[49] Dua orang pencemburu

0 0 0
                                    

Tujuh jam sudah mereka lewati, ada yang sudah tidur terus bangun lagi, tidur lagi. Ada yang berjaga sepanjang perjalanan saking lamanya waktu berjalan, bahkan seorang gadis kini sudah merasakan kesemutan pada pantatnya. Bagaimana tidak duduk sejak pagi.

Vegas pemuda itu diam-diam curi pandang pada dua meja di depan samping kiri, pada gadis yang sejak pagi masih membuka matanya sedangkan yang lain sudah banyak yang tidur, Vegas mengambil ponsel di sakunya dan mengetik beberapa kata yang ia rangkai untuk sang gadis.

Ting!

Queen yang sibuk menyemili makanannya tersadar saat ponselnya berdering, memang Queen tidak jauh-jauh akan makanan di manapun dan bersama siapa pun makanan nomor one, Queen mengangkat bungkus kripik singkong dan meletakan pada pangkuan Alvarez.

"Titip bentar ya, Bang, awas sampai jatuh ganti setokoh-tokohnya!" bilang Queen mengancam Alvarez, tentu saja cowok itu tidak akan mendengarnya kerena Alvarez sedang tidur nyenyak.

Queen mengambil ponsel di dalam tas di bawah kakinya agak kesulitan, namun ia tetap bisa mengeluarkan ponsel itu dari dalam tas. Queen langsung berbinar-binar saat menerima pesan dari Vegas, iya, sejak Vegas calon suaminya itu menggencet-nya dulu sekarang mereka sudah saling follow-follow dan tukar-tukaran nomor WhatsApp.

[Gue bosan!]

Dua kata yang tidak memiliki arti penting, namun mampu membuat hati Queen terbang ke langit ketujuh saking senangnya. Queen mengetikan sesuatu membalas pesan calon suaminya itu.

[Terus Queen harus apa biar Kakak nggak bosan?] tanya Queen langsung pada intinya.

Vegas mengeleng-gelengkan kepala mendapatkan jawaban dari Queen.

[Ck, jadi cewek jual mahal dikit kek, cari alasan biar gue nggak mati topik, tumben Kak Vegas nge-chat aku, bisa juga atau alasan yang lain ... jangan langsung pada poinnya,] gerutu Alvarez kemudian mengirimkan beberapa kata itu pada Queen.

Queen sedikit agak malu ditegur begitu oleh Vegas, tetapi dia tidak bisa sok jual mahal bisa-bisa Vegas diembat oleh sih ular keket Lisa. Tahulah Lisa itu benalu!

[Ya, kalau aku nggak gesit bisa-bisa ketikung, Kak. Makanya jaman sekarang harus serba cepat, contohnya: makanan aja sudah serba cepat sekarang.]

Entah dari mana ia mendapatkan keberanian untuk membalas seperti itu pada Vegas, Queen bahkan malu sendiri.

[Iya, iya, serah lu deh!] pasrah Vegas, melawan Queen sama saja melawan ras terkuat di muka bumi ini.

[Kak Vegas marah ya?] tanya Queen jadi nggak enak hati pada Vegas.

[Kalau gue marah lu mau apa?!] tantang Vegas pada Queen.

[Queen bakal bikin Kak Vegas tersenyum,] ucapnya yakin bisa membuat Vegas tersenyum.

Vegas menarik satu alisnya bingung, saat ingin mengetik lagi satu pesan lagi masuk. Dari Queen tentunya!

[Dengan re'mez-re'mez kayak waktu dulu kita di dalam mobil!]

Balasan itu hampir saja membuat Vegas ternganga, bagaimana gadis ini bisa mengetik begitu? Ingin menantang Vegas? Sudah tahu Vegas ini sebenarnya otak 21+ malah dipancing oleh Queen. Lihatlah senyum kecil sudah terbit di sudut-sudut bibirnya.

[Lu mau?]

[Eh, salah ketik tadi Kak, ini gara-gara diajarin Alvarez makanya otak Queen jadi tercemar gini jadinya!] balas Queen cepat.

Astaga bagaimana dia bisa menulis begituan pada Vegas, walau bagaimanapun Vegas itu laki-laki bagaimana kalau nanti dia benar-benar ingin begitu dengannya? Ih, nikmat ... heheh, tapi nanti buat praktek kalau Queen udah nikahnya.

Vegas tidak lagi membalas, hatinya tiba-tiba bad mood ketika nama Alvarez disebut, gadis ini nggak peka atau apa? Jelas-jelas Vegas sedang masa pedekate malah bawah-bawah cowok lain. Atau jangan-jangan memang Alvarez sama Queen itu pacaran?

'Pantasan selalu berdua ternyata pacaran,' ucap Vegas dalam batin.

Hahah, seharusnya dia sudah tahu dari awal. Mana ada persahabatan cowok sama cewek tanpa melibatkan perasaan itu mustahil sekali, 'kan?

[Kak, kok nggak balas lagi?]

Satu pesan kembali masuk, Vegas membuka aplikasi WhatsApp-nya dan cuma melihat pesan dari Queen tanpa ingin membalasnya.

Ting!

[Queen salah?]

Satu pesan lagi muncul, begitu juga Vegas cuma melihat tanpa ingin membalas. Bahkan cowok itu sekarang sudah keluar dari aplikasih WhatsApp-nya dan memasangkan headset pada ponsel dan mulai mendengar musik lewat ponselnya.

Queen yang tadi senang kerena di chat Vegas sekarang bermuka muram, dia masih melihat kontak nama Calon suami Queen, menunggu balasan dari kontak itu untuknya. Lama menunggu tidak juga ada balasan, Queen membalikan tubuh. Lalu sedikit menegakkan tubuhnya di atas tempat duduk, melihat ke belakang tempat di mana Vega duduk.

Setelah melihat cowok itu sudah tertidur dengan menutup mata dan headset di kedua telinganya Queen jadi lega, dia pikir Vegas.
marah padanya ternyata cuma ingin tidur.

Hap!

Pas dia akan duduk tiba-tiba saja Alvarez memeluk pinggangnya, dan mendusel-dusel wajahnya pada punggung Queen, lalu bergumam kecil.

"Nanti jam tujuh bagunin Varez ya, Bun! Varez harus cepat tiba di sekolah supaya bisa belihin jajanan buat Queen. Oh, iya! Ingatin Varez juga nanti jemput Queen ya, Bun ... Bunda tahu Queen itu galak, jadi kalau Veraz telat nanti kena ceramah panjang lebar dari Queen," gumam Alvarez tanpa sadar oleh pemuda itu.

Queen kesal akan penuturan dari Alvarez. "Iya, Sayang, nanti Bunda ingatin kamu. Kamu juga  jangan lupa kalau berangkat pakai cel'ana da'lam jangan kayak dulu ...." penuturan Queen terhenti, dia lupa kalau dulu yang bersama Alvarez itu dia bukan bundanya cowok itu.

"Bunda paling pengertian, love you Bunda!" bilang Alvarez.

Setelahnya cowok itu tidak lagi mengigau, Queen dengan telaten mengembalikan Alvarez pada posisinya sembula, kemudian membuka headset yang cowok itu pakai. Menyimpan ponsel dan headset yang cowok itu pakai sedari tadi.

Vegas yang menyaksikan itu merasa gerah, lalu memutar tubuhnya menghadap samping kalau tetap lurus dia akan tetap melihat Queen dan Alvarez yang sedang bermesraan.

Sedangkan di tempat duduk lain ada Albani yang sudah terbangun dan sedang bermain game-nya, Albani melirik ke samping  mendapatkan Alvano dan Lisa yang dalam satu selimut, bahkan kepala Lisa menyender pada bahu Alvano.

'*Ada apa sama mereka berdua? Bukanya mereka nggak akur?' Albani masih melirik ke samping, dia baru menyadari kalau Alvano duduk dengan Lisa.

'Ini nggak boleh dibiarkan*!"

Albani langsung membuang muka, bisa-bisanya dia kecolongan star padahal dia yang paling akrab, Albani harus gerak cepat kalau nggak ketikung lagi nanti.

"Sialan!"

Albani mengepalkan tangannya dan meninju-ninju satu tangannya,  setelahnya Albani merebahkan tubuh lalu menutup wajahnya dengan selimut.

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang