapain lihat-lihat Queen gitu bangat?" tanya Queen melihat Vegas yang menatapnya begitu intens.

Queen takut Vegas merasa kurang nyaman kerena memarahi cowok itu tadi yang mengusilinya. Apakah Queen berlebihan? Apa Queen perlu minta maaf juga?!

"Emang nggak boleh lihatin calon pacar sendiri?" bilang Vegas dengan gembleng-nya.

Queen menganga mendengar ucapan Vegas, oh! Vegas kalau bercanda memang nggak asik, nih lihat jantung Queen rasanya berdetak bagaikan laju motor dengan kecepatan tinggi.

"Kayaknya aku dengar suara-suara deh, Kak," kata Queen melirik sana-sini.

Vegas yang melihat gelagat aneh Queen ikutan melirik, meskipun tidak ada tampak yang aneh di dalam kamarnya.

"Oh, suara buaya darat sedang cari mangsa ternyata, Kak," bilang Queen lagi lalu tergelak dengan ucapannya sendiri.

Vegas juga ikutan tergelak meskipun tidak tahu sedang membahas apa, bahkan cowok itu tergelak sumbang.

"Garing ya, Kak?" tanya Queen polos.

"Nggak kok, lawakan lu lucu kok," bohong Vegas menyenangkan hati Queen.

"Eh, udah mau sore. Queen harus pulang Kak nanti dimarahin Mama," ujar Queen melihat jam di tangannya.

"Yaudah gue antar pulang." Vegas bangun dari duduknya, tidak terasa semuanya sudah gadis itu bereskan dengan begitu cepat.

Queen mengikuti Vegas menuju motornya, kemudian kaget saat Vegas memasangkan helm tiba-tiba di kepalanya. Setelah itu mereka naik ke atas motor, dan motor pun meninggalkan perkarangan rumah Vegas.

Cepat bangat rasanya waktu hari ini berlalu, padahal jika Queen di rumah hari serasa berabad-abad lamanya.  Huhu, mengesalkan!

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang