[52]Tumben Akrab

0 0 0
                                    

"Lu bisa nggak sih kalau kerja tuh yang benar?!" Kesal Queen menyentak dengan kasar tali tenda yang Lisa pegang.

Lisa yang tertarik kerena tali tenda yang Queen sentak hampir saja roboh ke arah tenda, untung saja dia cepat-cepat menjaga keseimbangan. Queen yang melihat itu hampir saja mengeluarkan tawanya, untung saja dia bisa menahannya.

"Lu 'kan tahu gue nggak bisa hal-hal beginian!" Lisa malah mencari alasan, dan memang benar dia belum pernah memasang tenda sebelumnya.

"Makanya kalau di sekolah itu belajar yang benar jangan tebar pesona aja," ketus Queen dengan mulai memasang tenda.

Lisa semakin menekuk wajahnya ketika Queen mengomelinya habis-habisan, bahkan gadis itu sudah mengekori Queen yang sibuk memasang tenda. Setelah memasang tali tenda Queen beralih pada sisi ujung kanan.

"Lihat baik-baik cara gue masangin-nya, biar lu nggak dongo-dongo amat jadi manusia!" perintah Queen pada Lisa, Lisa langsung menuruti perkataan Queen.

Di dalam hati Queen sudah tertawa senang bisa mengerjai Lisa, kapan lagi dia bisa mengerjai ratu ular ini. Kalau bisa seminggu aja mereka di sini lama-lama sih Lisa jadi kacungnya Queen, secara gadis itu tidak bisa melakukan sesuatu dengan benar. Queen bisa manfaatkan itu sebagai alasan.

Queen melirik Lisa yang tampak termenung di belakang. "Cepatan napa, Lis! Lu ngelamunin apa sih? Ngelamumin ayam goreng yang ada di rumah?! Sana pulang kalau gitu!" usir Queen menegangkan tubuh agar Lisa bisa melihatnya dengan leluasa.

Wajah Lisa tampak masam, persis orang yang sedang nahan berak keras.  Dia benar-benar seperti orang bodoh yang cuma diam saat Queen memarahinya, biasanya dia yang mendominasi sekarang keadaan berbalik.

"Siapa juga yang ngelamun," elak Lisa dengan tangan yang sudah menyatu keduanya di depan tubuhnya.

"Is, perhatian baik-baik biar lu paham!"

Setelah itu tidak ada lagi percakapan antara mereka, Lisa yang serius mengamati dan Queen yang dengan sabar menerangi pada Lisa setiap incinya. Bahkan Lisa berusaha mencobanya saat Queen menyuruh gadis itu. Sampai pada saat seorang laki-laki setengah berlari ke arah mereka.

Alvarez tampak berlari kecil, laki-laki itu bahkan berlari dengan gaya yang menurut Queen agak sedikit aneh. Ini seperti Alvarez sedang menari bukan lari, sangat-sangat aneh menurut Queen.

Sampailah Alvarez di depan dua gadis tersebut, laki-laki itu mengerutkan keningnya kerena mendapatkan pemandangan yang sangat wow. Apalagi kalau bukan Queen dan Lisa yang tampak baik-baik saja, biasanya duo gadis ini akan adu mulut atau nggak akan  sinis mengsinis.

Melihat mereka yang akrab tiba-tiba bulu kuduk Alvarez berdiri. "Gue merinding!" cicitnya sambil mengusap-usap punggung.

Queen dan Lisa saling pandang, lalu duo gadis itu tampak berpikir apa maksud dari Alvarez. Alvarez yang melihat itu tambah merinding, apakah setan sedang merasuki mereka berdua? Mungkin saja, lihat bahkan duo gadis itu tatapan.

"Lu kerasukan?" tanya Queen. "Lu kerasukan?" tanya Lisa juga berbarengan dengan Queen.

Duo gadis itu tampak saling pandang, Alvarez yang berada di tengah-tengah hanya jadi penonton saja. Sebenarnya Alvarez juga ingin ikut dalam hal persetanan ini, akan tetapi imun Alvarez terlalu kuat makanya sulit untuk dimasukkan jin.

"Cieeee, cieee, puittt ... ada apa ini? Gue ketingalan apaan yah, Pren? Apa sekarang hari baikan sedunia?" teriak Alvarez heboh sampai-sampai beberapa murid melihat ke arah mereka.

Queen dan Lisa langsung ingin mengh'antam Alvarez dengan tinjunya, laki-laki ini sangat memalukan gara-gara dia mereka jadi tontonan sekarang.

"Diam!" bilang Queen dan Lisa lagi yang berbarengan, yang mampu membuat Alvarez sok dengan mengigit-gigit kedua jari tangannya gemas.

Lisa dan Queen kembali saling pandang, Queen menganguk yang langsung Lisa paham dengan gerakan kompak dou gadis itu menyerbu Alvarez dengan tinjuan-tinjuan kecil. Namun, mampu membuat Alvarez kesakitan oleh tinju mereka.

"Sakit-sakit, kalian berdua gila!" maki Alvarez mencoba untuk menghindari tinjuan dari duo gadis yang sedang kesurupan ini.

"Bocah gendeng, kamu gapain bisa ada di sini? Bukanya sudah Bapak kasih tahu anak laki-laki dilarang masuk kawasan anak perempuan," ucap Bapak pembina yang kemarin memberi informasi.

Alvarez, Liza, Queen tampak terdiam dan saling pandang memandang, Lisa dan Queen saling pandang. Lalu tersenyum misterius.

"Mau mesum dia, Pak," cetus Lisa yang langsung di anggukan oleh Queen.

"Betul, Pak, lihat! Tangannya pegang-pegang saya, Pak." Queen secara cepat meletakan tangan Alvarez pada pundaknya.

Alvarez tampak gelagapan. "B–bukan begitu, P–pak!" Alvarez mengeleng-gelengkan kepala dan melambai-lambai kiri kanan pertanda ucapan duo gadis itu fitnah.

"Queen, Lisa! Kalian jangan asal bicara dong," peringat Alvarez menatap kedua gadis itu mematikan.

Namun, Queen dan Lisa tampak tidak ingin ambil pusing. Salah sendiri kenapa berani-beraninya masuk kawasan cewek dan sialnya kenapa harus bertemu dengan mereka berdua, tahu kalau mereka sedang memendam kekesalan masing-masing. Jadilah Alvarez korbanya.

"Pak, Bapak urusin dia aja, kami harus mengambil air ke bawah. Queen sama Lisa pamit ya, Pak," ujar Queen pada Bapak pembina tersebut.

Lisa yang mendengar itu tampak tidak ingin mengikuti Queen, dia sudah tahu pasti Queen akan mengerjainya nanti di bawah. Oh! Lisa yang malang. Bapak tersebut mengangguk, segalanya Queen menarik Lisa paksa agar mengikuti langkahnya.

Sedangkan Alvarez menatap kepergian duo gadis itu dengan wajah masam, sudah sial tertimpa tangan lagi. Maksudnya sudah jatuh tertimpa tangga pula, memang doubel sakitnya itu.

Alvarez menatap Bapak pembina dengan senyum mereka. "Kalau gitu Varez juga pamit ya, Pak," bilangnya hendak pergi sebelum baju belakangnya dipegang Bapak pembina.

Alvarez mundur secara teratur, membalikan wajahnya menghadap sang Bapak. Wajahnya tersenyum hampar yang juga disenyumin balik oleh sang Bapak.

"Berhubung kamu nekat masuk ke sini, Bapak ada perkerjaan yang mudah buat kamu," bilang sang Bapak dengan wajah juga tersenyum pada Alvarez.

Perasaan Alvarez seketika tidak enak. "Yang lain aja yah, Pak! Alvarez harus diriin tenda," alasan Alvarez hendak meloloska dirinya.

"It, tidak semudah itu. Ayok ikut Bapak!" Sang Bapak menarik kerah baju Alvarez sampai-sampai laki-laki itu berjalan terbalik.

Sangat malang sekali hidupnya, niat ingin menemui Queen malah terjebak di setuasi yang menyakitkan Alvarez. Entah apa yang Bapak botak ini lakukan padanya, Alvarez sudah sangat pasrah akan semuanya. Ini juga salah dou gadis itu yang menjebaknya.

Alvarez mengatasi tangannya seperti sedang berpidato, tidak lupa juga memasang mimik yang dramatis menambah kesan membanggongkan.

Langit turunkan janda buat, Alvarez!

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang