Day 13

150 20 2
                                    

Tit....titt...

Hanya suara kardiografi yang Chenle dengar, Sudah hampir satu bulan Renjun belum siuman dari komanya.

Saat Jeno dan Haechan hendak memiliki niatan untuk menyusul Ayah dan Mamanya yang membuat keributan di kantor polisi, Chenle hanya di tugaskan untuk menjaga Renjun di rumah sakit.

Karena merek selalu bergiliran untuk menjaga Jaemin dan Renjun, dan hari ini giliran Chenle yang menjaga Renjun dirumah sakit dan Yoona yang menjaga Jaemin di rumah.

Kalian menanyakan Mark? Chenle dan yang lain pun tak tahu Mark pergi kemana. Dia susah untuk dihubungi, handphone nya tidak aktif dari semenjak pagi pergi keluar dari rumah. Tapi mereka yakin jika Mark tidak akan berbuat aneh-aneh lagi, mungkin memang Mark sedang ada keperluan.

Chenle yang menjaga Renjun sambil membaca buku, pandangan yang sedari tadi menatap buku bacaan kini melirik sekilas ke arah Renjun yang masih tertidur pulas.

Chenle menatap sedih, dia mengusap tangan Renjun yang penuh dengan selang.

"Kapan Lo bangun bang?"

Hening tak ada jawaban, beberapa detik kemudian Chenle terisak. Mengingat keluarganya yang kini hancur berantakan. Kakak kakaknya yang frustasi, Jisung yang menghilang semuanya membuat Chenle merasa memberatkan pikiran.

"Gue sama yang lain kangen lu sama bang Jaemin, kapan kalian sadar dan balik lagi?"

"Gue sedih banget, Jisung juga sampe sekarang belum ditemuin. Mama Papa kerjaannya ribut Mulu, ditambah ngeliat Lo sama bang Jaemin belum siuman gue jadi makin sedih."

"Bang, Lo denger gue kan?"

Lagi lagi hening, Chenle melihat ke arah jam yang berada di dinding kamar rumah sakit. Sekarang menunjukan pukul setengah dua belas malam.

"Gue harap kalian semua selamat, Lo, Bang Jaemin, Jisung gue pengen kalian semua balik lagi ke rumah. Berantem, ribut, bercanda sama kita-kita lagi bang." Chenle terus bercerita seakan akan Renjun mendengar ucapannya.

"Gue denger-denger dari bang Haechan sama bang Jeno katanya Mama Papa mau rujuk balikan, bukannya itu yang kalian semua kangenin? Balik lagi ke masa dulu dimana keluarga kita utuh lagi? Mama Papa balik lagi, kenapa pas mereka balikan lagi kalian malah pada pergi?"

Chenle meneteskan air mata.

"Bangun bang gue kangen kalian, gue kangen kalian bertiga. Kalian semua harus balik ke rumah, impian kita bertujuh udah teruwujud mama sama papa udah balikan." Jelas Chenle dengan parau.

Chenle mendekatkan mulutnya ke telinga Renjun, lalu berbisik.

"Kasih tau Bang Jaemin ya Bang, suruh dia balik bareng lu juga. Doain kita kita biar kita bisa temuin Jisung secepatnya biar keluarga kita utuh lagi."

Sehabis Chenle membisikan itu keadaan masih tetap hening. Chenle hanya bisa menghembuskan nafasnya yang terasa sangat berat.

Criettt..

"Le Lo udah makan belum? Gue bawa makanan nih." Jelas Haechan yang baru saja datang dan masuk ke ruang rawat.

Chenle menoleh, lalu menggeleng.

"Tuh kan elu mah kebiasaan gak mau makan terus, tadi dibilang mau dipesenin makanan malah gak mau."

"Ya abisnya gue gak mood buat makan bang," Jelas Chenle malas.

"Mau gimana gimana juga lu tetep harus makan, nanti kalau gak makan terus lu sakit nanti makin ribet. Udah mending lu ke air dulu sono liat muka Lo udah ngantuk banget, makan dulu baru Lo tidur cuci tangan lu dulu sana."

"Lu aja lah Bang yang makan, gue males gue langsung tidur aja." Chenle pindah duduk ke sofa panjang sedangkan Haechan duduk di tempat Chenle sebelumnya.

"Bandel lu sekarang?"

"CK yaudah gue cuci tangan dulu yaelah!" Chenle berdecak sebal sambil keluar, sebal karena Haechan terus memaksanya untuk makan padahal dia merasa tidak lapar sama sekali meskipun dia tidak makan.

Chenle berjalan menelusuri lorong rumah sakit yang sangat sepi. Wajar saja jika rumah sakit sudah sangat sepi, ini hampir tengah malam dan kebanyakan pasien juga sudah tidur dan tidak ada yang menjenguk lagi.

Chenle berjalan dengan lunglai menuju toilet laki-laki. Dia membasuh mukanya yang terlihat sangat sembab, lalu menatap bayangan dirinya di cermin. Namun begitu kagetnya dia saat melihat sosok bayangan seseorang di belakangnya.

"Jisung?"

Spontan Chenle menoleh ke belakang dimana Jisung terlihat berada di arah pojok sana saat Chenle menatap cermin tadi.

"Tadi beneran kayak Jisung, kenapa dia pucet banget?" Tanya Chenle sambil mengucek kedua matanya berharap dia tadi tidak salah lihat dan bukan cuma khayalan belaka.

"Apa jangan jangan Jisung udah—"

"Gak mungkin, gue harus kasih tau Bang Haechan!"

|Death Spells|

Death Spells | Park JisungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang