[30] Dipanggil Guru Bk

0 1 0
                                    

Cahaya matahari menerpa kamar bernuansa serba kuning itu, Queen sudah selesai dengan ritual mandinya, gadis itu sudah tampak rapi dengan rambut yang diikat dua kanan kiri, dan baju kebesaran yang melekat pada tubuhnya.

Setelah merasa penampilannya rapi Queen keluar dari kamar, disandangnya tas berwarna kuning itu. Dan, tidak lupa jepit rambut yang Queen selipkan pada poninya yang menghalangi penglihatan.

Seperti biasa!

Queen mengabaikan adekan yang sedang berlangsung di mana Valen yang sedang mengambilkan Lisa nasi dan lauk begitu perhatian. Queen mengambil roti bakar lalu mengoles dengan selai, setelahnya Queen beranjak dari duduk dengan tangan yang terdapat roti yang sudah diberi selai.

"Sayang serapan dulu, Mama udah siapin buat kamu nih," bilang Valen saat Queen ingin melangkahkan kakinya.

Queen melirik piring yang sudah diisi nasi dan lauk tersebut. "Kayaknya Lisa lebih membutuhkan dibanding aku, toh aku juga udah punya roti," balas Queen sambil memperlihatkan roti di tangannya sekarang.

"Tapi, Mama udah siapin buat kamu," kata Valen lagi berusaha membuat Queen duduk dan memakan makanan yang Valen siapkan.

Queen melirik Albani yang sibuk dengan makanannya, wajah Queen begitu datar memandang pemuda itu.

"Kasih ke Bang Bani aja, barang kali dia mau nambah," bilang Queen lalu melanjutkan langkahnya.

Tag!

"Awk ...," ringis Albani saat Valen mengetok kepala laki-laki itu.

"Sakit tahu, Ma!" protes Albani, dia merasa tidak membuat kesalahan mengapa mamanya Valen mengetok kepala Albani?

Valen sudah menatap Albani dengan tatapan membunuh, sedangkan tangan cepat-cepat mengambil makanan yang laki-laki itu makan. Valen mengamankan makanan di tangannya agar Albani tidak bisa menjangkau.

Albani hendak mengambil makanan yang berada di tangan Valen, lagi dan lagi tangannya di getok pakai sendok oleh wanita paru baya itu. Albani yang kesal beranjak dari duduknya dan meninggalkan Valen berserta Lisa yang masih ada di meja makan.

Sedangkan Lisa sedari tadi tidak menghiraukan keributan yang terjadi, matanya sibuk melirik ke sana ke mari, dari semalam Lisa tidak melihat Alvano. Bisanya pagi-pagi cowok itu sudah ada di meja makan terlebih dahulu, ini jejaknya saja Lisa tidak lihat apalagi orangnya.

'Pasti lagi sama palacur-pelacurnya nih!' kesal Lisa dalam hati, dan berakhir mengaduk-aduk nasi di piringnya sampai tidak berbentuk.

"Iss ...."

Tampa sadar Lisa bangkit dari duduknya, membuat Valen yang berada di samping terkejut dengan gerakan mendadak dari Lisa. Lisa langsung meminta maaf pada Valen, lalu berpamitan pada wanita itu.

"Hati-hati di jalan ya, Sayang," ujar Valen penuh kasih sayang.

Lisa melangkah setelah salam pada Valen, di ambang pintu Alvano datang dengan tubuh lelah cowok itu, bahkan ia masih memakai baju kerja. Memang Alvano sudah dipercaya oleh Valen mengurus perusahaannya.

"Kak Al baru pulang?" tanya Lisa, Alvano hanya melewati Lisa tanpa menjawab.

"Baji'ngan!" maki Lisa pelan, lalu kembali melanjutkan langkahnya.

***

Queen dan Alvarez tampak sedang bercanda, candaan dari Alvarez mampu membuat Queen tersenyum seperti biasa. Bahkan mereka juga saling mencubit dan menabok ketika ada yang membuat kesalahan.

"Queen lu dipanggil Dosen Bk noh," ucap seorang wanita yang satu kelas dengan Queen dan Alvarez.

"Ada apa yah guru Bk cari gue?" tanya Queen pada wanita itu, sang wanita hanya mengangkat bahu singkat lalu pergi dari hadapan Queen dan Alvarez bersama temannya.

Alvarez dan Queen saling padang, Alvarez nampak mengeleng-gelengkan kepala menuding Queen. Seolah-olah tatapannya itu sedang mengatakan sesuatu.

"Hayo, lu gapain sampai dipanggil Dosen Bk?!" tuduh Alvarez menunjuk-nunjuk Queen, gadis itu tampak tidak suka dengan tuduhan dari Alvarez no aklak.

Queen memberi tatapan tajam pada Alvarez. "Jangan asal bicara yah, Bang," peringat Queen berharap Alvarez menurunkan telunjuknya, akan tetapi laki-laki itu terus saja menunjuk dan menuduh Queen.

"Ah, lu nggak asik bangat Bang," ucap Queen meningalkan Alvarez, laki-laki itu tidak terima ditinggal sendiri.

Alvarez malas bangat harus mengikuti pelajaran, apalagi guru yang mengajar nanti Buk Anita guru aneh menurutnya. Mending Alvarez membolos aja, toh dia bolos nggak bakal bikin Alvarez miskin. Orang tuanya terlalu kaya tinggal bayar maka dia bisa saja tamat saat ini juga.

Namun, Alvarez tidak ingin menggunakan kekuasaan orangtuanya untuk lulus. Dia bisa sendiri meskipun sudah tinggal kelas dua kali gara-gara jarang masuk, dan suka bolos, serta membuat kekacauan di kelas, masih banyak lagi kenakalan yang Alvarez buat.

"Tungguin gue Queen!" teriak Alvarez mengejar langkah cepat Queen. "Lu kenapa jalanya cepat bangat?! Engap gue ngejar lu tahu," tambah Alvarez yang sudah sejajar dengan Queen.

"Salah lu sendiri gapain ngejar-ngejar gue, mending lu diam di kelas, terus ikutin tuh pelajaran dari Buk Anita ...."

"Lu banyak bangat nggak masuk jam Buk Anita Bang, bisa-bisa tinggal kelas lagi nanti," tambah Queen menasehati Alvarez berharap Alvarez sadar, namun sia-sia laki-laki itu keras kepala sekali.

"Gue tinggal bayar selesai urusannya," kata Alvarez dengan enteng.

Queen hanya menatap kasihan pada Alvarez, bukan kasihan pada laki-laki itu melainkan pada orangtuanya yang sudah ia tipu selama ini. Alvarez selalu berangkat ke sekolah, namun laki-laki ini tidak benar-benar datang dia akan menghilang atau pergi main dengan teman cowoknya.

tanpa sadar mereka sudah berada di depan ruang Bk, Queen masuk setelah mengetuk pintu. Alvarez yang ingin ikut masuk langsung dihalangi oleh Queen dengan mengibaskan tangannya pada Alvarez, dan juga berucap.

"Lu tunggu di luar aja!" perintah Queen lalu menghilang di telan pintu, Alvarez menatap miris pada pintu yang sudah ditutup Queen.

Queen bertambah binggung di dalam juga ada Vegas yang duduk berhadapan dengan Dosen Bk, dengan langkah pelan tapi pasti Queen ikut duduk juga di dekat Vegas. Tatapan Queen langsung tertuju pada calon suaminya itu.

Setahu Queen Vegas itu tidak pernah terkena masalah, palingan cuma ditegur kerena suka tidur di perpustakaan itupun teguran lembut, pasalnya Vegas ini anak emas di sekolah jadi dia diistimewakan. Melihat Vegas berada di ruang Bk membuat Queen berpikir, kesalahan apa yang pemuda itu lakukan sampai masuk keruang terkutuk.

Queen juga bukan langanan BK, dia cukup sering ke sini tapi untuk membersihkan ruangan bukan kerena masalah. Sekarang tampaknya lain cerita, hari ini bukan jadwal Queen membersihkan ruang BK, jadi pasti ada hal penting.

"Kok Kak Vegas ada di sini?"

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang