16Detektif konoha

950 64 2
                                    

"Ini adik saya Gus, yang waktu itu di bicarakan,"Kaisar memperkenalkan adiknya yang mangap-mangap menatap kagum orang yang berada di depannya.

Rayan mengangguk sungkan sambil menakupkan kedua tangannya. Siang ini mereka bertemu di sebuah Cafe untuk membicarakan soal kasus kematian adiknya, yang sangat terasa mengganjal. Meninggal dengan cara yang tak lazim.

"Senang bisa bertemu kembali mba,”Dia baru tau ternyata gadis yang menabrak mobilnya waktu itu ternyata adik dari Kaisar.

“Maaf, apa beliau istri ustadz?,”

Melihat ke samping Kaisar tersenyum,“Bukan, saya belum menikah dia Rere teman saya,“menjelaskan mereka memang bertemu Rayan lebih dulu sebelum bertemu dengan yang ingin Kaisar perlihatkan kepada Rere.

“Afwan, saya pikir ustadz sudah menikah sekali lagi maaf sudah salah sangka,”

Setelah lama berbincang-bincang, akhirnya mereka membahas juga tentang tujuan utama bertemu. Membahas tentang kematian Naura, adiknya Rayan yang meninggal dengan dugaan tabrak lari namun tidak pasti.

"Begini dek. Abang mau tanya sama kamu tapi kamu harus menjawabnya dengan jujur, jangan ada yang di tutup tutupi,“Memulainya dengan bertanya dan memastikan lebih dulu, Kaisar berniat menanyakan apa Clara tau sesuatu yang berhubungan dengan kasus ini.

“Apa?, tanya aja kali,“

“Kamu kenal dia?, namanya Naura Ananditaswara adiknya Gus Rayan. Yang meninggal karna kecelakaan,“

Clara mengambil poto yang di taruh Kaisar di meja, cukup lama dia menatap potonya. Sebenarnya bingung juga pernah liat apa tidak, sering berada di luar membuatnya melihat banyak orang jadi susah mengingat apa mereka pernah bertemu apa tidak sebelumnya.

"Kayaknya gak deh wajahnya asing, gue gak punya temen hijabnya lebar kaya ini,“Clara menunjuk Rere yang sedang makan dengan sangat cemong,“Cuman dia temen gue yang pake hijab,"

Sedangkan yang di tunjuk hanya nyengir lebar, Rere sama sekali tidak mendengarkan obrolan mereka dia hanya sibuk dengan makanan. Sambil lihat-lihat sekeliling.

Kaisar mengangguk, menyerap informasi yang baru saja disampaikan adiknya. "Baiklah, jika kamu tidak mengenalnya, itu tidak masalah. Yang penting, kamu sudah membantu kami," ujarnya.

Sementara itu, Rere yang sedang asyik dengan makanannya, akhirnya menyadari bahwa semua orang di meja itu sedang menatapnya. Dia menelan suapannya, lalu bertanya, "Apa kalian mau,"Gadis itu menyodorkan makanannya

Kaisar tertawa pelan, "Tidak ada, Rere. Kamu hanya terlalu asyik dengan makananmu sampai-sampai tidak menyadari obrolan kami."

"Kalau begitu, apa langkah selanjutnya, Gus?"Tanya Kaisar.

"Langkah selanjutnya, kita perlu mencari lebih banyak informasi. Mungkin ada saksi lain yang belum kita temui. Atau mungkin ada bukti lain yang bisa membantu,"Jawab Rayan akhirnya.

"Baiklah," kata Kaisar setelah berpikir sejenak. "Kita perlu bergerak cepat. Kita akan mulai dengan mendatangi universitas tempat Naura kuliah. Mungkin ada teman-teman atau dosen yang tahu sesuatu yang bisa membantu kita."

Rayan mengangguk, "Setuju. Selain itu, kita juga perlu kembali ke lokasi kejadian. Mungkin ada sesuatu yang kita lewatkan. Juga, kita bisa mencoba berbicara dengan warga sekitar. Mungkin ada yang ingat sesuatu."

"Sebenarnya kalian itu lagi bahas apasih,"Dengan wajah pelanga-pelongonya Clara memasukan potongan kentang ke mulutnya, sungguh dari tadi menyimak namun tak masuk ke dalam otaknya.

Kaisar dan Rayan saling pandang, sungguh mereka pikir sedari tadi Clara menatap mereka dengan serius di kira mengerti. Ternyata nihil.

Kaisar menghela nafas"Kita lagi bahas tentang kematian Naura, dan mencoba menemukan petunjuk tentang kejadian seberna," jawab Kaisar akhirnya, mencoba menjelaskan dengan sejelas mungkin.

Clara differentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang