[18] Bahagia vs Kesialan

0 0 0
                                    

Semilir angin menerbangkan rambut-rambut panjang Queen, senyum mereka di sudut-sudut bibirnya. Vegas yang hanya berdiri tidak jauh dari Queen hanya menatap gadis itu, Queen menutup mata lalu menengadah ke depan, angin laut menerpa wajah mungil Queen.

"Jangan lama-lama nanti wajah lu dingin, terus sakit! Gue nggak bakal tanggung jawab kalau sampai lu sakit," peringat Vegas lembut, Queen memalingkan wajah ke arah calon suaminya itu.

Perhatian bangat sih, Adek 'kan meleleh!

Queen hanya tersenyum atas peringatan dari Vegas, ia malah kembali menengadah. Vegas yang melihat itu berdecak, memang keras kepala menurut Vegas.

"Kakak tahu?! Queen suka pantai, tapi Queen sedikit terouma sama pantai," kata Queen dengan mata tertutup.

Vegas mengerutkan satu alisnya, apa maksud dari gadis ini. Suka pantai tapi sedikit terouma sama pantai, bukan saja aneh ternyata Vegas menemukan fakta lain tentang gadis yang bersamanya ini yaitu aneh.

"Lu pernah hanyut di pantai?" tebak Vegas, Queen tidak menjawab dengan ucapan, namun kepalanya menggeleng mungkin sebagai jawaban.

Raut wajah Queen tiba-tiba sedih. "Pantai membuat Queen kehilangan Papa, pantai yang seharusnya jadi tempat liburan paling bahagia bagi Queen dan keluarga ...." Queen menjedah ucapannya, hatinya tiba-tiba sesak untuk meneruskan perkataan.

"Malah hari itu jadi petaka yang Queen sesali seumur hidup Queen," sambung Queen merasa semakin sakit pada hatinya.

Vegas bisa melihat betapa berat gadis itu untuk mengucapkan beberapa kata yang tidak terlalu panjang, Vegas juga pernah kehilangan bahkan yang dialami Vegas lebih dibanding gadis tersebut.

Namun, Vegas tidak pernah bercerita ke siapapun, cukup dirinya saja yang merasakan betapa sakit hari itu. Kehilangan dua orang sekaligus, Vegas hanya bisa tersenyum pahit dalam hati terdalam.

"Sebaiknya lu coba melupakan! Kematian, jodoh, itu berada di tangan sang pencipta. Lu hanya bisa menerima, sekuat apapun lu nolak hal itu akan tetap terjadi entah sekarang atau hari esok," ucap Vegas bijak.

Memang calon idaman!

Queen tersenyum dengan ucapan Vegas, calon suaminya ini memang bisa membuat hati Queen merasa senang. Queen membalikan wajahnya menghadap Vegas senyum jahil terbit begitu saja di bibir tipis Queen.

"Sini deh, Kak," ajak Queen berjongkok di tepi hamparan pantai, Vegas hanya melirik tapi tidak bergerak mengikuti kemauan Queen.

"Is, cepatan ke sini Kak," paksa Queen melambai-lambainya pada Vegas.

Hush ...

Vegas menarik napas kasar, lalu tetap berjalan ke arah Queen. Vegas hanya berdiri di samping gadis itu tidak mau berjongkok, Queen menarik-narik celana panjang Vegas agar ikut berjongkok seperti dirinya.

"Jongkok, Kak!" paksa Queen semakin menarik celana panjang Vegas.

"Nggak, kotor!" tolak Vegas mengayun-ayunkan kaki agar tangan Queen terlepas dari celana bahannya.

"Oh, takut kotor yah?"

Byar!

Byar!

Queen menciptakan air laut yang dia tampung ke celana Vegas, membuat Vegas melotot secara refleks Vegas menurunkan tubuh sedikit lalu mendorong sedikit tubuh Queen membuat gadis itu terduduk di pasir.

Byar!

"KAK VEGAS!" teriak Queen saat ombak laut menerpa dirinya, Vegas yang sudah berlari mundur hanya menatap Queen dengan senyum mengejek.

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang