[2] Queen dan cowok stress

3 0 0
                                    

Pung!

"Anak kecebong ...." Kaget sosok itu saat Queen menepuk bahunya, Queen tertawa kecil atas tanggapan dari Alvarez.

Alvarez laki-laki itu menatap Queen tidak suka, padahal dirinya sedang serius tadi menatap majalah yang menampilkan sosok gadis cantik berbalut gaun putih, rambut panjang yang digerai serta senyum kecil yang menambah kesan manis di wajahnya yang bulat. Sangat cocok untuk menjadi ibu dari anak-anaknya nanti ... hehe.

Queen mengintip sedikit untuk melihat apa yang sedang Alvarez lihat sampai-sampai dirinya dilupakan, apa hal yang menjadi penyebab dirinya diacuhkan?

Oh, foto gue!

"Cantik bangat nih cewek, cocok jadi Ibu anak-anak gue kelak," celutuk Alvarez masih mengagumi sosok cantik yang ada di majalah tersebut.

'Gue yang nggak mau jadi bini lu,' batin Queen tidak terima memiliki model suami seperti Alvarez, yang suka membuat onar.

Tag!

"Awk ... sakit njirr," keluh Alvarez pada keningnya yang dijitak Queen.

Queen kembali tertawa kecil, Alvarez sangat lucu menurut ia. "Biar lu sadar, gue takut lu lama-lama gila," kata Queen dengan enteng meskipun perkataannya sedikit kasar.

"Heh, yang ada kebalik kali," balas Alvarez tidak terima atas perkataan Queen, Queen hanya beroria saja tanpa ingin berdebat lagi dengan Alvarez.

"Lu tahu?"

"Kagak ...," sangga Queen cepat.

Alvarez berdecak sedikit, menatap takjub pada sahabatnya ini. Berbicara dengan Queen memanglah baik untuk membangkitkan mood, apalagi dengan jawabannya yang diluar nalar semakin menambah keasyikan dalam berbicara.

"Gue belum selesai gomong," tegur Alvarez dengan menyenggol lengan kecil Queen.

Queen membalikan wajah untuk menatap Alvarez, "Yaudah tinggal gomong apa susahnya sih, Bang?" sewot Queen dengan bibir yang sudah agak maju.

Sabar, Alvarez!

Untung saja Queen sahabat dekatnya kalau tidak sudah adu jotos sedari tadi, pasalnya Queen selalu bikin emosi.

"Begini—"

"Bang calon suami gue noh, cepatan kita gumpat," heboh Queen menarik Alvarez untuk bersembunyi, Alvarez hanya pasrah saat tubuhnya ditarik paksa.

Beberapa meter dari tempat mereka bersembunyi tampak Vegas bersama kawan-kawannya, di sampingnya juga ada Lisa yang bergelayutan manja pada lengan cowok itu. Dipikir ini ajang kontes pasangan kali sampai-sampai jalan aja harus di gandeng begitu.

Matanya langsung menatap sinis pada lengan kedua insan tersebut, mengapa Vegas sangat bodoh memperbolehkan gadis lain menyentuh lengannya. Queen yang sebagi calon istri halu tidak terima lengan suci Vegas harus terkana najis.

"Gue mau keluar, Queen!" keluh Alvarez tidak nyaman, bisa-bisanya Queen memilih tempat seperti ini untuk bersembunyi mana bau pesing menyengat bangat.

"Tunggu bentar lagi, Bang," tahan Queen saat tubuhnya didorong kecil oleh Alvarez dari belakang.

Mereka sekarang berada di dalam toilet cowok, dan bersyukur kerena di dalam toilet tidak ada siapa-siapa.

"Nggak, Queen ..! Gue nggak tahan lagi," ucap Alvarez menutup mulutnya dengan tangan.

Queen membalikan tubuhnya menghadap Alvarez, wajahnya langsung beruba datar sampai-sampai Alvarez berhenti untuk mengeluh. Queen tersenyum dalam hati kerena bisa membuat Alvarez merasa takut padanya, padahal sebenarnya tidak.

Alvarez mengangkat alisnya sebelah, jika gadis-gadis lain yang melihat pasti akan terpesona berbeda dengan Queen, kerenan cinta Queen sudah tertata hanya untuk Vegas seorang.

"Gue nggak memperkaos lu, kenapa lu sampai segitunya, Bang?" heran Queen saat Alvarez berteriak kecil tadi, padahal Queen hanya diam saja mengapa Alvarez sampai se-panik itu?

"Memp'erkosa," ralat Alvarez.

"Sama aja."

"Beda jauh, Queen cantik!" kesal Alvarez sudah keluar dari toilet.

Vegas berserta kawan-kawannya sudah tidak tampak lagi, Queen juga ikut keluar dari persembunyian mereka. Tenyata bau juga berada di dalam, apa tadi kerena hembusan angin dari Vegas makanya bau toilet tidak bisa dia cium? Hem ... mungkin saja begitu.

"Ngapain sih lu sembunyi-sembunyi segala, gue tahu. Jangan-jangan lu dikejar koruptor? Makanya sembunyi, iyakan? Jawab gue sekarang! " Alvarez tidak percaya jika perkataannya barusan benar. "Lu utang apa sampai-sampai harus berurusan sama koruptor?" sambung Alvarez tanpa henti.

Alvarez ini bodohnya sudah overdosis makanya bicara tidak ada hentinya, Queen berusaha menghadapi Alvarez.

"Hutang kutang," jawab Queen asal. Dan, lihatlah si-bodoh sudah tertawa terbahak-bahak.

Queen melangkah tanpa menghiraukan Alvarez, dirinya kesal kerena Alvarez terlalu banyak bicara serasa kupingnya panas.

"Woy, Queen ..! Tungguin Gue," heboh Alvarez mengejar Queen yang berjalan cepat.

"Setok kutang lu benaran udah habis ...?"

"Iya nih, setok kutang gue habis pinjami dong Bang gantengnya aku," ucap Queen dengan senyum paksa.

"Kok senyum lu rada-rada psiko," ujar Alvarez menunjuk sudut bibir Queen.

Plak ...!

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang