[48] Insiden tempat duduk

0 0 0
                                    

Bus sekolah Lengan T-ara telah melaju meninggalkan perkarangan sekolah, Lisa yang memilih melihat ke luar kaca tanpa sadar seorang cowok mendekati tempat duduk dia dan Bunga.

Alvano memberi isyarat pada Bunga dengan hanya mengunakan telunjuk, Bunga yang paham dan tidak berani berdebat dengan cowok dingin itu memilih memberi tempat duduknya dengan hati kesal.

Tanpa memberi tahu Lisa, sebenarnya Bunga ingin memberitahu akan tetapi Alvano melarangnya dengan sedikit tahu diri Bunga pindah ke samping tempat di mana Albani duduk sendiri. Kasihan sekali bujang kita satu ini, entah ke mana pergi sohib-sohib Albani sampai duduk sendiri merana.

"Siapa yang nyuruh lu duduk di sini?" Albani menatap Bunga bak lenser yang akan menembak musuhnya.

Lisa membelokkan wajahnya. "Ya, emang kenapa kalau Bunga duduk di sini?" tanya Bunga dengan wajah polosnya pada Alvani.

"Gue pengen sendiri, pindah sana!" geram Albani mendorong-dorong tubuh kecil Bunga, bukanya pindah Bunga malah menempelkan tubuhnya pada Albani.

"Gue bilang pindah!" Raut wajah Albani sudah berubah merah, "lu budek? Nggak dengan gue gomong apa?!" marah Albani mendorong kencang tubuh Bunga.

Brung!

Tubuh Bunga jatuh kerena didorong Albani, membuat mata-mata memandang ke arah mereka termasuk Lisa yang tadi melamun sadar akan bunyi benda jatuh. Dia langsung menolehkan wajah dan kaget mendapati Alvano berada di sampingnya, serta Bunga yang tadi duduk di samping Lisa sedang duduk di bawah.

Lisa menatap tidak percaya dan berakhir menuduh Alvano kerena tempat duduk Bunga diambil Alvano makanya gadis itu duduk di bawah tanpa tahu kejadian sebenarnya, sedangkan Alvano sudah memejamkan mata dengan handset di telinganya sehingga tidak menyadari ada keributan.

"Sakit tahu Kak Bani!" ucap Bunga pada Albani, Bunga sudah bangun dan tidak memilih duduk dekat cowok itu lagi.

"Salah lu sendiri gapain keras kepala!" balas Albani cuek, untung saja nggak kaki Albani yang berbicara tadi kalau kakinya yang berbicara sudah dipastikan tuh gadis akan mewek kencang.

Bunga duduk di belakang cowok itu, dendam terasa berapi-api setelah menduduki tubuhnya di paling ujung belakang Albani Bunga menjambak rambut cowok itu cukup kuat lalu memundurkan tubuh saat Albani bangkit ingin menggapainya.

Albani sudah mengatupkan rahangnya menahan agar tidak menerjang gadis itu saat ini, dia cuma sedikit berdiri berbalik tubuh dan menggapai tubuh Bunga, sayangnya gadis itu telah lebih dahulu menghindar.

"Awas lu!" ancam Albani nunjuk-nunjuk Bunga dengan marah. Dan, mendapatkan juluran lidah dari Bungan.

Albani kembali membenarkan tubuhnya, nanti dia pasti akan membalas perbuatan gadis itu padanya. Ingatkan saja Albani!

Lisa menyaksikan langsung perdebatan Albani dan Bunga, kemudian menggelengkan kepalanya tertawa melihat tingkah kekanak-kanakan sahabatnya dan Abang angkatnya itu. Lisa mengalihkan pandangan dari dua manusia itu menatap Alvano di sampingnya, seketika mood Lisa jadi buruk.

Lisa secara perlahan mengambil tasnya lalu dengan gerakan pelan ingin melangkahi Alvano. Namun, cowok itu terlebih dahulu membuka mata dan mendorong tubuh Lisa kembali pada tempatnya, Lisa langsung menatap protes pada Alvano.

"Aku mau-"

"Diam di sini atau duduk di pangkuan gue?!" ujar Alvano muntlak tidak bisa dibantah.

Bung...

Tidak kena, tangan gadis itu telah terlebih dahulu Alvano tangkap. Lalu tersenyum sinis pada Lisa yang membuat gadis itu semakin murka, Lisa yang ingin kembali memukul Alvano dengan tangan kirinya terhenti saat Alvano berucap yang mampu membuat Lisa tidak bisa berkutik lagi.

"Mau gue telanj'angin di sini?" ancam Alvano bertambah senang.

Lisa yang sempat takut akan ancaman Alvano, sedetik kemudian tersenyum menantang, Lisa mengangkat tangan cukup tinggi dan ....

Brung!

Tepat mengenai kepala cowok itu, Lisa tersenyum penuh kemenangan. Tanpa dia sadari sedang memancing amarah cowok dingin itu. Dengan satu tangan Alvano menaupkan kedua tangan Lisa dan berakhir dengan....

Syrettt!

Dengan satu tangan Alvano sudah berhasil merobek lengan baju gadis itu sampai punggungnya, membuat baju itu sobek cukup panjang diarea punggung. Lisa langsung sok, dengan spontan merapatkan punggungnya pada sela-sela sandaran tempat duduk.

Mata Lisa sudah ingin menangis menatap Alvano yang sudah tidak peduli lagi setelah merobek baju Lisa, bagaimana cowok itu bisa melakukan hal jahat begini? Lisa berusaha menahan baju itu agar tidak memperlihatkan tubuh sampingnya, tetap saja kelihatan meski cuma Alvano yang melihat kerena terhalang tubuh Alvano jadi cuma cowok itu saja.

'Jahat!' batin Lisa, lalu benar saja air mata sudah lolos di pipinya.

"Nih pakai!" Alvano menyerahkan jaket yang entah kapan cowok itu buka, sekarang Alvano hanya memakai baju kaos pendek.

Lisa membuang jaket yang diberikan Alvano, Alvano yang melihat itu mengambil kembali jaketnya dan meletakan di atas pangkuan gadis itu.

"Kalau lu mau kayak gini nanti keluar yaudah nggak usah pakai," ucap Alvano melirik Lisa dari atas sampai bawah.

Terpaksalah Lisa memakai jaket cowok itu meskipun Lisa tidak sudah memakai apapun dari Alvano. Akan tetapi sekarang sedang dalam situasi gawat dia harus menurunkan sedikit egonya.

"Gadis pintar." Alvano mengacak-ngacak rambut Lisa membuat gadis itu menepis tangan Alvano di kepalanya.

Setelah keributan itu selesai Alvano dan Lisa memilih kesibukan sendiri, di mana Lisa kembali menatap keluar sedangkan Alvano kembali memasang headset di telinganya, kemudian menyadarkan tubuh dan menutup matanya rapat.

Sedangkan di tempat duduk lain ada Queen dan Alvarez yang sudah enteng, sama seperti Alvano Alvarez sudah tertidur dengan mendengarkan musik dan menutup matanya dengan satu tangan, sedangkan Queen duduk santai sambil menyemili makanan yang Alvarez beli tadi.

Satu kapal lagi akan berlayar🗿

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang