24

1K 61 3
                                    

Suasana yang gelap tanpa cahaya, udara yang dingin menelusup ke kulit keheningan menyelimuti semuanya.

Terlihat seseorang duduk di kursi dengan keadaan terikat, orang itu seperti terkulai tak sadarkan diri.

Seseorang berdiri di depan kursi itu, orang itu menatap kursi yang perlahan bergerak. Menandakan bahwa orang yang sedang duduk di atasnya mulai sadar, orang itu menatap remeh ke depannya.

"Gelap! Mati lampu, kok susah gerak sih ini di mana kok gelap semua!"Orang menggerakkan tubuh dengan mata yang tertutup kain, membuat semua pemandangannya gelap.

"Abang, apa bisa denger Rere ini di mana?"Gadis itu memiringkan kepalanya saat merasakan pusing yang begitu ketara terasa.

Tubuhnya terasa remuk dan lemas, bahkan rasanya dia seperti tidur lama. Ingatannya berputar kejadian sebelumnya, gadis itu memberontak saat mengingat dia pergi dengan orang yang mengaku bundanya.

"Bunda! Ini gelap sekali tubuh Rere sakit, apa rumahnya sudah sampai? Bunda!"Rere berteriak gadis itu mengira dia memang benar-benar di bawa pulang oleh orang tuannya.

Setelah berdiam sedari tadi membiarkan Rere berteriak sepuas hati, orang yang tadi hanya berdiri itu dengan jarak 5 meter itu. Mendekati kursi yang di duduki Rere.

Di raihnya dagu Rere membuat gadis itu langsung merespon dengan cepat.

"Siapa itu? Bunda apa itu Bunda!"Ucapnya sampai sekarang Rere belum menyadari tubuhnya di ikat, gadis itu tak terlalu merasakan tubuhnya.

"Bang Kaisar?"Rere kembali berseru saat merasa orang itu tak menjawab ucapannya, sama sekali tak ada raut ketakutan dalam dirinya.

Bukannya menjawab orang itu malah tertawa, tawa yang begitu indah. Bahkan siapa saja yang mendengarnya mungkin akan terpesona.

"Bunda itu bunda kan?"dia sekali tawa wanita yang di dengarnya itu sama seperti suara lembut wanita yang beberapa waktu lalu menjemput dirinya' Bundanya'

"Bunda! Bunda! Dasar beg* ternyata obat yang gue kasih waktu itu masih berefek sampe sekarang, masih bikin lo hilang ingatan mana idiot lagih!"suaranya begitu lembut, namun nadanya begitu kasar seperti terlalu di paksakan untuk keras.

"Maksudnya?"merasa tidak paham dengan apa yang di dengarnya.

Orang itu melepas penutup mata Rere dengan kasar, sampai membuat kerudung gadis itu terlepas bersamaan.

Sekarang cahaya yang berasal dari luar jendela bisa di lihatnya, gadis itu menatap kerudung yang sudah terlepas di kepalanya. Tiba-tiba hatinya terasa nyeri, sakit rasanya rambut mulai di jaganya terampas begitu saja.

Rere menatap sekeliling ada beberapa lelaki bertubuh kekar di sekeliling ruangan ini, matanya tertuju pada wanita yang berdiri di depannya.

"Kerudung Rere jadi lepas! Kamu sangat tidak sopan! Rambut Rere jadi terlihat oleh banyak lelaki 'aurat!"Serunya tak terima, kosa katanya yang seperti anak kecil itu membuat wanita di depannya tersenyum mencibir.

"Lihat lah, apa ini masih seorang Rere yang sama seperti Rere yang dulu! Gaya ngomong lo kaya anak bayi. Di mana seorang Rere yang keras kepala dan energik"orang itu mencengkram kuat dagunya"Selain otak lo yang berubah idiot gaya hidup lo, juga berubah mustahil anj!"

Sedangkan Rere yang di teriaki seperti itu hanya menunduk, ada ras tak nyaman seperti malu dalam dirinya saat dalam tak mengenakan kerudung seperti ini. Apalagi banyak lelaki yang menatapnya, perkataan Kaisar terngiang-ngiang di otaknya.

"Apapun yang kamu katakan, Rere gak ngerti. Tapi Rere mohon bantu pasangin lagi kerudungnya, ini sebuah dosa Rere gak mau membuat orang yang telah bimbing Rere kecewa!"

"Abang pernah bilang 'Dalam Islam, memakai kerudung atau jilbab merupakan suatu kewajiban bagi perempuan muslim. Salah satu dalil yang mendukung hal ini adalah surah Al Ahzab ayat 59 ^1^. Syeikh Ali Jum'ah juga menyatakan bahwa seluruh ulama sepakat bahwa haram bagi perempuan menampakkan auratnya kecuali wajah dan telapak tangan. Umat Islam baik perempuan dan laki-laki wajib menutup auratnya"Rere menyampaikan apa yang di sampaikan Kaisar padanya beberapa waktu lalu, dia begitu mengingat setiap kata yang di ucapkan lelaki itu.

"Jadi sebaiknya kamu juga bertobat, kamu perempuan jagalah auratmu sebelum terlambat dengan datangnya kematian. Rere harap kamu ngerti jadi tolong pakaikan lagi kerudung punya Rere"lanjutnya, tangannya di ikat sehingga tak mampu untuk melakukannya sendiri.

Wanita itu malah meledek Rere dengan ekfetasi wajahnya, dirinya sungguh tak habis pikir dengan apa yang di pikirkan gadis di depannya. Apakah dia sudah gila' pikirannya, ternyata obat yang dia berikan waktu itu efeknya gak main-main. Obat untuk menghilangkan ingatan gadis itu, agar tak mengingat tentang kejahatannya tentang kematian Naura.

"Kerudung, aurat, ceramah! Buat apa lo sama gue  berjilbab sedangkan kita berdua non muslim!"

"Lo non muslim P.A!"

"Deg!

***

Kaisar memberhentikan mobilnya di sisi jalan, saat matanya melihat seseorang terbaring di sisi jalan dengan banyak darah di tubuh nya.

Dia baru saja kembali menyelidiki kasus Naura, dan berusaha untuk menemukan keberadaan Rere. Ada sebuah informasi yang di dapatkannya, untuk memastikan dia akan menanyakan hal ini pada Clara bersama Rayan nanti.

Lelaki itu menghampiri wanita yang matanya sudah merem melek, bahkan bau anyir darah begitu menyengat ke indra penciumannya.

Kaisar berlutut di samping wanita itu, merasa jantungnya berdetak kencang. Dia merogoh saku jaketnya, mencari ponselnya. Menelpon ambulans adalah prioritas utama sekarang. Sambil menunggu, dia mencoba berbicara dengan wanita itu, mencoba membuatnya tetap sadar.

"Bu berusahalah untuk sadar"ucap Kaisar dengan suara yang berusaha tenang"Bantuan akan segara datang,"

"Tolong.." ucap wanita itu dengan lirih, tangannya bergerak-gerak seolah meminta pertolongan.

"Ukhu.."wanita Itu terbatuk"Tolong anak saya!"

Kaisar bingung lelaki itu melihat sekeliling yang mencoba mencari anak yang di maksud ibu-ibu itu, namun nyatanya tidak ada siapapun lagi selain mereka.

"Anak ibu? Saya tidak melihatnya di sini,"

Wanita itu memejamkan matanya erat rasa sakit di tubuhnya terasa semakin ketara"Anak saya hilang,"ucapan terakhir sebelum menutup mata.

Kaisar memeriksa denyut nadi wanita itu, ternyata masih ada namun terasa begitu lemah.

Lelaki itu berdiri tempat dan jalanan ini sepi, namun masih ada beberapa kendaraan lewat meskipun agak jarang. Namun pengendara di sini dan orang-orangnya seolah tak peduli dengan hal sekitar mereka, sehingga ada orang setengah sekarat di depan mata saja di biarkan.

Terdengar suara ambulance datang, mereka segera menggendong tubuh lemah wanita itu dan meletakkannya ke brankar. Mobil ambulance melaju dengan di ikuti Kaisar dengan mobilnya di belakang.

Hatinya terasa gelisah, seperti ada yang aneh, mengganjal namun entah apa. Kaisar menggenggam stir kemudi dengan kuat, sehingga urat-urat tangannya semakin menonjol.

Maslahah baru kembali datang, teka-tekinya semakin rumit. Yang satu belum terselesaikan yang lain sudah datang.












Nah kan seapa yang udah nungguin up nya

Clara differentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang