MWPA: 31

5.9K 205 2
                                    

Happy Reading
_
_
_

Syafa terdiam menatap Gus Al, air mata telah terbendung di kelopak mata Syafa.

"Jangan menangis sayang, semuanya akan baik-baik saja," ucap Gus Al mengusap pipi Syafa.

"Bagaimana Aku tidak menangis, betapa sangat Aku beruntung mendapatkan suami seperti dirimu mas," kata Syafa tersenyum.

Syafa memeluk erat tubuh Gus Al dalam pelukannya, Syafa merasa nyaman. Pelukan hangat Gus Al membuat Syafa tenang dan kesedihannya hidupnya seketika hilang.

Malam itu berlalu Syafa tertidur di temani Gus Al.

"Putriku ibu sangat merindukan kamu, sini peluk ibu nak." Wanita memakai gaun putih menghampiri Syafa dan dia mengulurkan tangannya.

"Ayok nak, peluk ibu."

Taman yang begitu luas Syafa berdiri di tengah-tengah hamparan taman bunga. Syafa memakai gaun berwarna putih dengan mahkota bunga di atas kepalanya. Dari balik cadar bibir Syafa tersenyum dan bola mata yang berbinar.

Syafa berjalan menghampiri ibunya yang berada di hadapannya. Wajah Syafa begitu bahagia ingin segera memeluk ibunya.

Namun seorang lelaki menarik tangan Syafa menghentikan dia menghampiri ibunya.

"Jangan kesana... Kehidupanmu dengan ibumu berbeda," ujar lelaki memakai kemeja putih.

Syafa mendongak menatap lelaki tersebut. "Kenapa mas, dia ibuku Aku sangat merindukannya, Aku ingin memeluk ibu," gumam Syafa.

"Izinkan Aku memeluk ibu mas." Syafa memohon pada suaminya.

Lelaki yang berwajah mirip dengan Gus Al tersenyum. "Pergilah dari sini, ini bukan tempatmu. Suamimu menunggu kamu." Lelaki itu mendorong Syafa dari sana.

"Mas kenapa bicara seperti itu, Aku adalah istri kamu," ujar Syafa.

Syafa terjatuh kabut tebal menghalangi pandangannya. Dia melihat ibunya berdiri di depan sana bersama lelaki yang mendorong Syafa.

"Syafa sayang, kenapa denganmu," ujar Gus Al khawatir melihat Syafa sesak nafas.

Dalam tidurnya, dia gelisah dan sesak nafas dan matanya terpejam. Gus Al memanggil dokter tidak lama dokter datang.

"Sus segera pasang Nebulizer," perintah dokter.

Suster segera memasangkan Nebulizer  alat bantu pernapasan pada Syafa.

Sementara itu dokter memeriksa Syaf, dia memeriksa tekanan darah dan infusan.

"Dok ada apa dengan istri saya? Apa dia baik-baik saja?" tanya Gus Al pada dokter.

Dokter menghela nafas lalu dia memberitahu kondisi Syafa.

"Pasien mengalami sesak nafas dan kondisinya sedikit menurun," beritahu dokter.

Setelah itu dokter pamit pergi dari sana. Dan Gus Al duduk menatap Syafa dia mengusap wajah Syafa.

Syafa perlahan membuka matanya dengan nafas tersengal-sengal. Lalu dia melepaskan Nebulizer dari mulutnya dan segera bangkit memeluk erat Gus Al.

Menikahi wanita pilihan Abi (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang