PRAK...
PRAK...
PRAK...
"KALIAN SEMUA GAK BECUS!"
"HARUSNYA KALIAN BISA TEMUIN ANAK SAYA!"
"DASAR POLISI BODOH!"
Saera terus membabi buta memarahi polisi polisi yang ada dihadapannya. Dia merasa sangat tidak terima disaat mendengar penjelasan polisi yang belum bisa menemukan jejak kasus kehilangan Jisung.
Sampai hari ini mungkin Jisung sudah menghilang satu Minggu lebih, jelas itu yang membuat Saera sangat marah dan kecewa karena polisi tidak menghasilkan apapun dari penyelidikannya.
"Kami pihak polisi meminta maaf karena belum bisa menemukan anak Ibu dan Bapak, kami juga terus menjalankan tugas untuk mencari Jisung. Saya harap Ibu dan Bapak mengerti dan bersabar kami akan terus berusaha keras sampai bisa menemukan anak Ibu dan Bapak." Ucap salah satu pihak polisi, mengaku merasa bersalah dan meminta maaf atas tindakannya yang membuat kedua pihak kecewa.
"Bapak bilang saya harus sabar? Saya sudah menunggu hampir satu Minggu lebih dan bahkan hampir dua Minggu. Dengan Bapak menyuruh saya dan suami saya bersabar dna mengerti Apa Bapak bisa menjamin anak saya gak bakal kenapa Napa? Kalau anak saya kenapa Napa gimana Pak? Kalau Bapak ada di posisi saya Bapak juga pasti marah kan!"
"Saya paham dengan perasaan Bapak dan Ibu, tapi saya dan team juga sudah berusaha sekeras mungkin untuk melakukan yang terbaik. Setiap hari kami selalu menjalankan misi pencarian, hanya saja kami memang belum bisa menemukan sedikit jejak. Kami juga meminta maaf,"
"Rasa kecewa saya gak bisa di tebus dengan kata maaf aja Pak! Harusnya kalian sebagai polisi bisa menemukan anak saya dengan cepat bukan berminggu Minggu seperti ini! Kalian ini polisi gak becus, polisi gak guna!" Saera sedikit berteriak.
"Saera kamu harus tenang dulu!" Johnny mencoba menahan Saera yang terus mengamuk dengan brutal. Perempuan itu tidak bisa menahan segala emosinya ketika mendengar penjelasan dari polisi yang tidak sesuai dengan keinginannya.
"Tenang gimana? Kamu gak punya otak? Jisung udah hilang hampir satu Minggu lebih dan bahkan hampir dua Minggu! polisi polisi gak becus ini belum bisa temuin dia! Aku takut Jisung kenapa Napa!" Teriak Saera dengan suara Parau, Johnny hanya bisa memeluknya.
Johnny memberikan kode kepada para polisi agar mereka ditinggal berdua saja, dia juga sedikit merasa bersalah karena tadi Saera telah memaki polisi polisi itu, lewat kodenya dia meminta maaf, polisi itu bisa mengerti apa yang Johnny isyarat kan. Dengan sopan polisi itu meminta maaf dan pergi keluar menyisakan Johnny yang masih memeluk Saera.
"Iya aku tau, tapi kamu tenang dulu. Kamu jangan bikin keributan disini polisi juga gak diem mereka tiap hari terus jalan buat nyelidikin kasus kehilangan Jisung. Kita berdoa aja biar Jisung secepatnya bisa ketemu."
"Tapi dia udah satu Minggu menghilang, aku takut kalau dia kenapa Napa. Banyak banget kasus orang hilang ujung ujungnya pas ditemuin malah udah gak bernyawa aku takut kayak gitu Johnny!"
"Kamu jangan mikir kayak gitu, kita ini masih punya Tuhan. Tuhan pasti tolong kita, Tuhan pasti jaga Jisung. Kamu harus percaya itu sayang." Johnny mengusap ubun-ubun kepala Saera dengan sangat lembut dan penuh kasih sayang.
Saera berhenti menangis saat Johnny berkata lembut seperti itu, semenjak surat gugat cerai itu ada Johnny selalu bersikap ketus padanya. Namun hari ini, hari dimana Johnny kembali seperti dulu penuh kasih sayang dan sangat memperlakukan Saera dengan lembut tidak ketus seperti biasanya.
Sebenarnya dulu Johnny tidak terlalu ingin mengajukan gugatan perceraian, namun karena Saera tetap kekeuh dengan pendiriannya yang ingin pisah mau tak mau Johnny pun melaksanakan keinginannya itu meskipun sebenarnya dia masih sayang dan bahkan sampai sekarang.
Johnny melepas pelukan hangatnya, menatap mata Saera sangat dalam. Tatapannya sangat tulus tidak seperti hari kemarin. Diusapnya air mata Saera yang terus membasahi pipi, sedangkan perempuan itu terus menatap Johnny dengan matanya yang basah.
"Aku minta maaf,"
Saera diam, dia tidak menggubris ucapan mantan suaminya itu.
"Kalau aja dulu aku gak ikutin permintaan kamu, mungkin kita gak bakal kayak gini sekarang. Aku minta maaf, aku udah gagal jadi suami buat kamu."
Saera merasa tersentuh, baru kali ini dia mendengar Johnny menyebutkan kata maaf setelah bertahun tahun berpisah.
"Aku tau perasaan kamu, dan perasaan aku juga sama kayak kamu sayang. Jisung itu anak kita, kita pasti sama sama khawatir. Aku juga takut kehilangan Anak anak kita. Aku juga kecewa sama polisi tapi dengan marah marah gak bakal bikin Jisung pulang sekarang."
"Kita berdoa aja sama tuhan, semoga tuhan selalu jaga dan melindungi dia. Semoga tuhan mempermudah polisi buat cari dia, semoga keluarga kita juga selamat dari musibah besar ini, Karmin Renjun semoga mereka bisa kembali. Kita berdoa semoga keluarga kita bisa tentram kayak dulu lagi, kamu dulu sering bilang kalau kita pengen sesuatu kita harus banyak banyak berdoa kan?"
Saera mengangguk.
"Sekarang kita sama sama tenangin hati, kita sama sama berdoa ke tuhan biar masalah ini bisa secepetnya selesai." Johnny memeluk hangat Saera, dia menangis tanpa sepengetahuan perempuan itu.
"Aku juga udah mutusin Saera, mulai hari ini aku mau kita rujuk. Aku mau balikan sama kamu, aku mau kita semua jalanin ini bareng bareng sama anak anak. Kamu mau kan?"
Saera masih belum menjawab, namun diamnya Saera merupakan salah satu persetujuan untuk ucapan Johnny tadi. Tanpa mereka sadari dari kejauhan Haechan dan Jeno mendengar semua ucapan mereka.
Haechan melirik Jeno yang menitikan air mata, seumur hidup baru kali ini Haechan melihat Jeno menangis secara terang-terangan. Jeno merasa terharu sekaligus senang melihat pemandangan Mama dan Papanya bisa damai seperti ini bahkan mereka memutuskan untuk kembali bersama lagi. Meskipun Jeno terlihat sangat dingin dan terlihat tidak peduli dengan kondisi keluarganya yang broken home dan hancur, tapi jauh dari lubuk hatinya Jeno juga merindukan keluarganya di masa kecil.
Merasa dilirik Jeno menatap Haechan.
"Gue gak salah denger kan Chan? Mama Papa balikan? Ini bukan mimpi kan? Tolong bilang ini nyata Haechan."
|Death Spells|
![](https://img.wattpad.com/cover/338611778-288-k769236.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Spells | Park Jisung
Fanfiction"This soul will remain eternal, until the revenge is truly avenged."