~Bab 7~

227 24 4
                                    

{Kedai udon yang sepi, belum tentu tidak enak}



"Daripada bermain-main tidak jelas, lebih baik kita mulai mengerjakan misi"kata Muichiro dingin.

  Cih, Tokito mah baiknya sama tanjiro doang.

  (Y/n) mendengus pelan, lalu mulai berjalan mengikuti muichiro.

  "Kita mau kemana?"tanya (y/n).

  "Ntahlah"jawab Muichiro tanpa berbalik.

  "Oookee...kalau begitu aku akan mengelilingi desa ini"kata (y/n) memasang langkah seribu agar cepat-cepat pergi dari Muichiro.

  "Tidak perlu"kata Muichiro cepat, membuat (y/n) yang sudah ingin kabur terpaksa menyimpan kembali tenaganya.

  "Yaaahhh...kenapa?"

  "Lebih baik kita selalu bersama-sama, misi ini mengharuskan kita bekerja sama, kita tak tau apa yang akan menimpa kita, jadi lebih baik kita terus bersama"

  I-iya juga, tidak kusangka dia pintar juga.

  "Laluuuu...bagaimana kalau kita makan terlebih dahulu?"tanya (y/n) canggung.

  "Yeah...baiklah, aku juga belum makan"

  Yes! Dalam hati (y/n) bersorak.

  "Mau makan apa nih?"tanya (y/n) sambil melihat-lihat, "Hah, bagaimana kalau kita ke kedai udon disana!"kata (y/n) sambil menunjuk sebuah kedai udon.

  "Tapi aku-"baru saja Muichiro hendak protes, tapi tangannya lebih dulu ditarik (y/n), terpaksa dia mengikuti saja.

  Kedai udon yang sepi, mungkin itu yang membuat (y/n) tertarik mendatanginya, tapi ada seorang yang memprotes.

  "Kenapa ke kedai ini?"kata Muichiro.

  "Memangnya ada apa? Udon di kedai ini tidak enak?"

  "Ntahlah, aku tidak pernah mencobanya"

  "Enggak pernah nyoba tapi ngelarang kesini"kata (y/n) sambil memasang bombastic side eye.

  "Bukan begitu...hanya saja, bukankah kedai ini terlihat sepi? Biasanya kedai jarang didatangi orang-orang karna tidak enak"

  "Yaudah sih wir"(y/n) tak memedulikan ucapan Muichiro dan tetap menuju kedai itu, karna tangannya dipegang (y/n) dengan kuat, Muichiro terpaksa mengikuti.

  Cring cring

Suara lonceng menyambut kedatangan mereka.

  "Irasshaimase!"

  "Pesan dua mangkuk udonnya paman"kata (y/n) mengambil tempat duduk, Muichiro duduk disebelahnya.

  "Siap!"

  Paman penjual udon itu dengan gesit menyiapkan pesanan.

  "Kalau boleh saya tau, kenapa kedai milik paman sepi?"tanya (y/n) tiba-tiba saja.

  Paman itu terdiam.

  "Eum...kalau tidak dijawab gapapa kok"kata (y/n) panik melihat paman itu sedih.

  "Ah...tidak apa, soal itu..."paman itu memandang lurus kejendela, terlihat bernostalgia.

  "Sebenarnya ini kedai peninggalan kakek saya, saya masih ingat saat pertama kali diajak kesini. Kedai ini ramai, sampai-sampai banyak yang rela mengantri, tapi sepertinya masa-masa jaya kedai ini sudah mulai pudar seiring sepeninggalannya pemilik pertama kedai ini"

  Paman itu menyajikan semangkuk udon yang sudah jadi pada Muichiro terlebih dahulu.

  "Setelah kakek meninggal, saya mewarisi resep dan juga kedainya, dulu saya pernah dimarahi oleh orang tua, katanya bekerja di kedai udon tak akan memenuhi kebutuhan hidup keluarga, saya marah saat itu, mengingat betapa gigihnya kakek saya dalam mempertahankan kedai ini"

  Semangkuk udon lagi ditaruh didepan (y/n).

  "Tapi sepertinya saya memang harus mendengar perkataan orang tua, buktinya saya memang tak bisa memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Kalian lihat kedai ini sepi, sepertinya saya tak bisa mempertahankan resep kakek saya dengan baik, saya pikir kedai ini memang harus tutup"

  (Y/n) mulai mencoba sesuap udon.

  "Hmm...ini enak!"katanya berbinar, "bagaimana menurutmu Muichiro?"

  "Enak..."gumam Muichiro.

  "Kalau yang ini saja sudah seenak itu apalagi yang masak pemilik sebelumnya"kata (y/n) bermonolog.

  "Kalau seenak ini sayang kalo tutup"kata (y/n).

  "Yaaahh...mau bagaimana lagi. Udon di kedai ini mungkin enak, tapi tetap kalah saing dibanding kedai-kedai baru diluar sana, dengan peralatan baru...","kedai ini sudah sangat tua, sudah sepantasnya dia beristirahat dengan tenang. Kalian adalah pelanggan terakhirku yang luar biasa"
                  
  "Bah, gak nyangka aku orangnya tadi tukang galau"kata (y/n) saat mereka berdua sudah pergi dari sana.

  "Biasalah, anak jaman sekarang..."kata Muichiro.

Kimetsu No Yaiba.(Muichiroxreaders).IF I WERE IN YOUR LIFE .Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang