[25] Kejutan Untuk Albani

0 0 0
                                    

Siang sudah berganti malam, suasana rumah terasa sepi apakah orang-orang lupa nanti hari bergantinya usia Albani tepat jam 12 malam nanti. Queen tidak ingin ambil pusing, dirinya mengambil lilin dan korek, dihiasi lilin tersebut di sepanjang jalan keruang keluarga.

Queen meletakan tumpeng tadi pada meja kayu yang ada di tengah rumah, dia juga mengambil beberapa piring dan sendok untuk tempat tumpengnya nanti. Ini cukuplah untuk seisi rumahnya, tidak terlalu banyak dan tidak terlalu sedikit yang pasti sedang-sedang saja.

Tidak lupa juga balon-balon yang sudah Queen siapkan juga dia letakan di dinding-dinding, terlihat sederhana sekali. Queen juga membuat kue seadanya, terlihat jelek menurut. Queen tidak pandai dalam hal masak-masak, ini saja tadi Queen lihat tutorialnya dari YouTube.

Queen tidak yakin ini akan terasa enak, namun dari penampilan keseluruhan cukup bagus jika dilihat lagi baik-baik.

Queen tidak tahu apakah Albani akan suka pada kejutan yang dia buat, setelah semuanya tertata rapi Queen berlari kecil ke kamar laki-laki itu.

Sesampai di depan kamar Albani Queen terdiam sejenak, ada perasaan takut untuk mengetuk pintu berwarna coklat itu. Queen takut kalau dia menganggu tidur abangnya Albani, dengan keberanian yang dia miliki Queen mengetuk pintu itu pelan.

Tok! Tok!

Dua ketukan pada pintu kayu, tidak ada jawaban dari sana membuat Queen berpikir kalau Abangnya Albani sudah tertidur lelap sampai-sampai tidak mendengar ketukan pintu yang cukup keras.

"Bang Bani!" panggil Queen sambil kembali mengetuk pintu.

Belum juga ada jawaban, Queen mencoba menekan kenop pintu, dan pintu terbuka begitu saja. Queen memunculkan kepalanya sedikit untuk melihat ke dalam.

'Kosong?!' batin Queen melihat kamar Albani yang kosong.

"Ke mana Bang Bani, yah?" tanya Queen pada dirinya sendiri.

Queen beranjak dari sana, tidak lupa dia juga menutup pintu sebelum pergi. Queen mencari keseliling rumah tapi tidak ditemukan juga keberadaan Albani, ia juga menyempatkan diri mengunjungi kamar Lisa barang kali abangnya Albani ada di sana.

Setelah mengecek kemas Lisa, namun tidak di temukan Albani di sana, Lisa pun ikut menghilang. Queen memilih kembali ke ruangan keluarga, dia duduk di sofa menunggu Albani sambil memainkan ponsel.

Jam sudah menunjukan angka 12 namun Albani belum juga menampakkan batang hidungnya, Queen pikir Albani sekarang berada di luar. Queen menganti lilin yang sudah mulai padam dengan yang bari, kemudian kembali menunggu dengan sabar.

Sambil menunggu Queen membuka aplikasi Instagram, menekan pencarian seketika Vegas Theerapanyakul  muncul di pencarian, Queen menekan nama itu seketika masuk langsung dalam beranda Vegas.

"Lagi latihannya? Pantas nggak aktif-aktif whatsapp," ujar Queen melihat foto Vegas yang baru saja diunggah oleh cowok itu.

Queen memang mempunyai nomor cowok itu, sebenarnya sudah lama Queen memilikinya. Namun, Queen tidak berani untuk menyapa cowok itu takut-takut menganggu dan disangka wanita gatel. Queen juga bukan tipikal cewek yang ngechat duluan meskipun dia naksir berat.

"Asik bangat kan tadi, Dek?" Suara seseorang yang muncul dari pintu masuk membuat fokus Queen teralihkan, dengan cepat ke sumber suara tersebut.

"Bang Bani ...." Queen berdiri di depan Albani dan Lisa dengan wajah tersenyum, sedangkan dia maklum di depannya menatap Queen binggung.

"Apa?" tanya Albani singkat, dirinya baru sadar melihat lilin-lilin dan balon yang dihias begitu rapi.

"Bang Bani ikut Queen sebentar," ajar Queen menarik satu tangan Albani.

Namun, Albani menghempas tangan Queen secara kasar hampir saja tubuh kecil Queen limbung. Lisa yang berada di samping laki-laki itu tersenyum penuh kemenangan.

"Apaan sih lu!" kesal Albani menatap Queen tidak suka.

Queen kembali hendak memegang tangan Albani. "Sebentar saja! Queen janji setelah ini nggak bakal ganggu Abang lagi," minta Queen benar-benar memohon.

Albani pasrah mengikuti keinginan Queen, bersama mereka berjalan keruangan keluarga. Di samping Albani ada Lisa yang terus saja mengekor laki-laki itu. Entahlah Lisa ini tidak tahu keadaan apa emang caper?!

Lisa masih saja memegang tangan Albani yang satunya, bahkan pegangan tangan Lisa terlihat lebih kuat dibandingkan Queen. Tangan Albani juga menggengam tangan Lisa, tidak dengan Queen, malah gadis itu yang memegang tangan Albani.

"Duduk dulu," suruh Queen pada Albani, Albani dengan malas-malasan mengikuti permintaan Queen.

Queen membuka penutup kue dan tumpengnya, Albani tampak berpikir entah apa yang laki-laki itu pikirkan Queen tidak tahu pasti.

"Maksudnya ini apa?" tanya Albani melirik semua makanan yang Queen perlihatkan padanya.

Padahal tadi Queen akan mengajak Abang Alvano dan mamanya Valen, berhubungan mereka sudah terlelap Queen tidak jadi takut nanti dibilang pengganggu.

"Bang Bani lupa, ini 'kan hari ulang tahu Abang," ucap Queen mengingatkan Albani.

Albani tampak berpikir kembali, kemudian baru tersadar bahwasanya sekarang ulang tahunnya yang ke 19 tahun, Albani saja tidak mengingat sekarang hari ulang tahunnya kenapa Queen malah yang lebih tahu?

Albani tidak akan tersentuh hanya hal sepele begini, Albani bangkit dari duduk tidak ingin mengikuti drama menjijikan dari gadis ini.

"Bang Bani mau ke mana?!" panik Queen yang ikut juga berdiri.

Lisa menatap keduanya serius, beberapa kali melirik Queen dan berpindah melirik Albani.

"Jangan sok peduli! Lu cuma mau cari simpati dari gue 'kan?!" tuduh Albani dengan tidak berperasaan.

Byarr!

Bersambung..

Jangan Ambil Keluargaku!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang