MWPA:04. Pernikahan

19.4K 579 12
                                    

Happy Reading
-
-
-

Hari telah berganti, detik, waktu telah berputar. Tepat hari ini sebuah pernikahan akan di langsungkan di kediaman rumah Syafa.

Dengan balutan jas putih begitu tampan Gus Al duduk di hadapan penghulu. Tangan nya dingin, keningnya berkeringat, dia terlihat gugup.

Keputusan untuk menerima pernikahan ini sangatlah sulit, pikiran Gus Al sangat bergemuruh. Apalagi dia tidak tau wanita yang akan dia nikahi seperti apa.

Sangat berat Gus Al menghembuskan nafas, dia berusaha fokus agar acar sakral ini berjalan lancar.

"Ankahtuka wazawwajtuka makhtubataka binti (Syafa Mehrunissa) alal mahri (20 gram) hallan."

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan." Dengan satu tarikan nafas, Gus Al mengucap ijab qobul di depan semua orang yang ada di sana.

Tidak hanya di saksikan kyai dan ustad, tapi di saksikan langsung oleh Allah.

Tidak hanya di depan wali, di depan Allah Gus Al mengucapkan perjanjian suci pernikahan. Di mana tanggung jawab seorang ayah pada putrinya telah berpindah menjadi tanggung jawab dirinya di dunia dan akhirat.

Berat, memang berat apalagi Gus Al tidak tau seperti apa istrinya, bagaimana karakternya. Namun dia harus menerimanya bagaimana pun keadaan istrinya, dia akan membimbing nya.

Menikahi tidak hanya menyatukan dua insan saja, tetapi dengan menikah mampu menyempurnakan separuh agama.

Menikah adalah ibadah yang paling lama dan syurga tujuan nya.

Meski pernikahan ini di dasari perjodohan, Gus Al tidak kecewa karena bukan pilihan dirinya wanita yang dia nikahi.

Setidaknya, di pernikahan ini dia berniat beribadah dan untuk menyempurnakan separuh agamanya.

Berharap waktu akan memberi cinta di dalam pernikahan yang kini dia jalani.

Sebuah kamar yang estetik di hiasi lukisan di setiap dingding hiasan bunga mawar di dekat jendela. Kamar itu sangat mewah dan luas.

Di depan sana gadis dengan memakai baju pengantin tengah duduk di hadapan cermin.

Gadis itu memandang wajah nya yang sudah di poles make up. Tidak ada senyuman terukir di bibirnya, matanya sendu menahan air mata yang keluar.

Rambutnya yang berwarna coklat tidak terlihat lagi, karena telah di tutupi oleh hijab di kepalanya.

Ketika ijab qobul telah di ucapkan oleh Gus Al, detak jantung Syafa berdetak kencang, kedua tangannya meremas ujung baju.

Detik ini juga dia sudah sah menjadi istri Gus Zaidan Husain Al Zafir. Dengan di saksikan para kyai dan ustad juga di saksikan langsung oleh Allah dan para malaikat.

Syafa di persilahkan untuk menemui suaminya. "Syafa, nak ayok temui suami mu." Ibu Hafsah menghampiri Syafa.

Syafa terdiam bisu, kemudian ibu Hafsah membawa Syafa keluar dari kamar nya.

Dia berjalan menemui Gus Al yang sudah menjadi suaminya. Dengan balutan gaun putih dan mahkota di atas kepalanya, Syafa berdiri di depan Gus Al.

"Syafa salami suami mu," perintah ibu Hafsah.

Syafa membelalakkan matanya terkejut melihat lelaki yang ada di hadapannya. Yang kini sudah menjadi suami nya. Lelaki yang menolong dirinya dari orang jahat beberapa minggu lalu.

Menikahi Wanita Pilihan Abi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang