"ARGHHH!!!!"
Haechan terbangun dari tidurnya, dia mendengar suara teriakan yang begitu melengking di telinganya. Haechan terbangun dengan nafas terengah, pasalnya dia mendengar suara perempuan misterius itu lagi. Ya, dia sudah tau nama perempuan itu Sandra.
Haechan baru sadar, saat dia terbangun dari tidur dia bukan berada di ruang PS nya, melainkan di suatu tempat yang mungkin terlihat sangat asing di matanya.
Dia berada di dalam rumah, namun dia tak tahu ini rumah milik siapa. Lalu dia tiba-tiba teringat suara teriakan Sandra yang terdengar menyeramkan dan membuat bulu kuduknya meremang.
"ARGHHHH, SAK-ITHHH!!!"
Lagi lagi Haechan mendengar suara rintihan menyeramkan itu untuk kedua kalinya. Kali ini Haechan langsung beranjak dari posisi setengah duduknya, dia mengucek kedua matanya dan melihat ke sekeliling ruangan.
"Mungkin aja ini rumah cewek itu? Tapi kenapa gue bisa ada disini? Siapa yang bawa gue kesini?" Haechan masih berbelit Belit dengan segala pikirannya.
Dia mengitari setiap ruangan yang ada disana, dengan kaki gemetar dan mata waspada dia mencoba mencari keberadaan perempuan misterius itu.
"Akhh-aw!!"
Mata Haechan terpaku pada satu ruangan yang tertutup rapat, dia terus menatap pintu tersebut.
"Suaranya dari sini kah?"
Haechan berjalan dengan perlahan, lututnya gemetar tak karuan. Tak siap dengan apa yang dilihat olehnya untuk beberapa detik ke depan.
Haechan pelan pelan memegang kenop pintu dan membukanya.
Ceklek...
Crietttt
Haechan melotot saat melihat apa yang terjadi di balik pintu kamar itu.
"Hah apa? Perempuan itu-"
Haechan berhasil di buat menganga. Betapa kagetnya dia melihat Sandra yang sedang susah payah menopang dirinya sendiri untuk tetap berdiri sambil berpegangan pada nakas yang berada di samping ranjangnya.
Perempuan itu merintih kesakitan, ada darah yang menjalar di kakinya. Darah itu berasal dari rahim perempuan itu. Ada banyak kemasan obat yang berserakan di lantai.
"Akhh-"
Sandra merintih, dia terduduk karena tak bisa menopang dirinya lagi untuk tetap terus berdiri. Di balik wajah cantiknya yang sedang mati matian menahan rasa sakit Haechan sempat melihat Sandra tersenyum samar sembari mengambil darah yang bercucuran ke lantai. Ah, bukan Haechan salah bukan darah yang diambil melainkan sebuah serpihan daging kecil yang diambil oleh perempuan itu.
"Maaf nak,"
Haechan tercengang, jadi kemasan obat yang berserakan di lantai itu obat penggugur kandungan?
Haechan hanya bisa mematung di ambang pintu melihat semua yang terjadi. Sandra pun tidak menggubris kehadiran Haechan yang sedang melihat ke arahnya.
Tak lama setelah itu Sandra terbangkit dari duduknya yang sedari tadi lesehan di lantai. Dia mencoba berdiri dengan berpegangan pada kursi, karena dia sudah tidak kuat untuk berdiri lagi.
Perempuan itu lalu naik ke atas kursi, Haechan baru menyadari jika di atas langit langit kamar juga terdapat tali yang menggantung.
Iya, tali untuk gantung diri.
Haechan yang melihat itu langsung berlari menghampirinya, tak mau jika nanti Sandra akan membunuh dirinya sendiri setelah membunuh anaknya.
"SANDRA LO GILA? LO GAK BOLEH BUNUH DIRI!"
Haechan mencoba menarik tangan Sandra, namun naas tangan Haechan tidak bisa menyentuh tangan perempuan itu.
"Hah kenapa gue gak bisa pegang dia? Gue jadi roh?"
"SANDRA LO DENGER GUE? TURUN LO GAK BOLEH BUNUH DIRI LO SENDIRI!"
Nihil, Sandra tak menggubris teriakan Haechan. Perempuan itu terus menjalankan aksi bunuh dirinya untuk gantung diri.
Sampai pada akhirnya Sandra pun tercekik oleh tali gantung yang dibuatnya sendiri. Haechan berteriak histeris apalagi saat melihat wajah Sandra yang terlihat mengerikan. Matanya melotot, lidahnya menjulur keluar.
Iya benar dia sudah mati.
Track.....
Lampu kamar tiba tiba padam, Hal itu membuat Haechan berteriak keras meminta tolong. Namun tak ada satu orang pun yang menolongnya, karena dia sendirian disini.
Ada secercah cahaya remang yang menerangi ruangan gelap itu, di keremangan itu Haechan melihat sosok yang berjalan ke arahnya dengan pincang seperti menahan rasa sakit. Tak lupa tali yang melingkar di lehernya.
"Tolong saya, raga saya di curi-"
"Dan adikmu dalam bahaya,"
|Death Spells|
KAMU SEDANG MEMBACA
Death Spells | Park Jisung
Fanfiction"This soul will remain eternal, until the revenge is truly avenged."